Hai teman-teman sahabat bisakimia.com. Berikut ini pembahasan mengenai materi kimia di bagian awal semester genap untuk kelas XII, yaitu Senyawa Turunan Alkana.
Senyawa Turunan Alkana
Formalin merupakan nama dagang untuk formaldehida (senyawa aldehida) yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi sekitar 37%. Formalin bukanlah untuk makanan, melainkan digunakan sebagai pengawet mayat. Formalin (Formaldehida) juga digunakan untuk membuat bermacam-macam plastik termoset (plastik yang tidak meleleh apabila dipanaskan), contoh: melamin dan bakelit. Teman-teman sahabat bisakimia.com juga dapat melihat penjelasan tentang formalin (formaldehida) disini. Continue reading Kimia SMA Kelas XII: Senyawa Turunan Alkana Bagian-1
Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya.
Senyawa aromatik paling sederhana adalah benzena (C6H6), senyawa bersifat karsinogen yang mudah terbakar, namun merupakan bahan kimia industri penting. Kongfigurasi 6 atom karbon pada senyawa ini di kenal dengan cincin benzene.
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa aromatik, yakni senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-pi. Energi resonansi suatu senyawa aromatik merupakan uluran diperolehnya kestabilan.
Cara paling mudah untuk menentukan apakah suatu senyawa itu aromatik ialah dengan menentukan posisi absorpsi dalam spektrum nomor oleh proton yang terikat pada atom-atom cincin. Proton yang terikat ke arah luar cincin aromatik sangat kuat terperisai dan menyerap jauh ke bawah-medan dibandingkan kebanyakan proton, biasanya lebih dari 7 ppm.
Menurut Erich Huckel, suatu senyawa yang mengandung cincin beranggota lima atau enam bersifat aromatik jika:
semua atom penyusunnya terletak dalam bidang datar (planar)
setiap atom yang membentuk cincin memiliki satu orbital 2p
memiliki elektron pi dalam susunan siklik dari orbital-orbital 2p sebanyak 4n+2 (n= 0, 1, 2, 3, …)
Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain yang menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Senyawa benzena termasuk dalam golongan senyawa homosiklik,yaitu senyawa yang memiliki hanya satu jenis atom dalam sistem cincinnya. Terdapat senyawa heterosiklik, yaitu senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam sistem cincinnya, yaitu cincin yang tersusun dari satu atau lebih atom yang bukan atom karbon. Sebagai contoh, piridina dan pirimidina adalah senyawa aromatik seperti benzena. Dalam piridina satu unit CH dari benzena digantikan oleh atom nitrogen yang terhibridisasi sp2, dan dalam pirimidina dua unit CH digantikan oleh atom-atom nitrogen yang terhibridisasi sp2.
Senyawa-senyawa heterosiklik beranggota lima seperti furan, tiofena, pirol, dan imidazol juga termasuk senyawa aromatik.
Apa saja syarat senyawa aromatik?
Persyaratan Senyawa Aromatik:
Molekul harus siklik dan datar .
memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron pi).
memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron pi)
Setiap dalam suatu unsur pasti akan diberi lambang sesuai dengan aturan penulisan dalam internasional. Berikut ini adalah aturan penulisan dalam suatu unsur.
a. Untuk lambang unsur yang hanya terdiri atas satu huruf, penulisannya itu
menggunakan huruf kapital.
Berbagai macam unsur di muka bumi ini memang akan lebih sulit untuk dikenal jika tidak ada nama dari masing-masing unsur tersebut, dan hal itu akhirnya dibuat sebuah tata nama untuk dapat mengklasifikasikan unsur tersebut sehingga lebih mudah dikenali dari masing-masing unsur tersebut.
Tata nama senyawa biner dari logam dan nonlogam
Penamaan pada senyawa biner (yang mengandung dua jenis unsur) yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam, nama logam ditulis terlebih dulu kemudian diikuti dengan nama nonlogam lalu diberi dengan akhiran ida.
Misalnya, NaCl yang tersusu dari logam natrium dengan nonlogam klorin, maka unsur tersebut dinamai menjadi natrium klorida (natrium + klor + ida).
Beberapa contoh senyawa yang dapat terbentuk dari unsur logam dan nonlogam bisa Anda lihat berikut ini.
Tata nama senyawa biner dan sesama nonlogam
Pada senyawa biner yang terbentuk dari sesama unsur nonlogam diberi nama seperti pada cara berikut ini.
Menyebutkan jumlah atom unsur pertama dalam bahasa Yunani
Menyebutkan nama unsur pertama
Menyebutkan jumlah atom unsur kedua dalam bahasa Yunani
Lalu diberi dengan akhiran ida.
Jumlah atom unsur yang dinyatakan dalam bahasa Yunani adalah sebagai berikut.
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Catatan : awalan mono tidak ditulis pada atom unsur pertama.
Asam merupakan senyawa yang dapat menghasilkan ion hidrogen bila dilarutkan ke dalam air. Semua senyawa yang memiliki rumus kimia dengan awalan atom unsur H harus diberi nama dengan awalan asam, kecuali pada air (H2O) dan hidrogen peroksida (H2O2).
Tata nama basa
Basa sendiri merupakan senyawa yang dapat menghasilkan ion hidroksida apabila dilarutkan dengan di dalam air. Basa sendiri dinamai dengan menyebut nama logamnya terlebih dulu lalu diikuti dengan kata hidroksida.
Asal kata Fitokimia yaitu phytochemical. “phyto” artinya tumbuhan dan “chemical” artinya zat kimia. Senyawa fitokimia bukan termasuk zat gizi karena bukan golongan sejenis karbohidrat, lemak, vitamin, mineral maupun air. Lalu apakah sebenarnya fitokimia itu ?, jadi begini bahwa fitokimia adalah sejenis zat alami yang ada pada tumbuhan atau tanaman, fungsi zat ini memberikan aroma, warna dan rasa pada tumbuhan tersebut. Hingga saat ini hampir 30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam setiap makanan. Continue reading Fungsi Fitokimia
Sebuah tim internasional bioenginers telah meningkatkan kemampuan bakteri untuk menghasilkan isopentenol, senyawa dengan sifat yang mirip dengan bensin. Temuan ini bertujuan untuk mengembangkan langkah yang signifikan terhadap galur bakteri yang bisa menghasilkan jumlah industri terbarukan bio-bensin. Continue reading Bakteri Pun Berpotensi Menghasilkan Bensin
Para ilmuwan DOE atau US Departement of Energy Brookhaven National Laboratory telah menemukan sistem katalitik baru untuk mengubah karbondioksida (CO2) menjadi metanol dimana merupakan komoditas utama yang digunakan untuk membuat berbagai bahan kimia industri dan bahan bakar. Dengan aktivitas secara signifikan lebih tinggi daripada katalis yang lain yang saat ini digunakan, sistem baru tergolong mudah didapatkan karena menggunakan karbondioksida yang biasanya tidak terlalu aktif berperan dalam reaksi-reaksi ini.
Jose Rodriguez yang merupakan ahli kimia dari Brookhaven sekaligus pemimpin dari penelitian tersebut mengatakan bahwa mengembangkan katalis yang efektif untuk sintesis metanol dari karbondioksida bisa sangat memperluas penggunaan gas yang melimpah ini sebagai bahan baku ekonomis. Bahkan, mungkin bisa jadi masa depan katalis tersebut bisa digunakan untuk membantu mengurangi akumulasi gas rumah kaca ini dengan menangkap karbondioksida yang dipancarkan dari mesin pembakaran metanol bertenaga dan sel bahan bakar serta daur ulang untuk mensintesis bahan bakar baru. Continue reading Bisakah Mengubah CO2 Menjadi Metanol?