Posted on Leave a comment

Terbukti Kehilangan Oksigen Ternyata Sangat Menyeramkan

kehilangan oksigen
kehilangan oksigen
sumber indozone.id

Dalam kehidupan ini tentu setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan. Dan yang rasanya kehilangan itu kebanyakan tidak begitu enak di rasakan dalam hati. Seperti kehilangan uang, barang, sampai-sampai kehilangan orang yang tersayang. Namun hal itu sudah umum terjadi di tengah masyarakat sehingga selang beberapa waktu pun pasti kejadian tersebut akan terobati dengan sesuatu hal yang membahagiakan hati.

Tapi pernahkah Anda berpikir, jika tempat yang Anda tinggali sekarang ini sebut saja dunia kehilangan oksigen selama 5 detik saja ? Apa yang terlintas dalam benak Anda? Apakah dunia beserta isinya akan baik-baik saja atau malah sebaliknya?

Continue reading Terbukti Kehilangan Oksigen Ternyata Sangat Menyeramkan
Posted on Leave a comment

Oksigen dan Otak Manusia

Halo teman-teman!!! Lagi ngapain nih?? Yang pasti masih di rumah aja kan?? Semoga selalu aman di rumah yaa hehe 🙂 Oiya, kali ini kita mau bahas hubungan oksigen dan otak manusia. Penasaran??? Yuk simak penjelasannya,,

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Pada tabel periodik, oksigen merupakan unsur nonlogam golongan VIA dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya.

Berbicara tentang oksigen, pasti ada kaitannya dengan proses bernapas dalam sistem pernapasan tubuh. Bernapas adalah proses pengambilan O2 dari lingkungan dan pengeluaran CO2 dan uap air dari dalam tubuh ke lingkungan. Continue reading Oksigen dan Otak Manusia

Posted on Leave a comment

PENJELASAN OZON DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Penjelasan Ozon dan Pengaruhnya terhadap lingkungan

Ozon merupakan molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfer, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet (UV) yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfer dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.

ozon di atmosfir

Gambar 1. Ozon di atmosfer

 

ozon layer

Proses Terjadinya Perusakan Lapisan Ozon

Lapisan Ozon di stratosfer menyerap radiasi ultra – violet (UV) yang berbahaya dari matahari. Bahan kimia  yang mengandung senyawa klorin dan bromin juga dapat merusak molekul ozon pada lapisan ini. Teori pertama yang mendukung CFC sebagai perusak lapisan ozon di stratosfer dikemukakan pada tahun 1974 oleh Sherwood Rowland dan rekannya Mario Molina dari Universitas California.

https://bisakimiadotcom.wpcomstaging.com/wp-content/uploads/2017/12/22f0a-proses_rusaknya_lapisan_ozon.png

Gambar 2. Proses kerusakan Ozon oleh Klorin

 

https://i.ytimg.com/vi/O9D4wt_CQjo/maxresdefault.jpgOzon merupakan molekul dalam bentuk gas yang terjadi secara alami ditemukan pada atmosfer bumi. Molekul ini dapat menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet matahari sebelum mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung klorin atau bromin dan menghasilkan radikal Klor dan Brom. Radikal – radikal klorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandung Klor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin parah.

 

Masalah Penipisan Lapisan Ozon

Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfer. Berjuta-juta molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. Apabila manusia terpapar oleh sinar ini, maka akan mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit kanker kulit, katarak mata, menurunnya ketahanan tubuh dan bahkan terjadinya mutasi genetik. Dengan cara yang sama sinar UV akan menurunkan produktifitas pertanian, merusak rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan bencana alam lainnya.

Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut. Adapun upaya untuk melindungi lapisan ozon adalah menggantikan ODS dengan alternatif lain yang bersifat tidak beracun, tidak merusak ozon dan ramah lingkungan seperti HCFC (Hydro Chloro Fluoro Carbon), HFC (Hydro Fluoro Carbon), atau gabungan keduanya.

 

ozone d s

Gambar 3. Proses pembentukan dan pemecahan Ozon

 

Teori Chapman

Teori chapman menggambarkan bagaimana sinar matahari mengkonversi berbagai bentuk oksigen dari satu  ke yang lain, menjelaskan mengapa kandungan ozon tertinggi terjadi pada lapisan antara 15 dan 50 km.

Formation:

formation

M = a random air molecule (O2 or N2)

Destruction:

destru

 

Prediksi teori Chapman vs observasi

chapman theory

Catalytic Ozone Destruction

xcycle

X merupakan regenerasi dalam proses yang bertindak sebagai katalis.
Reaksi berantai berlanjut sampai X dihilangkan oleh beberapa reaksi samping.

 

Katalis penting untuk kerusakan Ozon di stratosfer

a. Hidroxy Radikal (OH)

HOx Cycle

HOx cycle

b. Klorin dan Bromin Radikal (Cl dan Br)

ClOx Cycle

ClOx cycle

BrOx Cycle

Brox cycle

c. Nitric Oxide (NO)

NOx Cycle

NOX Cycle

 

Lubang Ozon

Kejadian lubang ozon stratosfer di Antartika (Kutub Selatan) ditemukan pada awal 1985. Dengan penemuan tersebut dimungkinkan juga dapat terjadi kerusakan lapisan ozon dalam jumlah besar di daerah Kutub Utara dan di daerah tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmosfer mencapai jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak dicegah, dikhawatirkan akan menghancurkan lapisan ozon.

 

Pengaruh Penipisan Lapisan Ozon

Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan kehidupan di bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan bahaya akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi ultraviolet menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan. Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis, permukaan bumi akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan merusak kehidupan. Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan.

 

 

Banyaknya Bahan Perusak Ozon (BPO) di sekeliling Kita

Bahan Perusak Ozon masuk ke Indonesia melalui impor, karena bahan ini diperlukan oleh industri baik untuk manufaktur AC/Refrigerasi dan Industri Busa, maupun untuk kegiatan servis produk (barang) yang menggunakan BPO. Umumnya penggunaan CFC dan HCFC sebagian untuk membantu daya semprot pada peralatan kosmetik (cth. hairspray), semprot nyamuk, peralatan pemeliharaan otomotif, pembersih rumah, cat semprot dan alat kesehatan.

Selain itu CFC dan HCFC dipergunakan untuk membuat busa pelapis insulasi panas yang digunakan untuk menahan panas  agar tidak masuk kedalam lemari pendingin dan mencegah dingin tidak keluar dari peralatan pendingin. Penggunaan CFC dan HCFC pada pembuatan busa sol sepatu, tempat tidur, jok kursi dan stereoform pada wadah makanan. Selain CFC dan HCFC, dikenal pula istilah halon, penggunaan halon untuk bahan pemadam kebakaran dan masih banyak seperti dibawah ini:

a. Penggunaan bahan perusak ozon (BPO) : CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin pada AC, Penggunaan BPO CFC dan HCFC sebagai bahan pendingin untuk Refrigerasi.

b. Penggunaan CFC-11 sebagai bahan pengembang tembakau pada rokok rendah tar.

c. Penggunaan bahan perusak ozon (BPO) : CFC, HCFC, CTC dan  TCA untuk bahan pelarut digunakan sebagai bahan untuk membantu  membersihkan peralatan. Fumigasi Hama : Metil Bromida dan Penggunaan BPO Metil Bromida untuk fumigasi hama.

Permasalahan selain merusak lapisan ozon, bahan perusak ozon (BPO) yang terlepas ke atmosfer memberikan kontribusi terhadap pemanasan global dengan adanya emisi Co2. Semakin banyaknya peralatan yang menggunakan bahan perusak ozon (BPO) semakin besar tantangan untuk mencegah terjadinya emisi yang merusak lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global. Oleh sebab itu penangan barang-barang bekas yang memiliki bahan perusak ozon (BPO) dalam sistemnya menjadi penting diperhatikan.

 

Upaya Pengaturan: Internasional dan Nasional

Upaya pencegahan skala Internasional telah dilakukan diantaranya dengan diadakannya Konvensi Wina  (Vienna Convention – 1985) yang membahas lebih rinci mengenai perlindungan lapisan ozon.

Upaya pencegahan skala Nasional (Indonesia) diantaranya yaitu sudah berupaya menjalankan tugas dan kewajibannya melaksanakan penghapusan bahan perusak ozon (BPO) secara bertahap melalui pengalihan teknologi yang berkembang untuk menghentikan bahaya bahan perusak ozon (BPO), mengelola bahan perusak ozon (BPO) yang beredar di Indonesia seperti penggunaan halon yang bekas pakai dapat ditampung di Halon Bank yang terdapat di Garuda Maintenance Facilities. Pada fasilitas ini Halon dapat dikumpulkan dan dimurnikan sehingga dapat dipergunakan kembali untuk penggunaan kritis. Di Indonesia juga dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya bahan perusak ozon (BPO) agar terlepasnya emisi bahan perusak ozon (BPO) terlepas ke atmosfer dapat dicegah.

 

Posted on Leave a comment

Bagaimana Kunang-kunang Bisa Menyala?

​Kalian pernah melihat kunang-kunang? Binatang yang menyala dalam kegelapan malam ini turut mempercantik keindahan malam.

Kira-kira apa yang membuat kunang- kunang menyala ya?

Cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang (Photinus pyralis) adalah sejenis cahaya tak panas yang disebutbioluminescence. Hal ini disebabkan oleh reaksi kimia di mana substansi luciferin mengalami oksidasi ketika ada enzimluciferase. Cahaya tersebut merupakan foton yang terpancar saat bahan kimia beroksidasi menghasilkan keadaan berenergi tinggi, yang kemudian beralih kembali ke keadaan normal.

Cahaya tersebut dikendalikan oleh sistem saraf dan berlangsung dalam sel khusus yang disebut photocytes. Sistem saraf, photocytes, dan organ-organ akhir trakea mengontrol tingkat berkedip dari cahaya tersebut. Suhu udara juga memiliki hubungan dengan tingkat berkedip. Semakin tinggi suhu, semakin pendek interval berkedipnya, delapan detik pada 18,3°C dan empat detik pada 27,7°C.

Secara spesifik, oksigen dan luciferin tidak mungkin bereaksi satu sama lain saat mereka  akan perlu untuk menghasilkan cahaya.
Percobaan Branchini menunjukkan oksigen yang terlibat dalam cahaya kunang-kunang berbentuk khusus yang disebut anion superoksida. “Anion superoksida adalah bentuk molekul oksigen yang mengandung elektron ekstra,” kata Branchini.

Elektron ekstra ini memberikan sifat oksigen dari ‘apel’ dan ‘jeruk’. Inilah yang membuat oksigen dapat menyebabkan reaksi kimia dengan luciferin seperti yang telah diduga oleh ilmuwan.

Dia menambahkan bahwa anion superoksida ini bisa menjadi cara Bioluminesensi bekerja di alam, dari plankton ikan laut dalam.

Bayangkan perut kunang-kunang bagai kotak hitam penuh bioluminesensi!

Posted on Leave a comment

Bagaimana Pengolahan Limbah Cair Secara Anaerob?

​Pada pengolahan limbah cair, salah satu bagian penting adalah tahap pengolahan menggunakan mikroorganisme. Berdasarkan kondisinya, pengolahan menggunakan mikroornanisme dibagi menjadi dua yaitu pengolaha aerobik dan anaerobik.

Apa itu pengolahan anaerobik?

Pengolahan air limbah  anaerob merupakan pengolahan air limbah dengan mikroorganisme tanpa injeksi udara/oksigen kedalam proses pengolahan. Pengolahan air limbah  anaerob bertujuan untuk merombak bahan organik dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana yang tidak berbahaya. Disamping itu pada proses pengolahan anaerob akan dihasilkan gas-gas seperti gas CH4 dan CO2. Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah organik dengan beban bahan organic (COD) yang tinggi.
Perbedaan pengolahan limbah anaerobik dibanding aerobik dapat dilihat dari kondisi lingkungannya. 

Bagaimana kondisi lingkungan pengolahan limbah anaerobik?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengolahan anaerobik diantaranya:

  1. Temperatur

Pada proses anaerob, diperlukan temperatur yanga lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.
2.pH dan Alkalinitas

proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5. Sekurang-kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S. Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.
3.Produksi Lumpur dan Kebutuhan Nutrien

 pada pengolahan anaerob, produksi lumpur adalah sebanyak 0,1 kg VSS/kg COD tersisihkan. Pada pengolahan aerob, konsentrasi nitrogen yang perlu ditambahkan adalah 8-12 persen dan fosfor sebesar 1,5-2,5 persen. Sebagai “rule of thumb”, kebutuhan nutrien pada pengolahan anaerob adalah seperlima dari proses aerob.
Pengolahan limbah secara anaerobik memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa saja itu?

Kelebihan pengolahan anaerob : efisiensi yang tinggi, mudah dalam konstruksi dan pengoperasiannya, membutuhkan lahan/ruang yang tidak luas, membutuhkan energi yang sidikit, menghasilkan lumpur yang sedikit, membutuhkan nutrien dan kimia yang sedikit. Sedangkan kekurangan dari pada pengolahan anaerob : penyisihan kandungan nutrient dan patogen yang rendah, membutuhkan waktu yang lama untuk start-up, menimbulkan bau.
Bagaimana mekanisme reaksi pengolahan limbah cair dengan proses anaerobik
Penguraian senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat dalam limbah cair dengan proses anaerobik akan menghasilkan biogas yang mengandung metana (50-70%), CO2 (25-45%) dan sejumlah kecil nitrogen, hidrogen dan hidrogen sulfida.
Sebenarnya penguraian bahan organik dengan proses anaerobik mempunyai reaksi yang begitu kompleks dan mungkin terdiri dari ratusan reaksi yang masing- masing mempunyai mikroorganisme dan enzim aktif yang berbeda.
Penguraian dengan proses anaerobik secara umum dapat disederhanakan menjadi 2 tahap:
1.Tahap pembentukan asam
2.Tahap pembentukan metana
Langkah pertama dari tahap pembentukan asam adalah hidrolisa senyawa organik baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dari berat molekul besar (polimer) menjadi senyawa organik sederhana (monomer) yang dilakukan oleh enzim-enzim ekstraseluler.
Pembentukan asam dari senyawa-senyawa organik sederhana (monmer) dilakukan oleh bakteri-bakteri penghasil asam yang terdiri dari sub divisi acids/farming bacteria dan acetogenic bacteria. Asam propionat dan butirat diuraikan oleh acetogenic bacteria menjadi asam asetat.

Pembentukan metana dilakukan oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi acetocalstic methane bacteria yang menguraikan asam asetat menaji metana dan karbon dioksida. Karbon dioksida dan hidrogen yang terbentuk dari reaksi penguraian di atas, disintesa oleh bakteri pembentuk metana menjadi metana dan air.

Posted on 1 Comment

Antoine Laurent Lavoisier sang Ilmuwan Penggeser Teori Plogiston

​Siapa Antoine Laurent Lavoisier?

Apa itu teori Plogiston?

Dan apa yang ia lakukan terhadap teori plogiston?

Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) merupakan kimiawan Prancis yang telah melakukan berbagai ekperimen yang sangat mendasar bagi ilmu kimia. Temuan yang paling penting adalah teori tentang pembakaran yang menggeser teori plogiston.

Bagaimana sejarahnya?

Di awal abad XVIII, ilmuwan percaya bahwa zat yang dapat terbakar mengandung plogiston. Ketika suatu zat terbakar, plogistonnya dilepas ke udara. Proses terbakar akan berhenti jika plogistonnya telah dilepas habis atau udara tidak dapat lagi menyerap plogiston dari zat itu. Sesuai dengan teori ini, maka zat yang tetbakar akan berkurang massanya. Akan tetapi, ilmuwan mengamati bahwa beberapa zat justru bertambah massanya ketika terbakar. Pada massa itu, ilmuwan belum begitu paham benar pengertian massa. Malah sebagian dari mereka menganggap bahwa plagiston dapat bermassa negatif. Meskipun teori plagiston tampak tidak masuk akal  pada masa sekarang, namun selama lebih dari satu abad ilmuwan meyakininya. Hal itu dapat dipahami mengingat pengetahuan kimia pada masa itu memang masih sangat sederhana, begitu juga cara pengembangannya.
Pada tahun 1774, Joseph Priestly, ilmuwan Inggris, menemukan oksigen. Priestly menemukan bahwa oksigen terbentuk pada pemanasan oksida merkuri. Dia menamakan gas itu sebagai dephlogisticated air karena dia menemukan bahwa suatu zat akan terbakar lebih baik dalam gas tersebut daripada dalam udara. Dia menamai demikian karena beranggapan  bahwa gas tersebut lebih menyerap plogiston daripada udara. Hal itu juga bearti bahwa gas tersebut mengandung lebih sedikit plagiston daripada udara. Di akhir tahun, Priestly menceritakan tentang gas tersebut kepada Lavoisierdan menyatakan bahwa gas tersebut merupakan bagian dari udara (pada masa itu ilmuwan menganggap udara sebagai satu komponen tunggal). Informasi itu membantu Lavoisier mengembangkan teori pembakaran.

Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan ide baru tentang udara. Udara terdiri dari 2 jenis gas, salah satunya bereaksi dan bergabung dengan zat yang terbakar. Hal itu menjelaskan mengapa xat yang terbakar massanya bertambah dan mengapa sebagian dari udara terpakai. Dia menunjukkan bahwa gas yang digunakan untuk pembakaran adalah gas yang oleh Priestly dinamai dephlogisticated air. Lavoisier kemudian memberi nama oksigen untuk gas itu. Tahun 1790, ilmuwan menerima ide Lavoisier tersebut dan menolak teori plogiston meskipun Priestly tidak.

Posted on Leave a comment

KORNEA MATA

Kornea mata memiliki fungsi merefraksikan cahaya yang diterima dari sumber cahaya kemudian diteruskan kedalam organ mata lainnya.

Selain itu kornea juga berfungsi mengabsorbsi (menyerap) oksigen dari dalam dan luar tubuh. Dari dalam tubuh oksigen yang dibawa oleh darah langsung diakumulasi oleh kornea mata, diserap untuk kemudian bereaksi di dalam kornea mata hingga seluruh oksigen terkonsumsi. Dari luar, oksigen akan masuk dari atmosfir dengan tekanan yang setara dengan atmosfir dan kemudian masuk ke kornea melalui proses difusi. Mengapa harus dari dalam dan luar? Ini memang suatu proses untuk menjaga kesetimbangan kimia dalam kornea itu sendiri,juga menjaga agar kornea tidak dehidrasi ataupun kekurangan oksigen untuk dikonsumsi.

Kornea merupakan bagian mata paling luar yang mempunyai karakteristik sangat kuat dan tembus terhadap cahaya. Kornea mata dibentuk oleh 5 jaringan yang masing-masing jaringan memiliki fungsi berbeda-beda. Ke 5 jaringan tersebut ialah :

  1. Epitel
    Fungsi dari adanya epitel yakni, menyerap oksigen dan nutrisi dengan permukaan yang halus dan mendistribusikan ke bagian kornea. Epitel ini terletak pada lapisan paling luar dalam kornea mata. Dalam epitel dipenuhi dengan ujung-ujung syaraf kecil yang menjadikan kornea menjadi sensitif terhadap gesekan.
    2. Lapisan bowman
    Lapisan boeman terletak pada lapisan bagian baawah membran basal epitel. Dalam lapisan ini terdiri dari serat protein yang berlapis dan kuat, sering disebut dengan kolagen. Jika terjadi luka kecil lapisan ini dapat menyembuhkan, namun jika luka dengan luas yang sangat besar maka dapat terjadi kehilangan pusat kota.
    3. Stroma
    Stroma berada pada bagian bawah lapisan bowman. Didalam stroma terdapat kandungan air,kolagen dan tidak memiliki pembuluh darah. Funsi kolagen menjadikan kornea mata lebih elastis, kekuatan dan bentuk.
    4. Descemet ini membrane
    Dibawah stroma terdapat descement ini membrane. Bentuknya berupa lembaran tipis namun sangat kuat, dapat melindungi dari cidera dan infeksi. Membran ini tersusun dari kolagen dan sel-sel endotel yang menempati ruang dibawahnya.
    5. Endotelium
    Endotelium merupakan jaringan yang terletak dibagian paling dalam pada kornea. Fungsi endotelim yakni memompa kelebihan cairan untuk dikeluarkan dari stroma. Jika endotelium tidak memompa kelebihan cairan maka stroma dapat membengkak dan berpengaruh pada pandangan.

 

Karena berada paling luar dari organ mata, sehingga kornea mata rentan mengalami gangguan seperti penipisan kornea mata. Penipisan kornea mata disebut keratokonus. Keratokonus terjadi secara bertahap, dimana kornea seakan-akan mengerucut sehingga menyebabkan cahaya yang masuk dimata berkurang. Hal ini mengakibatkan juga akan mengurangi penglihatan. Gangguan ini termasuk langka, dan belum diketahui apa yang menyebabkannya secara pasti. Penyakit ini biasanya menyerang diusia senja. Kemungkinan penyebabnya antara lain kelainan kornea bawaan, faktor lingkungan seperti debu dan polusi yang membuat kita sering menggosok mata, serta penyakit mata tertentu.

Posted on Leave a comment

Oksigen terlarut

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT0s01gTtgKZSEP8KNwHq-m0NbGbUOX_1h_TB4vcep2dqcQPue1

Tahukah kalian guna oksigen terlarut dalam air?
Oksigen terlarut  digunakan dalam penghancuran bahan organik dalam air. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat konsentrasi tertentu, banyak jenis organisme akuatik tidak akan pernah ada dalam air. Banyak ikan mati bukan diakibatkan oleh zat pencemar langsung tetapi dari kekurangan oksigen sebagai akibat dari pemakaiannya untuk menghancurkan zat pencemar.

Continue reading Oksigen terlarut