Posted on Leave a comment

6 Teori Asam – Basa Tak Biasa yang Perlu Kamu Ketahui

Teori Asam – Basa Tak Biasa
ASAMBASA

(Sumber : jatikom.com)

Apakah sahabat Bisakimia sudah mengetahui tentang teori asam-basa? Umumnya teori yang disuguhkan tidak lebih dari definisi Arrhenius, Bronsted –Lowry, dan Lewis. Kali ini ada 6 Teori Asam – Basa Tak Biasa yang perlu kamu ketahui selain 3 teori tersebut.

Konsep dasar asam dan basa secara umum, yaitu Asam merupakan zat yang memiliki rasa masam dan bersifat merusak (korosif). Sedangkan Basa merupakan zat yang memiliki rasa pahit, melarutkan lemak, dan bersifat licin (kaustik). Berikut ini pengetahuan tambahan definisi asam basa. Continue reading 6 Teori Asam – Basa Tak Biasa yang Perlu Kamu Ketahui

Posted on Leave a comment

MENJAGA BUMI DENGAN HEMAT LISTRIK

MENJAGA BUMI DENGAN HEMAT LISTRIK

“Kalau selesai ngecas handphone, dicabut ya chargernya!”,
“Udah siang masih aja nyalain lampu, matikan dong!”,
“Kalau nggak nonton, mending dimatikan televisinya!”,

Banyak banget himbauan buat menghemat energi loh, terutama energi listrik. Mengapa, sih? Apakah benar menjaga bumi dengan hemat listrik ?

Yuk kita bahas!!

Seiring perkembangan zaman, listrik semakin menjadi konsumsi mendasar bagi masyarakat. Berbagai macam alat elektronik yang kita gunakan setiap harinya, seperti televisi, handphone, komputer/laptop, kulkas, lampu, bahkan air conditioner/AC membutuhkan listrik sebagai sumber energi.

APA ITU LISTRIK?

Istilah listrik (bahasa Inggris: electricity) berasal dari kata elektron yang dalam bahasa Yunani berarti batu ambar. Listrik dapat didefinisikan sebagai elektron yang mengalir pada sebuah penghantar (konduktor) dalam suatu rangkaian.

Listrik = aliran atau pergerakan elektron

(Baca juga Mengubah Polusi Menjadi Energi Listrik ) Continue reading MENJAGA BUMI DENGAN HEMAT LISTRIK

Posted on Leave a comment

PENGENALAN KOLOID: Percobaan, Pengertian dan Jenis Koloid

https://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Graham_(chemist)

Hai semua. Seperti yang telah kita ketahui, campuran terbagi menjadi dua, yaitu campuran homogen (larutan sejati), dan campuran heterogen (suspensi). Lantas, tahukah kalian dengan bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi a.k.a koloid?

Nah, mumpung masih #dirumahaja, marilah kita memahami PENGENALAN KOLOID ini dengan suatu percobaan berikut. Continue reading PENGENALAN KOLOID: Percobaan, Pengertian dan Jenis Koloid

Posted on Leave a comment

KIMIA DAN LINGKUNGAN: Rekam Jejak CFC dan Ozon

kimia dan lingkungan

Hai semua. Salah satu masalah pencemaran kimia dan lingkungan yang sangat menonjol adalah adanya penipisan lapisan ozon.

Penipisan ozon pertama kali ditemukan di stratosfer sekitar sepuluh kilometer di atas Antartika oleh ilmuwan dari British Antarctic Survey (Inggris), Joseph Charles Farman.

KIMIA DAN LINGKUNGAN

J.C. Farman atau Joe Farman mempublikasikan penemuan lubang ozon bersama dua rekannya, Brian Gardiner dan Jon Shanklin dalam jurnal Nature pada 16 Mei 1985.

Fakta menakjubkannya, pada 25 Maret 2020, sebuah makalah ilmiah karya salah seorang peneliti dari University of Colorado, Antara Banerjee, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa lubang ozon di atas Antartika mengalami pemulihan (mulai menutup). Continue reading KIMIA DAN LINGKUNGAN: Rekam Jejak CFC dan Ozon

Posted on Leave a comment

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT + CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

larutan elektrolit dan nonelektrolit

Hai semua. Tahukah kalian jika sebagian larutan dapat menghantarkan arus listrik? Apa yang menyebabkan larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik? Itulah larutan elektrolit dan nonelektrolit

Yuk kita bahas!

Hantaran listrik melalui larutan pertama kali dijelaskan oleh ilmuwan asal Swedia, Svante August Arrhenius (1859-1927).

Ia mengemukakan bahwa senyawa dalam larutan dapat terurai menjadi partikel-partikel atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion.

Lantas apa yang dimaksud larutan?

Larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang bersifat homogen. Artinya, semua bagian dari larutan memiliki komposisi yang sama sehingga tidak terbentuk lapisan dan tidak dapat disaring. Larutan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya larutan gula, alkohol, dan sirup.

Dalam suatu larutan dikenal istilah solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut). Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit, sedangkan zat pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak. Misalnya, kalian membuat larutan gula dengan komposisi satu sendok gula dan segelas air. Maka, yang dimaksud zat pelarut adalah gula, sedangkan pelarut adalah air. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

larutan elektrolit dan nonelektrolit

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.

1. Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit mengandung ion-ion yang bergerak bebas sehingga mampu menghantarkan arus listrik melalui larutan.
Misalkan, pada larutan garam NaCl akan terjadi ionisasi (proses pembentukan ion) yaitu molekul NaCl tersebut terurai menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Berikut persamaan reaksinya.
NaCl → Na+ + Cl

(Baca juga Jenis Reaksi Kimia dalam Larutan Elektrolit)

2. Larutan Nonelektrolit

Berbanding terbalik dengan larutan elektrolit, larutan nonelektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan nonelektrolit tidak dapat mengalami ionisasi, sehingga tidak menghantarkan arus listrik.

Yang termasuk larutan nonelektrolit diantaranya larutan gula (C₆H₁₂O₆), larutan sukrosa (C₁₂H₂₂O₁₁), larutan urea(CO(NH₂)₂), dan alkohol (C₂H₅OH), kloroform (CHCl₃), karbon tetraklorida (CCl₄), Dikloro metana (CH₂Cl₂), dan Gliserol (C₃H₈O₃).

Jadi, misalnya kita melarutkan gula dalam air, maka gula tidak dapat terurai menjadi ion dalam air, melainkan tetap berupa molekul. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
C₁₂H₂₂O₁₁ → C₁₂H₂₂O₁₁

Selanjutnya, untuk menguji apakah suatu larutan bersifat elektrolit atau nonelektrolit, dapat dilakukan percobaan dengan menggunakan electrolyte tester. Alat uji ini akan memberikan hasil sebagai berikut.

larutan elektrolit dan nonelektrolit

(A) Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu pijar dan juga tidak menghasilkan gelembung gas.
(B) Larutan yang dapat menyalakan lampu pijar dan menghasilkan gelembung gas.
(C) Larutan yang menyalakan lampu pijar (namun redup), dan sedikit menghasilkan gelembung gas.

Nah, menurut hasil percobaan ditarik kesimpulan bahwa sampel (A) merupakan larutan nonelektrolit. Sedangkan sampel (B) dan (C) merupakan larutan elektrolit.

Tapi, mengapa hasil percobaan yang ditunjukkan sampel (B) dan (C) berbeda jika keduanya sama-sama larutan elektrolit?

Jadi, berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Perbedaan ciri keduanya diuraikan dalam tabel berikut.

α merupakan lambang dari derajat ionisasi/disosiasi. Derajat disosiasi berfungsi untuk mengetahui kekuatan larutan elektrolit. Secara matematis derajat disosiasi (α) dirumuskan sebagai berikut.

α = (jumlah ion terurai)/(mol mula-mula)

Nilai α dapat berubah-ubah antara 0-1, dengan ketentuan sebagai berikut.
α = 1, larutan terdisosiasi sempurna dan bersifat elektrolit kuat.

0 < α > 1, larutan terdisosiasi sebagian dan bersifat elektrolit lemah.

α = 0, larutan tidak terdisosiasi dan bersifat nonelektrolit.

(baca juga Manfaat Elektrolit untuk Tubuh)

Contoh Soal

Agar lebih memahami, berikut contoh soal terkait materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

1. Perhatikan hasil percobaan berikut.

Dari data tersebut, larutan yang mengandung zat terlarut berupa molekul-molekul adalah …

A. Larutan X dan larutan Y

B. Larutan Y saja

C. Larutan X saja

D. Larutan Z saja

E. Larutan X dan larutan Z

Jawaban: B

Pembahasan:

Larutan yang mengandung zat terlarut berupa molekul merupakan larutan yang tidak terionisasi. Di mana larutan yang tidak terionisasi adalah larutan nonelektrolit. Ciri-ciri larutan nonelektrolit diantaranya lampu tidak menyala, dan tidak terdapat gelembung gas. Berdasarkan tabel soal, yang sesuai dengan ciri-ciri larutan nonelektrolit adalah larutan Y saja.

2. Perhatikan beberapa larutan berikut!

1) Ba(NO₃)₂ 0,2 M
2) SrCl₂ 0,1 M
3) C₁₂H₂₂O₁₁ 0,5 M
4) CH₃COONa 0,1 M

Berdasarkan data tersebut, urutan larutan dengan kekuatan daya hantar listrik dari yang paling lemah adalah …

A. 1)-4)-3)-2)

B. 2)-4)-1)-3)

C. 2)-1)-4)-3)

D. 3)-4)-1)-2)

E. 3)-4)-2)-1)

Jawaban: E

Pembahasan:

Urutan kekuatan daya hantar listrik dari yang paling lemah, yaitu:

larutan nonelektrolit < larutan elektrolit lemah < larutan elektrolit kuat

Selanjutnya, daya hantar listrik suatu larutan dipengaruhi oleh konsentrasi, jumlah ion, dan jenis zat terlarut. Berikut jumlah ion untuk tiap-tiap larutan tersebut.

1) Ba(NO₃)₂ 0,2 M

Ba(NO₃)₂ Ba2+ + 2NO₃-, n= 3

(n = jumlah ion, diperoleh dari jumlah koefisien produk)

Konsentrasi×jumlah ion = 0,2 × 3 = 0,6 M

2) SrCl₂ 0,1 M

SrCl₂ Sr2+ + 2Cl-, n= 3

Konsentrasi×jumlah ion = 0,1 × 3= 0,3 M

3) C₁₂H₂₂O₁₁ adalah sukrosa yang tergolong larutan nonelektrolit.

4) CH₃COONa 0,1 M

CH₃COONa CH₃COO- + Na+, n= 2

Konsentrasi×jumlah ion = 0,1 × 2= 0,2 M

Jadi, urutan kekuatan daya hantar listrik dari yang paling lemah yaitu: 3)-4)-2)-1).

Nah, gimana? Mudah bukan? Pada dasarnya, larutan dapat menghantarkan arus listrik apabila terdapat ion-ion dari senyawa penyusun yang bergerak.

Sekian ya pembahasan mengenai LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT+CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua, terimakasih.

Posted on Leave a comment

ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon

ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon

Hai semua. Coba deh lihat sekeliling kalian, ada karbon dimana-mana!

Di kertas setiap buku, tinta di halaman-halamannya, dan lem yang mengikatnya. Dalam setiap gigitan makanan yang kita makan, bahan bakar dari gas alam ke bensin juga lilin. Di ujung pensil kita juga ada loh.

Tak hanya itu, karbon juga ada dalam tubuh kita, mulai dari kulit, rambut, darah, tulang, dan otot. Saat bernafas pun kita menghembuskan karbon.

Pada dasarnya, karbon merupakan salah satu atom yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Mau tahu lebih lanjut tentang ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon ? Continue reading ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon

Posted on Leave a comment

SEJARAH PENEMUAN EMPAT PARTIKEL FUNDAMENTAL PENYUSUN ATOM

SEJARAH PENEMUAN EMPAT PARTIKEL FUNDAMENTAL

John Dalton (1808) mengemukakan teorinya yang berbunyi, “Atom merupakan partikel terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi”.

Pada perkembangan selanjutnya, ditemukan beberapa partikel subatomik penyusun atom yang berhasil mematahkan teori ini. Atom bukanlah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, melainkan masih tersusun atas partikel-partikel subatomik yaitu proton dan neutron di inti atom, serta elektron yang mengelilingi inti atom.

Atom

Nah, sejarah penemuan empat partikel fundamental penyusun atom di atas ditemukan dari serangkaian percobaan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Yuk kita bahas! Continue reading SEJARAH PENEMUAN EMPAT PARTIKEL FUNDAMENTAL PENYUSUN ATOM

Posted on Leave a comment

Memahami Bilangan Reynold dalam Mekanika Fluida

​Tahukah kalian apa itu fluida? 

Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk secara continue (terus-menerus) bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.

Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).

Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.

Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.

Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. 

Fluida di bagi menjadi2 bagian di antaranya adalah

  • Fluidan statis (fluida yang diam)
  • Fluida dinamis (fluida yang bergerak)

Apa saja contoh fluida?Berikut ini adalah contoh-contoh fluida diantaranya adalah : minyak pelumas, susu, air, udara, dan gas.

Semua zat-zat diatas atau zat cair itu dapat dikategorikan ke dalam fluida karena sifat-sifatnya fluida yang bisa mengalir dari  tempat yang satu ketempat yang lain.

Jenis aliran fluida terbagi dalam 2 bagian. Apa saja itu?

Ada aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja. Kecenderungan ke arah ketidakstabilan dan turbulensi diredam habis oleh gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan.

Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-pusaran kecil yang cepat yang mengubah energi mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau dapat berskala besar seperti pusaran-pusaran besar yang berada di sungai atau hempasan udara. Pusaran-pusaran besar membangkitkan pusaran-pusaran yang kecil yang pada gilirannya menciptakan turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen berskala kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi dengan frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. Aliran akan mengalami proses transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen sebelum aliran tersebut turbulen. Pada aliran internal, aliran transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang disebut dengan bilangan Reynolds (Re).

Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Re = (ρ v D)/μ

V = Kecepatan aliran (m/dt)

D = Diameter pipa (m)

ρ = massa jenis (kg/m3)

μ = viskositas dinamik (N.s/m3)

Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suatu aliran dalam pipa dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut laminer atau turbulen. Biasanya angka Re<2000 merupakan batas aliran laminer dan angka lebih besar dari Re >4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd diantara keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi. Karakteristik lain yang mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah temperatur dan tekanan fluida tersebut, khususnya bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal ini disebabkan karena massa jenis (ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang disebutkan diatas. Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu:

a.Kecepatan fluida (v) didefinisikan besarnya kecepatan aliran yang mengalir persatuan luas:

v = QA [m/detik]

b.Kecepatan (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya volume   fluida dalam pipa:

Q = A x v [m3/detik].