
Sahabat Bisakimia, berkaitan tentang kimia terdapat pengelompokan kimia organik dan anorganik. Kimia organik merupakan cabang kimia yang membahas tentang struktur, sifat, reaksi dan penggunaan senyawa karbon. Sedangkan kimia anorganik merupakan cabang kimia yang membahas mengenai senyawa kecuali karbon. Reaksi kimia atau perubahan kimia didefinisikan sebagai perubahan zat menjadi zat yang baru. Suatu perubahan kimia dari zat asal/pereaksi atau reaktan menjadi zat baru/hasil reaksi/produk yang dinyatakan dengan lambang kimia, wujud zat, koefisien, dan tanda panah sebagai batas antara reaktan dengan produk disebut dengan persamaan reaksi kimia.
Persamaan reaksi kimia sangat penting dipelajari sebagai aspek kimia deskriptif, yang menyangkut perihal zat mana saja yang dapat bereaksi satu dengan yang lainnya, tipe reaksi mana yang mungkin terjadi pada reaktan-reaktan tertentu, dan produk seperti apa yang mungkin dihasilkan, dan sebagainya. Persamaan reaksi dapat dipelajari secara sistematis berdasarkan pendekatan kualitatif, sehingga klasifikasinya dapat ditentukan dan hasilnya dapat diramalkan. Klasifikasi yang paling umum dan sederhana untuk konsep dasar reaksi-reaksi senyawa anorganik diantaranya :
-
Reaksi Penggabungan (Kombinasi)
Reaksi penggabungan adalah reaksi bergabungnya dua atau lebih reaktan menjadi satu produk baru. Contohnya : 2 H2 (s) + O2 (g) à 2H2O (l) dan pembentukan garam NaCl.
-
Reaksi Penguraian (Dekomposisi)
Yakni reaksi terurainya suatu reaktan senyawa menjadi dua atau lebih produk yang lebih sederhana. Contohnya : Penguraian air (H2O).
-
Reaksi Pendesakan (Substitusi)
Yaitu reaksi penggantian suatu spesies dari senyawanya. Reaksi ini terjadi jika spesies yang diikat memiliki ikatan lemah atau daya tarik reduksi yang lebih kecil atau memiliki kereaktifan yang lebih kecil daripada yang mendesak. Reaksi ini mengikuti aturan Deret Volta yang disusun berdasarkan berkurangnya daya reduksi logam.
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Makin kekiri letak suatu logam dalam deret volta sifat reduktornya semakin kuat. Oleh karena itu, anggota Deret Volta yang lebih kiri dapat mendesak anggota Deret Volta yang lebih kanan melalui reaksi redoks.
-
Reaksi Pertukaran Pasangan (Metatesis)
Reaksi ini terjadi apabila produk yang yang dihasilkan merupakan hasil pertukaran pasangan reaksi dari reaktan yang direaksikan. Syarat terjadinya reaksi metatesis adalah salah satu zat yang terbentuk harus :
- Mengendap (berupa padatan yang tidak larut)
- Berupa gas
- Senyawa yang terbentuk terurainya menjadi gas, seperti asam karbonat terurai menjadi air dan gas karbon dioksida.
5. Reaksi Penetralan
Reaksi penetralan merupakan reaksi pembentukan garam dari asam dan basa. Hasil reaksi yang dihasilkan biasanya berupa garam dan air.
-
Reaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi reduksi-oksidasi terjadi akibat adanya transfer elektron yang mengakibatkan perubahan tingkat atau bilangan oksidasi dari unsur yang bereaksi. Bilangan oksidasi (biloks) dapat ditentukan menurut aturan berikut :
- Biloks untuk setiap atom unsur adalah nol
- Biloks ion monoatomik adalah muatan ion yang bersangkutan
- Jumlah aljabar biloks suatu spesies poliatomik netral adalah nol, dan suatu spesies ion poliatomik adalah muatan ion yang bersangkutan.
- Dalam suatu senyawa, unsur yang lebih elektronegatif mempunyai biloks negative dan unsur yang lebih elektropositif mempunyai biloks positif.
- Untuk suatu senyawa yang dalam molekulnya tersusun lebih dari satu atom yang sama, dikenal dengan adanya biloks rata-rata maupun biloks individual bagi masing-masing atom berdasarkan ikatannya.
Jadi itu beberapa reaksi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi untuk senyawa anorganik.
Referensi :
Haris, Mukhtar. 2016. Kimia Anorganik 1. Universitas Mataram.