Posted on Leave a comment

Rekayasa genetika

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSgh1-O73N3P00CPWHQPMYiI0hrwZNUvzRPv_c49ooBGmIWQ_FYMQ

Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sudah mencapai ke ranah pertanian dan perkebunan. Sebagai salah satu contohnya rekayasa genetika.
Apa itu rekayasa genetika?
Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang unggul.

Mahluk hidup terdiri atas gen, gen mengandung protein yang menjadi pusat atau sumber informasi. Gen merupakan pembawa informasi turun-temurun dari generasi ke generasi dan bertanggung jawab atas pewarisan genotipik (sifat yang diturunkan) dan fenotipik (sifat yang tampak) dari seorang individu.

Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi atau perubahan susunan genetik dari suatu organisme. Rekayasa genetika merupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul, organisme tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik.

Apa tujuan rekayasa genetika pada tanaman?
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk agar tahan lebih lama dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap suhu dan cuaca, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, perubahan pigmentasi.

Seperti apa rekayasa genetika pada tanaman?
Berikut merupakan beberapa contohnya:

1.      Menghambat pematangan dan pelunakan buah (Tomat)

2.      Tahan terhadap serangan insektisida (Tomat, kentang, jagung)

3.      Tahan terhadap serangan ulat (Kapas)

4.      Tahan terhadap insekta dan virus (Kentang)

5.      Tahan terhadap virus (Squash, Pepaya)

6.      Tahan terhadap insekta dan herbisida (Jagung, Padi, Kapas dan Canola)

7.      Toleran terhadap herbisida (Kedelai, Canola, Kapas, Jagung)

8.    Perbaikan komposisi nilai gizi (Canola (high laurate oil), Kedelai (high oleid acid oil), Padi (high beta-carotene))

Aplikasi teknologi DNA rekombinan di bidang pertanian berkembang pesat dengan dimungkinkannya transfer gen asing ke dalam tanaman dengan bantiuan bakteri agrobanterium tumefaciens. Melalui cara ini telah berhasil diciptakan sejumlah tanaman transgenic seperti:

1.      Kedelai Transgenik

http://otelo-ftb.info/wp/wp-content/uploads/2015/07/photophp.gif

Dengan rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi

2.      Jagung Transgenik

https://bisakimiadotcom.wpcomstaging.com/wp-content/uploads/2016/05/b89cc-btcorn.gif

Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetika melalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. GenBacillus   thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut

3.      Kapas Transgenik

https://bisakimiadotcom.wpcomstaging.com/wp-content/uploads/2016/05/b0d7e-kapas2btransgenik.jpg

Gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pematangan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik.

4.      Tomat Transgenik

https://bisakimiadotcom.wpcomstaging.com/wp-content/uploads/2016/05/ecf02-20120202-buah-tomat.jpg

Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesis enzim poligalakturonase sehingga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih sedikit.

5.      Buah tanpa biji

https://bisakimiadotcom.wpcomstaging.com/wp-content/uploads/2016/05/4a3f4-200px-star1000orange.jpg

Tren baru dalam budi daya buah-buahan adalah menghasilkan buah tanpa biji (seedless), terutama untuk buah yang harganya mahal seperti anggur, jeruk, dan durian. Selain meningkatkan daya tarik konsumen, harga buah tanpa biji juga lebih mahal. Secara alami, biji sebenarnya diperlukan tanaman untuk berkembang biak, terutama bagi tanaman yang tidak bisa diperbanyak secara vegetatif. Biji biasanya terlindung di dalam buah. Biji merupakan sumber hormon (auksin) yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan buah. Namun, pada beberapa jenis buah-buahan, biji terkadang mengganggu dan tidak diinginkan karena merepotkan pada saat buah dikonsumsi.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.