Posted on Leave a comment

Memahami Bilangan Reynold dalam Mekanika Fluida

​Tahukah kalian apa itu fluida? 

Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk secara continue (terus-menerus) bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.

Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).

Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.

Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.

Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. 

Fluida di bagi menjadi2 bagian di antaranya adalah

  • Fluidan statis (fluida yang diam)
  • Fluida dinamis (fluida yang bergerak)

Apa saja contoh fluida?Berikut ini adalah contoh-contoh fluida diantaranya adalah : minyak pelumas, susu, air, udara, dan gas.

Semua zat-zat diatas atau zat cair itu dapat dikategorikan ke dalam fluida karena sifat-sifatnya fluida yang bisa mengalir dari  tempat yang satu ketempat yang lain.

Jenis aliran fluida terbagi dalam 2 bagian. Apa saja itu?

Ada aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja. Kecenderungan ke arah ketidakstabilan dan turbulensi diredam habis oleh gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan.

Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-pusaran kecil yang cepat yang mengubah energi mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau dapat berskala besar seperti pusaran-pusaran besar yang berada di sungai atau hempasan udara. Pusaran-pusaran besar membangkitkan pusaran-pusaran yang kecil yang pada gilirannya menciptakan turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen berskala kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi dengan frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. Aliran akan mengalami proses transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen sebelum aliran tersebut turbulen. Pada aliran internal, aliran transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen.

Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang disebut dengan bilangan Reynolds (Re).

Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Re = (ρ v D)/μ

V = Kecepatan aliran (m/dt)

D = Diameter pipa (m)

ρ = massa jenis (kg/m3)

μ = viskositas dinamik (N.s/m3)

Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suatu aliran dalam pipa dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut laminer atau turbulen. Biasanya angka Re<2000 merupakan batas aliran laminer dan angka lebih besar dari Re >4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd diantara keduanya dinyatakan sebagai aliran transisi. Karakteristik lain yang mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah temperatur dan tekanan fluida tersebut, khususnya bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal ini disebabkan karena massa jenis (ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang disebutkan diatas. Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu:

a.Kecepatan fluida (v) didefinisikan besarnya kecepatan aliran yang mengalir persatuan luas:

v = QA [m/detik]

b.Kecepatan (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya volume   fluida dalam pipa:

Q = A x v [m3/detik].

Posted on Leave a comment

Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Hukum Hess

​Hukum Hess berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dilangsungkan menurut dua atau lebih cara ( lintasan).

Misalnya?

Reaksi antara karbon (grafit) dengan oksigen membentuk karbon dioksida. Jika kita mempunyai 1 mol karbon dan 1 mol oksigen, maka kedua zat ini dapat bereaksi. membentuk 1 mol karbon dioksida.

Coba lihat reaksinya.

‌Cara-1: Reaksi satu tahap

Satu mol karbon dan satu mol oksigen sehingga membentuk 1 mol karbon dioksida.

C(s) + O2(g) —-> CO2(g)

‌Cara-2: Reaksi dua tahap

Tahap 1: Satu mol karbon mula-mula direaksikan dengan 1/2 mol oksigen (setelah mol oksigen masih tersisa), sehingga membentuk 1 mol karbon monoksida.

C(s) + 1/2 O2(g) —-> CO(g)

Tahap 2: Gas karbon monoksida yang terbentuk pada tahap1 direaksikan dengan 1/2 mol oksigen yang tersisa, sehingga terbentuk 1 mol karbon dioksida.

CO(g) + 1/2 O2(g) —-> CO2(g)

Jika Tahap-1 dan Tahap-2 menurut cara yang kedua ini dijumlahkan, ternyata hasilnya sama dengan Cara-1 yaitu reaksi 1 mol karbon dengan 1 mol oksigen membentuk karbon dioksida.

Tahap-1: C(s) + 1/2 O2(g) —-> CO(g)

Tahap-2: CO(g) + 1/2 O2(g) —-> CO2(g)

______________________________________+

                  C(s) + O2(g) —-> CO2(g)

Pada tahun 1940, berdasarkan percobaan yang dilakukannya, Henry Hess menemukan bahwa kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi pada keadaan awal dan keadaan akhir. Artinya, jika keadaan awal dan keadaan akhir sama maka kalor reaksi adalah sama, meski berlangsung menurut lintasan yang berbeda.

Perhatikan entalpi pada kedua cara tadi.

Cara-1:

C(s) + O2(g) —-> CO2(g)      ∆H=-397kJ…(1)

Cara-2: 

Tahap-1:C(s) +1/2 O2(g) —-> CO(g) ∆H= – 111….(2)

Tahap-2: CO(g) + 1/2 O2(g) —-> CO2(g)  ∆H= -283 kJ…(3)

______________________________________+

            C(s) + O2(g) —-> CO2(g) ∆H= -394 kJ

Hess menyimpulkan penemuannya dalam suatu hukum yang kita kenal sebagai hukum Hess:” Kalor reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, tidak pada lintasan”. Dengan kata lain, kalor reaksi total sama dengan jumlah kalor tahap-tahap reaksinya. Hukum Hess juga disebut hukum penjumlahan kalor.

Sekarang coba kalian tentukan jumlah kalor reaksi berdasarkan hukum Hess.

diketahui:

(1) H2(g) + F2(g) —-> 2HF(g)   ∆H= -537 kJ

(2) C(s) + 2 F2——-> CF4(g)      ∆H= -680kJ

(3) 2C(s)+2 H2(g)—–> C2H4(g) ∆H= 52.3 kJ

 Tentukanlah entalpi reaksi:

(4) C2H4(g) + 6 F2—–> 2 CF4(g) + 4HF(g)  ∆H =?  

Posted on Leave a comment

Beberapa Golongan Obat

​Bila kalian berobat ke rumah sakit, dokter biasanya meresepkan beberapa jenis obat. Beberapa obat mempunyai fungsi khusus dalam tubuh. Obat dapat dibagi menjadi beberspa golongan. Apa saja itu?

1.Analgesik.

Analgesik merupakan obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, di dalamnya terkandung dalam prostaglandin dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan prostaglandin ada 2 yang pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A) yang dapat menimbulkan efek algesiogenic.

Bagaimana mekanismenya?

Analgesik akan menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.

  1. Antipiretik

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.

3.Anti Inflamasi

Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.  Radang  atau inflamasi adalah satu dari respon utama si,stem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi. Terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin,serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. 

Posted on Leave a comment

Tanaman Daun Dewa sebagai Anti Karsinogenik

​Apakah kalian pernah melihat daun dewa?

Daun dewa (Gynura divaricata) menurut Hyne merupakan tanaman obat yang berasal dari Burmadan Cina. Perkembangan lebih lanjut mencapai negara-negara di Asia seperti juga di lndonesia. Di pantai timur dikenal orang dengan setawar barah, di Jawa Tengah dinamakan sambung nyawa, orang Cina menyebutnya San qi cao. Mengingat orang – orang Cina akrab dengan daun dewa ini, makanya tanaman ini diberi nama Beluntas cina, namun ada juga yang menamakan Samsit. Orang Sumatra lebih mengenal tumbuhan ini dengan sebutan daun dewa.
Tanaman ini mempunyai keunikan tersendiri. Daunnya bewarna hijau. Warna daun bagian atas lebih tua dari pada bagian bawahnya.  Pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 – 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm. Tinggi batang ±  30 cm.
Apa saja kandungan tanaman daun dewa? Tanaman daun dewa mengandung berbagai unsur kimia, antara lain : saponin, minyak atsiri, flavonoid, koagulan dan senyawa kimia lainnya.Tanaman ini telah terkenal sebagai tanaman antikanker. Sebuah percobaan di luar negeri terhadap tikus yang baru lahir, memperkuat anggapan itu. Daun dewa memiliki efek menghambat pertumbuhan sel-sel penyakit mematikan itu. Ini berkat kandungan asparaginase, semacam enzim yang menghambat protein dengan cara menghidrolisis asparagin—asam amino yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel kanker atau tumor—menjadi asam aspartat dan amonia. Akibatnya sel-sel tak diundang itu terhambat pertumbuhannya dan mati. Kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin juga erat kaitannya dengan khasiat antikanker dan antioksidan. Hasil penelitian 3 ilmuwan dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, menunjukkan hasil menggembirakan. Drs Edy Meiyanto, Dr Sugiyanto, dan Drs B. Sudarto menggunakan metode new born mice untuk menguji penghambatan karsinogenitas. Ternyata, ekstrak etanol yang terkandung dalam Gynura procumbens mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit akibat pemberian benzo(a)piren— berfungsi sebagai karsinogen kimiawi—sebesar 23%.
Di Thailand, secara tradisional daun dewa digunakan sebagai obat antiinflamasi—antiradang, rematik, dan penyakit-penyakit yang disebabkan virus. Penelitian yang dilakukan Zhang XF dan Tan BK dari Fakultas Farmakologi National University of Singapore menunjukkan ekstrak anggota famili Compositae ini juga mampu menekan kadar kolesterol dan trigliserid dalam darah tikus yang terkena diabetes. Percobaan dilakukan dengan memberikan ekstrak sebanyak 50 mg/kg, 150 mg/kg, dan 300 mg/kg pada tikus secara oral selama 7 hari. Ternyata 150 mg/kg merupakan dosis optimum yang secara signifikan mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserid pada tikus. Baik daun maupun umbi dewa dapat digunakan sebagai obat. Daunnya berkhasiat mengobati memar, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, telat haid, serta gigitan hewan berbisa. Sementara umbinya digunakan untuk menghilangkan pembekuan darah, bengkak, patah tulang, dan pendarahan usai melahirkan.
Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara laboratoris ekstrak etanol daun dewa mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (tikus putih kecil). Ekstrak ini juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Pada beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat Indonesia Prof HM Hembing Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak khasiat. Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan haid, dan lain-lain. Sementara umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah.

Yuk, tambahkan tanaman daun dewa ini sebagai apotek hidup di rumahmu!

Posted on 1 Comment

Asal- usul Nama Unsur Baru dalam Tabel Periodik

​Kalian sudah up to date kan tentang nama unsur baru yang selama ini dalam tabel periodik lama tertera Uut, Uup, Uus, Uuo?

Kalau belum, bisa loncat dulu ke sini

Nah, nama- nama tersebut antara lain Nihonium (Nh), Moscovium (Mc), Tennessine (Ts), Oganesson (Og).

Agak hard spelling yah..:)

Tahukah kalian darimana penamaan unsur- tersebut?

Sesuai dengan aturan yang berlaku kriteria penamaan unsur didasarkan pada konsep dengan urutan tempat penemuan, nama penemu, sifat unsur, atau jenis mineralnya.

Nama dari semua unsur baru juga harus memiliki akhiran yang mengikuti golongannya. Unsur baru yang berada pada golongan 1-16 memiliki akhiran ‘-ium‘ seperti unsur ke-113, nihonium, , dan ke-115, moscovium, , akhiran ‘-ine‘ untuk unsur golongan 17 (halogen), yaitu unsur ke-117, tennessine, dan akhiran ‘-on‘ untuk unsur golongan 18 (gas mulia), yaitu unsur ke-118, oganesson. 

Nama ini diajukan untuk memberikan hubungan langsung antara unsur yang baru ditemukan tersebut dengan tempat dimana ia ditemukan. 

Unsur Nihonium (Nh) adalah nama yang diajukan untuk unsur ke-113 seperti yang bisa kita duga dari namanya ditemukan oleh group peneliti dari Jepang yakni RIKEN , Kosuke Morita dengan memborbardir Bismut dengan Zn-70. Jepang dalam bahasa aslinya adalah Nihon atau Nippon yang berasa dari dua huruf kanji nichi artinya matahari dan hon artinya asal, dimana jika diartikan artinya ‘tempat asal matahari’. Unsur ini adalah elemen pertama yang ditemuan oleh orang Asia.

Unsur ke-113 ini adalah unsur pertama yang ditemukan oleh negara di benua Asia. Ketika mempresentasikan ajuan ini, tim penemu berharap kebanggaan dan kepercayaan masyarakat akan sains akan menggantikan kepercayaan yang hilang pada para korban bencana reaktor nuklir Fukushima pada tahun 2011 silam.(sumber)

Dua unsur lainnya yaitu unsur dengan nomor atom 115 dan 117 ditemukan dari hasil kerjasama ilmuwan Rusia (Institute of Nuclear Research & Oak Ridge) dan Amerika (lawrence Livermore National Laboratories). Penamaan dua unsur ini berdasarkan pada wilayah geografis penemuannya. Moskovium (Mc) diambil dari nama ibukota Rusia yakno Moskow dimana Institute of Nuclear Research berada, sedangkan nama Tenessin (Ts) diambil dari salah satu wilayah di negeri Paman Sam yaitu Tennessee tempat dimana banyak riset mengenai superheavy element dilakukan.

Unsur terakhir yakni dengan nomor atom 118 diberi nama Oganesson (Og) sebagai penghargaan terhadap ahli fisika Rusia Yuri Oganessian, yang merupakan pemimpin group riset yang menemukan unsur ke-117.Banyak pencapaian yang telah dilakukannya, termasuk penemuan unsur superberat dan membuktikan island of stability pada pita kestabilan inti secara eksperimen.

Setelah unsur-unsur periode ke-7 lengkap ditemukan, kini laboratorium di dunia sudah mulai bekerja untuk menemukan unsur-unsur pada periode ke-8 dalam tabel periodik. Selain itu, para peneliti juga bekerja bersama untuk mengidentifikasi lebih lanjut unsur nomor atom112, Copernicium (Cn) (Cn) dan unsur superberat lainnya yang sebelumnya telah ditemukan.

Cek lagi yuk tabel periodiknya, sudah yang terbarukah?

Posted on Leave a comment

Bagaimana Proses Pengolahan Gula Rafinasi?(2)

​Tahapan pengolahan gula rafinasi yang selajutnya setelah proses afinasi yaitu penghilangan lapisan molasses yang melapisi kristal gula, maka dilanjutkan dengan beberapa proses lagi. Tahap selanjutnya adalah tahap klarifikasi (clarifier).

Pengoperasian unit ini bertujuan untuk membuang semaksimal mungkin pengotor non sugar yang ada dalam leburan (melt liquor). Ada dua pilihan teknologi yaitu fosflotasi dan karbonatasi, keduanya banyak dipakai, fosflotasi pada umumnya digunakan di pabrik rafinasi di negara Amerika Latin dan beberapa di Asia sedangkan selebihnya menggunakan teknologi karbonatasi, termasuk pabrik rafinasi di Indonesia. 

a. Teknologi Fosflatasi

Pada proses ini digunakan asam fosfat dan kalsium hidroksida yang akan membentuk gumpalan (primer) kalsium fosfat, reaksi ini berlangsung di reaktor. Penambahan flokulan (anion) sebelum tangki aerator dilakukan untuk membantu pembentukan gumpalan sekunder yang terbentuk dari gumpalan-gumpalan primer yang terikat oleh rantai molekul flokulan. Pembentukan gumpalan sekunder dapat menyerap berbagai pengotor : zat warna, zat anorganik, partikel yang melayang dan lain-lain. Untuk memisahkan gumpalan tersebut oleh karena dalam media liquor yang kental (brix: 65-70) maka gumpalan tidak diendapkan melainkan diambangkan. Proses pengambangan berlangsung dengan bantuan partikel udara yang dibangkitkan dalam aerator, proses pengambangan terjadi pada clarifier. Pada clarifier ini juga pemisahan gumpalan yang mengambang (scum) terjadi, yaitu dengan sekrap yang berputar pada permukaan clarifier dan menyingkirkan scum ke kanal yang dipasang pada sekeliling clarifier.

b. Teknologi Karbonatasi

Pada proses karbonatasi leburan dibubuhi kapur {Ca(OH)2} kemudian dialiri gas CO2 dalam bejana karbonatasi, sehingga terbentuk endapan kalsium karbonat yang akan menyerap pengotor termasuk zat warna. Sumber gas CO2 berasal dari gas cerobong ketel yang sudah dimurnikan melalui scrubber. Proses karbonatasi dilakukan dua tahap, pertama dilakukan pembubuhan kapur sebanyak 0,5% brix bersamaan dengan pengaliran CO2 ekivalen dengan jumlah kapur yang ditambahkan. Kedua pada karbonator akhir menyempurnakan reaksi dengan aliran CO2 sampai pH turun di sekitar 8,3. Selanjutnya liquor ditapis pada penapis bertekanan (leaf filter)menghasilkan filter liquor dan mud.

Proses karbonatasi adalah salah satu metode pemurnian yang dapat memisahkan kotoran berupa koloida yang terdapat pada leburan gula. Proses tersebut juga dapat menyerap atau menghilangkan warna yang mempunyai berat molekul yang tinggi yang berasal dari raw sugar. Dengan pencampuran susu kapur dan gas karbondioksida yang ditambahkan pada raw liquor sehingga terbentuk gumpalan yang mengikat sebagian bukan gula.Suhu turut berperan penting dalam proses karbonatasi. Hal ini dikarenakan suhu dapat menyebabkan terbentuknya warna dan mempengaruhi proses filtrasi pada carbonated liquor. Semakin tinggi suhu maka penghilangan warna akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena selama penghilangan warna tersebut, terjadi pula pembentukan warna.

Proses selajutnya di next artikel ya..:)

Posted on Leave a comment

Bahan Kimia yang Mudah Meledak.

​Bahan kimia apa yang mudah meledak? 

trinitrit toluene (TNT)? Ammonium Nitrat?

Ammonuum nitrat biasanya digunakan pertambangan sebagai peledak tanah. Pada sisitem tambang terbuka pembongkaran tanah penutup overburden dilakukan dengan menggunakan metode pemboran (drilling) dan peledakan (blasting). Peledakan pada kegiatan penambangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk pemberaian batuan yang secara fisik bersifat keras dan peledakan dilakukan agar proses pemberaian batuan penutup terjadi secara singkat dan waktu yang digunakan pun cukup cepat. Dalam suatu kegiatan peledakan (blasting), fragmentasi dan pelemparan batuan (flyrock) adalah merupakan dua akibat mendasar dari kegiatan peledakan yang harus diperhatikan. Salah satu penilaian terhadap keberhasilan suatu operasi peledakan pada areal tambang adalah tercapainya suatu tingkat fragmentasi batuan sesuai dengan yang direncanakan. Pada perusahaan tambang fragmentasi batuan hasil peledakan yang dibutuhkan harus sesuai dengan kapasitas alat muat dan alat angkut yang akan digunakan setelah proses peledakan tersebut.

Eits, kembali ke pembicaraan awal tentang bahan yang sangat reaktif.

Hmmmm..kurang tepat sepertinya kedua bahan tersebut.

Kalian tahu tentang Azidoazide azide,  yang memiliki rumus kimia C2N14?

C2N14 sendiri dibuat oleh ilmuwan Jerman dibantu oleh militer Amerika di tahun 2010. Sayangnya, penemuan zat ini segera disebut kesalahan karena sensitivitasnya di luar perkiraan ilmuwan.

Menurut ilmuwan, C2N14 adalah bahan kimia paling mudah meledak yang pernah diciptakan oleh manusia. Rahasia dari mudahnya zat ini meledak adalah atom nitrogen di C2N14 bisa bergerak dengan cukup bebas. Hal ini menyebabkan atom nitrogen terus mencoba saling bersatu dan menghasilkan energi besar alias ledakan.

Bagaimana biasanya Azidoazide azide meledak?

C2N14 bisa meledak hanya dengan menggerakkannya, menyentuhnya, menyinarinya, bahkan meletakkannya di sebuah wadah tanpa diapa-apakan pun dapat membuatnya meledak! Bahkan, ilmuwan mencoba meletakkan C2N14 di dalam ruangan gelap untuk menghindari terjadinya ledakan. Namun, usaha itu berakhir sia-sia karena hal itu tidak mencegah C2N14 berubah jadi bom.

Posted on Leave a comment

Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul

​Apa itu rumus empiris dan apa yang dimaksud rumus molekul?

Rumus empiris menunjukkan perbandingan atom-atom yang terdapat dalam suatu senyawa. 

Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan jumlah atom dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat. Jika dihubungkan dengan rumus empiris, maka rumus molekul dapat diartikan sebagai kelipatan dari rumus empirisnya. Untuk menyatakan rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara menuliskan lambang kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu dan jumlah atom dituliskan di kanan lambang kimia unsur secara subscript.

Bingung? kita lihat yuk contoh soalnya!
1.Dari hasil analisis suatu senyawa diketahui mengandung 26.57% kalium; 35.36% kromium; dan 38.07% oksigen. Jika diketahui Ar K = 39; Cr= 52; dan O= 16, tentukan rumus senyawa empiris tersebut.

Dimisalkan massa senyawa 100 gram, maka massa K=26.57 g, Cr= 35.36g dan O= 38.07 g.
Perbandingan mol atom-atom:

K : Cr : O= massa K/Ar K: massa Cr/Ar Cr: massa O/Ar O

= (26.57/39):(35.36/52):(38.07/16)

= 0.680 : 0.680 : 2.379

dengan membagi bilangan terkecil dalam perbandingan, didapatkan:

K : Cr : O = (0.680/0.680) : (0.680/0.680) : ( 2.379/0.680)

= 1 : 1 : 3.5

= 2 : 2 : 7

Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah K2Cr2O7
2.Sebanyak 1.12 gram unsur X tepat bereaksi dengan gas oksigen membentuk 1.60 gram senyawa dengan rumus empiris  X2O3. Jika Ar O = 16, tenrukan Ar X.
massa senyawa = 1.60 gram dan massa X = 1.12g

berarti massa O dalam senyawa  

= (1.60-1.12)g

= 0.48 g

Rumus kimia X2O3 berarti perbandingan mol atom X:O = 2 : 3

maka, 

2 : 3 = (1.12/Ar X) : (0.48/16)

2 : 3 = (1.12/Ar X) : (0.48/16)

Ar X = (3×1.12×16)/(2×0.48)

Ar X = 56

Bagaimana? Jelaskah?

Silahkan bertanya bila kurang jelas 🙂