Posted on Leave a comment

Contoh Soal dan Pembahasan Karbohidrat

Hai sahabat bisakimia, semoga sahabat semua tetap sehat dan tetap semangat “Belajar Dari Rumah”. Sahabat semua harus tetap semangat latihan soal-soalnya ya. Dengan banyak latihan soal-soal, materi pelajaran tersebut akan lebih mudah kalian ingat. Materi kita kali ini adalah beberapa contoh soal dan pembahasan karbohidrat. Materi karbohidrat ini merupakan materi kimia di kelas XII semester genap.

Contoh Soal tentang Monosakarida dan Disakarida

1. Yang disebut gula susu dari karbohidrat berikut ini adalah….
A. sukrosa

B. glukosa

C. amilum

D. laktosa

E. maltosa

Kunci Jawaban: D
Pembahasan:

Laktosa merupakan gula utama yang terdapat dalam susu ibu maupun susu sapi (kadar laktosanya 4-8%). Oleh karena itu, laktosa disebut juga dengan istilah gula susu.

Continue reading Contoh Soal dan Pembahasan Karbohidrat
Posted on 1 Comment

Materi Singkat Karbohidrat

Materi Singkat Karbohidrat

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum w.r.b. teman-teman 😉

Slamat datang di bisakimia.com insyaallah pasti bisa     🙂

Disekolah saya  kalau  sampai di bab yang cuma materi doang  atau hitungannya dikit  biasanya murid tuh bakalan dikasih  soal seperti ini supaya rangkuman Materi Singkat Karbohidrat yang kita  buat lebih terarah and  lebih efisien  belajarnya .

So, selamat mencoba metode ini ^-^ Continue reading Materi Singkat Karbohidrat

Posted on Leave a comment

Bagaimana Cara Melakukan Tes Benedict?

​Pernah mendengar tentang tes Benedict?

Uji kualitatif Benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan gula pereduksi.

Beberapa gula seperti glukosa disebut gula pereduksi karena mereka mampu mentransfer hidrogen (elektron) ke senyawa lain, proses yang disebut reduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan larutan Benedict dan dipanaskan, reaksi reduksi menyebabkan larutan Benedicts berubah warna. Warna bervariasi dari hijau ke merah tua (bata) atau berkarat-coklat, tergantung pada jumlah dan jenis gula.

Beberapa gula seperti glukosa disebut gula pereduksi karena mereka mampu mentransfer hidrogen (elektron) ke senyawa lain, proses yang disebut reduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan larutand Benedicts dan dipanaskan, reaksi reduksi menyebabkan reagen Benedicts untuk mengubah warna. Warna bervariasi dari hijau ke merah tua (bata) atau berkarat-coklat, tergantung pada jumlah dan jenis gula.

 Kita harus menyadari bahwa  Uji benedict dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila urin diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil positif dapat menjadi pertanda adanya kelainan yang biasa disebut diabetes mellitus. Urin yang digunakan untuk uji benedict harus urin 24 jam, yaitu apabila kita bangun tidur, urin pertama kita buang sedangkan urin kedua hingga urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan uji benedict.
Mari kita mulai dengan membuat larutan Benedict !

Salah satu liter larutan Benedict dapat dibuat dari 100 g anhidrat natrium karbonat, 173 g natrium sitrat dan 17,3 g tembaga (II) sulfat pentahidrat.
Nah sekarang bagaimana caranya?

Sekitar 1 ml sampel ditempatkan ke dalam tabung reaksi yang bersih.

2 ml (10 tetes) dari larutan benedict (CuS

Larutan tersebut kemudian dipanaskan dalam bak air mendidih selama 3-5 menit.
Amati perubahan warna dalam larutan tabung atau pembentukan endapan.

Bagaimana mengintrepetasikan hasilnya?

Jika warna pada didih berubah menjadi hijau, maka akan ada 0,1 sampai 0,5 gula persen dalam larutan.
Jika berubah warna menjadi kuning, kemudian 0,5-1 persen gula hadir.
Jika berubah menjadi oranye, maka itu berarti bahwa 1 sampai 1,5 persen gula hadir.
Jika perubahan warna menjadi merah, maka 1,5-2,0 persen gula hadir.

Dan jika perubahan warna menjadi merah bata, itu berarti bahwa lebih dari 2 persen gula hadir dalam larutan.
Semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu larutan, akan membuat warna larutan semakin merah bata. Jadi apabila setelah diuji benedict suatu larutan berwarna hijau, maka konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit. Apabila berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak, dan apabila berwarna merah bata maka konsentrasinya lebih banyak lagi. Namun apabila larutan tetap berwarna biru, hal itu menandakan bahwa tidak terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan tersebut.

Posted on Leave a comment

Semanis gula? :)

Gula adalah nama umum untuk manis, rantai pendek, karbohidrat larut , banyak yang digunakan dalam makanan. Mereka terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Ada berbagai jenis gula yang berasal dari sumber yang berbeda. Gula sederhana yang disebut monosakarida dan termasuk glukosa (juga dikenal sebagai dekstrosa), fruktosa , dan galaktosa . Gula pasir yang paling lazim digunakan sebagai makanan sukrosa , sebuah disakarida . (Di dalam tubuh, hidrolisis sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.) Disakarida lainnya termasuk maltosa dan laktosa . Rantai panjang gula disebut oligosakarida . zat kimia-yang berbeda juga mungkin memiliki rasa manis, tapi tidak diklasifikasikan sebagai gula. Beberapa digunakan sebagai rendah kalori pengganti makanan untuk gula digambarkan sebagai pemanis buatan.

Continue reading Semanis gula? 🙂

Posted on Leave a comment

Analisis Kadar Serat Makanan

​Setelah di artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang apa itu serat, komponen serat dan pentingnya serat makanan bagi kesehatan, pada artikel kali ini kita akan menelusur terus sampai pada analisis serat pada makanan. Bagaimana cara kita mengetahui jumlah kadar serat dalam makanan. Tentu saja, ini dilakukan di dalam laboratorium ya.
Penetapan kadar serat makanan diestimasi pada dua pendekatan dasar yaitu secara gravimetri dan kimia. 

Apa yang membedakan diantara kedua pendekatan ini ya?

Pada pendekatan secara gravimetri, karbohidrat, lipid, dan protein yang dapat dicerna, dilarutkan secara selektif oleh bahan kimia dan/atau enzim. Bahan tak dapat cerna kemudian dikumpulkan dalam penyaringan dan residu serat ditimbang secara gravimetri. Pada pendekatan secara kimia, karbohidrat yang dapat cerna disingkirkan dengan pelumatan enzimatik, lalu komponen serat dihidrolisis dengan asam dan monosakarida diukur. Jumlah monosakarida dalam hidrolisat asam menunjukkan serat.

Komponen yang paling menimbulkan masalah dalam analisis serat adalah pati. Pada kedua pendekatan tersebut, seluruh pati harus disingkirkan agar serat dapat diestimasi dengan tepat. Dengan pendekatan gravimetri, penyingkiran pati yang tak sempurna akan meningkatkan bobot residu dan mempertinggi estimasi serat. Pada pendekatan kimia, glukosa pada hidrolisat asam dianggap serat. Karena itu, glukosa yang tidak disingkirkan pada tahap analisis awal juga menyebabkan estimasi berlebih serat makanan. Hidrolase pati yang digunakan dalam metode serat meliputi alpha-amilase, amiloglukosidase, dan pululanase. Alpha-amilase mengkatalisis unit-unit D-glukosa internal yang berikatan alpha-1,4, sementara pululanase mengkatalisis unit-unit glukosa internal yang berikatan alpha-1,6. Amiloglukisidase menhidrolisis ikatan alpha-1,4 dan alpha-1,6-glukosidik dari ujung non-pereduksi pati. 

Semua metode serat melibatkan pemanasan pada 80-130 °C selama 30 menit sampai 3 jam untuk membengkakkan dan menghancurkan (menggelatinkan) granul pati. Sekalipun dengan gelatinisasi, sebagian pati lolos dari pelumatan (pelarutan) dan membubungkan nilai serat. 

Pada pendekatan gravimetri, semua bahan dapat cerna harus disingkirkan dari contoh/sample sehingga hanya tersisa polisakarida tak dapat cerna atau residu tak dapat cerna dikoreksi terhadap cemaran dapat cerna yang tersisa. Lipid dapat disingkirkan dari contoh dengan pelarut organik dan umumnya tidak menimbulkan masalah analitis bagi analis serat. Protein dan mineral yang tidak terpisahkan dari contoh selama pelarutan harus dikoreksi dengan analisis nitrogen metode Kjeldahl dan dengan porsi abu dari residu serat. 

Pendekatan secara gravimetri dibagi menjadi 3 metode yaitu:

  1. Metode serat kasar

Metode serat kasar dikembangkan tahun 1850-an untuk mengestimasi karbohidrat tak dapat cerna dalam pakan hewan. Karena tidak terdapat alternatif yang mudah, serat dalam makanan manusia diukur sebagai serat kasar sampai awal tahun 1970-an (kecuali untuk Southgate di Inggris). Serat kasar ditentukan dengan ekstraksi contoh berturut-turut dengan H2SO4 1,25% dan NaOH 1,25% . Residu yang tak larut disaring, dikeringkan, ditimbang dan diabukan untuk mengkoreksi cemaran mineral dalam residu serat. Serat kasar mengukur selulosa dan lignin dalam contoh tetapi hemiselulosa, pektin, dan hidrokoloid larut dan tidak terdeteksi.

  1. Metode detergen

Metode serat detergen asam dan serat detergen netral dikembangkan untuk mengestimasi secara lebih akurat lignin, selulosa, dan hemisululosa dalam pakan hewan. Serat detergen netral sama dengan serat detergen asam plus hemiselulosa. Karena pektin dan hidrokoloid biasanya menjadi penyusun minir pada hampir semua bahan makanan, metode detergen cukum diterima dan memadai dalam industri hewan.

  1. Metode serat total, tak larut, dan larut

Serat yang larut dan tak larut menghasilkan respon fisiologis yang cukup berbeda dan kedua jenis serat ini penting bagi kesehatan manusia. Dari pengembangan berbagai metode analisis yang diusulkan, diperoleh metode yang sekarang diterima secara luas untuk menentukan serat makanan yaitu metode AOAC 991.43. Metode ini menggabungkan metide serat kasar, serat detergen dan metode Southgate.

Selanjutnya di artikel berikutnya akan di bahas tentang metode yang dilakukan dengan pendekatan kimia. 

Posted on 1 Comment

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Asupan gizi merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan, karena hal tersebut akan sangat berdampak terhadap tubuh kita. Cabang utama dari ilmu kimia ialah Biokimia, dalam biokimia kita akan mempelajari bagaimana metabolisme tubuh manusia dari segi reaksi kimianya, tentu saja hal ini merupakan hal utama yang harus di pelajari, bahkan dalam kedokteran sekalipun. Continue reading Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Posted on Leave a comment

Jual Laktosa dari Hilmar USA

Jual Laktosa dari Hilmar USA

Laktosa termasuk dari golongan karbohidrat. lebih tepatnya laktosa ini merupakan bentuk disakarida dari karbohidrat dan merupakan derivat dari galaktosa dan glukosa. Laktosa memiliki rumus molekul C12H22O11 dengan struktur seperti gambar di bawah Continue reading Jual Laktosa dari Hilmar USA

Posted on Leave a comment

Reaksi Asam Sulfat dengan Gula

Menurut wikipedia, Gula adalah satu istilah bagi sekelas kristal karbohidrat yang boleh dimakan, terutama sukrosa, laktosa, dan fruktosa dicirikan oleh suatu rasa manis. Di dalam makanan, gula kebanyakan dirujuk hampir-hampir ekslusif merujuk kepada sukrosa, yang utamanya datang dari Gula tebu dan gula bit. Gula lain digunakan di dalam industri penyediaan makanan, tetapi ia biasanya diketahui oleh nama-nama yang lebih spesifik nama-nama glukosa, fruktosa atau gula buah, air gula jagung fruktosa tinggi, dll. Continue reading Reaksi Asam Sulfat dengan Gula