Posted on Leave a comment

Komposisi Kimia dari Kentut?

Pernahkah kita bertanya-tanya tentang komposisi kimia dari kentut?

Komposisi kimia yang tepat dari gas dalam perut manusia bervariasi dari satu orang ke orang lain, berdasarkan biokimia orang itu, bakteri yang menghuni usus besar dan makanan yang dimakan. Jika gas didapat dari menelan udara, komposisi kimianya bisa diperkirakan sama seperti udara tadi.

Tanda Kentut

Jika kentut muncul dari pencernaan atau produksi bakteri, kandungan kimianya mungkin lebih rumit. Kentut terutama terdiri dari nitrogen, gas utama di udara, bersama dengan sejumlah besar karbon dioksida. Rincian komposisi kimia dari kentut adalah:

Nitrogen: 20-90%
Hidrogen: 0-50% (mudah terbakar)
Karbon Dioksida: 10-30%
Oksigen: 0-10%
Methane: 0-10% (mudah terbakar)

Menyalakan Kentut Dengan Api ?

Flatus manusia mungkin mengandung gas hidrogen dan/atau methane, yang mudah terbakar. Jika gas ini hadir dalam jumlah yang cukup, mungkin saja untuk menyalakan kentut hingga terbakar. Perlu diingat, tidak semua kentut mudah terbakar. Meskipun flatus memiliki ketenaran besar di YouTube bisa menghasilkan api berwarna biru, ternyata hanya sekitar setengah dari orang memiliki archaea (bakteri) dalam tubuh mereka yang diperlukan untuk menghasilkan metana. Jika kita tidak menghasilkan metana, kita mungkin masih dapat membakar kentut kita (awas praktek berbahaya!), tetapi api akan berwarna kuning atau oranye dan mungkin bukan biru.

Bau Kentut

Flatus sering bau! Ada beberapa bahan kimia yang berkontribusi terhadap bau kentut:

– Skatole (produk sampingan dari pencernaan daging)
– Indole (produk sampingan dari pencernaan daging)
– Methanethiol (senyawa sulfur)
– Dimetil sulfida (senyawa sulfur)
– Hidrogen sulfida (bau telur busuk, mudah terbakar)
– Amina yang mudah menguap
– Asam lemak rantai pendek
– Feses (jika ada dalam rektum)
– bakteri

Karena komposisi kimianya berbeda dengan demikian bau kentut berbeda sesuai dengan kesehatan dan diet kita, sehingga kita bisa menduga kentut orang vegetarian baunya berbeda dari yang dihasilkan oleh orang yang makan daging.

 

Sumber : chemistry.about.com

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.