Posted on Leave a comment

Pestisida organik

http://citizendaily.net/wp-content/uploads/2016/05/14151648191369579839.jpg

Pestisida telah cukup lama digunakan dalam bidang pertanian. Manfaatnya adalah untuk meningkatkan hasil produksi pertanian karena hama yang dapat mengganngu pertanian dapat dibasmi. Namun tahukah kalian akhir-akhir ini penggunaa pestisida mulai dikhawatirkan dampak negatifnya terutama pada lingkungan?


Disamping bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian, ia juga menghasilkan dampak buruk baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Lebih dari 98% insektisida dan 95% herbisida menjangkau tempat selain yang seharusnya menjadi target, termasuk spesies non-target, perairan, udara, makanan, dan sedimen. Pestisida dapat menjangkau dan mengkontaminasi lahan dan perairan ketika disemprot secara aerial, dibiarkan mengalir dari permukaan ladang, atau dibiarkan menguap dari lokasi produksi dan penyimpanan.Penggunaan pestisida berlebih justru akan menjadikan hama dan gulma resistan terhadap pestisida.
Tak bisa dipungkiri, bahaya  pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian :  pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan  pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman.

Saat ini ada altenatif dari pestisida kimia yang biasa digunakan petani yaitu dengan pestisida organik. Seperti apa ya pestisida organik itu?
Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.

Pestisida organik yang terbuat dari ekstrak beberapa tanaman seperti rosemary thyme, cengkeh, lavender, kemangi, mint, dan beberapa ekstrak minyak tumbuhan sangat potensial sebagai bahan alami pembuatan pestisida untuk diaplikasikan pada bidang agrikultur. Bahan-bahan yang sebagian digunakan sebagai bumbu dapur tersebut sekarang menjadi kunci yang sangat ampuh dalam organik agrikultur melawan berbagai hama penyakit tanaman. Sebuah studi yang dipresentasikan oleh beberapa ilmuwan dalam pertemuan nasional American Chemical Society’s ke 238 di Kanada melaporakan bahwa zat yang disebut “essential oils pesticides” atau “killer spices” merupakan kandidat pestisida alami yang ramah lingkungan dan resiko yang sedikit terhadap kesehatan manusia dan hewan.

Seperti apa contohnya?
Contohnya adalah pestisida organik dari daun cengkeh dan sereh wangi.

1. Pestisida Organik dari Daun Cengkeh
Tanaman cengkeh telah lama dikenal masyarakat, baik sebagai  bumbu dapur maupun bahan baku industri (rokok, kosmetik, obat).
Tanaman ini dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena dapat digunakan sebagai insektisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida.
lus similis, Nematoda (Meloidogyne incognita) Senyawa aktif yang dikandung oleh tanaman ini dapat menghambat/menekan pertumbuhan/perkembangan cendawan penyebab penyakit, hama, nematoda dan bakteri. OPT yang dapat dikendalikan antara lain : Jamur (Fusarium sp.; Phytophthora sp.;) Lalat buah (Dacus sp.); Pseudomonas solanacearum, Radopho.

2. Pestisida Organik dari Sereh Wangi
Tanaman ini dapat  menggantikan pestisida kimia yaitu untuk insektisida, bakterisida, dan nematisida.
Senyawa aktif dari tanaman ini berbentuk minyak atsiri yang terdiri dari senyawa sitral, sitronella, geraniol, mirsena, nerol, farnesol, metil heptenol dan dipentena.
Tanaman ini dapat mengendalikan Kumbang beras : (Tribolium sp); Sitophilus sp.;  Callosobruchus sp.; Nematoda (Meloidogyne sp.); dan Jamur Pseudomonas sp.

Tetapi ada kelemahannya juga lho pestisida organik ini. Kelemahan pestisida ini adalah tidak tahan lama karena sifatnya yang volatil dan mudah terdegradasi oleh cahaya matahari. Oleh karena itu, menjadi tugas para peneliti untuk menemukan formulasi yang tepat sehingga pestisida yang dihasilkan lebih tahan lama dan tidak mudah rusak, salah satunya dengan modifikasi teknologi nano.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.