
Hai semua. Coba deh lihat sekeliling kalian, ada karbon dimana-mana!
Di kertas setiap buku, tinta di halaman-halamannya, dan lem yang mengikatnya. Dalam setiap gigitan makanan yang kita makan, bahan bakar dari gas alam ke bensin juga lilin. Di ujung pensil kita juga ada loh.
Tak hanya itu, karbon juga ada dalam tubuh kita, mulai dari kulit, rambut, darah, tulang, dan otot. Saat bernafas pun kita menghembuskan karbon.
Pada dasarnya, karbon merupakan salah satu atom yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Mau tahu lebih lanjut tentang ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon ?
Yuk kita bahas!!
Karbon adalah unsur nonlogam yang terletak pada golongan IV A periode 2 dengan nomor atom 6. Karbon disimbolkan dengan huruf C.
Karbon itu termasuk unsur yang khas loh, terutama dalam pembentukan senyawanya. Berikut beberapa kekhasan yang dimiliki atom karbon.
1. Mampu berikatan dengan 4 atom yang lain.
Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon, dapat diketahui bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Keberadaan elektron valensi ini berperan penting untuk membentuk ikatan kimia sehingga tercapai keadaan yang stabil.
Istimewanya, hanya atom karbonlah yang mampu membentuk ikatan kimia (tepatnya: ikatan kovalen) 4 buah untuk bisa mencapai keadaan oktet. Sebab jumlah elektron valensi yang dimilikinya sama dengan jumlah elektron yang dibutuhkan agar stabil.
Itulah sebabnya, atom C mampu berikatan dengan 4 atom yang lain, termasuk sesama karbon, membentuk ikatan: tunggal, rangkap dua, dan rangkap 3.
2. Mudah Membentuk Rantai Karbon
Dengan adanya 4 elektron valensi, atom karbon mampu membentuk ikatan kovalen dengan rantai karbon yang sangat panjang.
Rantai karbon ialah ikatan sesama atom karbon secara berantai dengan berbagai susunan baik dalam bentuk rantai lurus ataupun bercabang.
Nah sebagai perbandingan, yuk kita tinjau silikon (Si) yang juga memiliki empat elektron valensi. Silikon dengan nomor atom 14 terletak pada golongan VI A periode 3, memiliki elektron valensi yang cukup jauh dari inti jika dibandingkan dengan atom C.
Hal ini disebabkan karena jumlah lapisan kulit elektron Si lebih banyak daripada kulit elektron milik C (ingat: karbon memiliki dua kulit elektron). Akibatnya, Si hanya mampu membentuk rantai silikon yang pendek.
Jadi, hanya atom karbonlah yang mampu membentuk rantai yang panjang dengan komposisi yang berbeda-beda.
Dengan kekhasan yang dimilikinya, karbon mudah dijumpai di alam dalam bentuk senyawa.
Pada awalnya, senyawa yang mengandung karbon dikenal dengan istilah senyawa organik, yaitu senyawa yang hanya dapat dihasilkan oleh makhluk hidup atau terdapat dalam makhluk hidup.
Akan tetapi, pada tahun 1828, Friedrich Wohler, ahli kimia Jerman, berhasil mensintesis urea dengan memanaskan amonium sianat (senyawa anorganik) sebagaimana dalam reaksi berikut.
Wöhler mencatat bahwa ketika ia menguapkan larutan amonium sianat, dihasilkan “kristal tak berwarna yang bening dengan panjang lebih dari satu inci,” yang bukan amonium sianat tetapi ternyata adalah urea (senyawa organik yang sebelumnya diisolasi dari urin).
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa senyawa organik tidak selalu berasal dari makhluk hidup dan istilah senyawa organik lebih tepat disebut senyawa karbon.
Senyawa karbon tidak hanya termasuk kelompok senyawa organik melainkan juga senyawa anorganik. Contoh senyawa karbon anorganik adalah CO, CO2, ion karbonat (CO32-), dan ion karbida (C22-). Sementara itu, senyawa karbon organik terbagi lagi ke dalam kelompok senyawa hidrokarbon (seperti alkana, alkena, dan alkuna) serta senyawa turunan hidrokarbon, seperti alkohol, karbohidrat, protein, lemak, dan plastik.
Demikian pembahasan terkait ATOM KARBON: Senyawa Organik atau Senyawa Karbon. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian, terimakasih.