Peneliti yang berasal dari Universitas Laval telah mengembangkan metode yang sangat efektif untuk mengubah karbondioksida atau CO2 menjadi methanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang rendah emisi dan baik digunakan pada kendaraan. Tim yang dipimpin oleh Profesor Frederic Georges Fontaine menyajikan rincian penemuan ini dalam edisi terbaru Journal of American Chemical Society.
Para peneliti juga telah mencari cara untuk mengubah karbondioksida menjadi methanol dalam satu langkah menggunakan proses hemat energi selama bertahun-tahun. Profesor Fontaine mengatakan bahwa dengan keberadaan oksigen, pembakaran metanol dapat menghasilkan karbondioksida dan air. Para ilmuwan akhirnya menemukan katalis yang menghasilkan reaksi yang berlawanan dan itu akan memungkinkan kita untuk memangkas emisi gas rumah kaca dengan sintesis bahan bakar yang akan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
Katalis yang dikembangkan oleh Frederic Georges Fontaine dan timnya terdiri dari dua kelompok kimia. Yang pertama adalah borana yaitu senyawa boron, karbon, dan hidrogen. Yang kedua adalah fosfin yang terdiri dari fosfor, karbon dan hidrogen. Professor kimia di Fakultas Sains dan Teknik ini juga menambahkan bahwa tidak seperti kebanyakan katalis yang dikembangkan sejauh ini untuk mengubah karbondioksida menjadi metanol, mereka tidak mengandung logam sehingga dapat mengurangi bahaya beracun katalis serta memperkecil biaya produksi.
Karbondioksida menjadi metanol memerlukan sumber energi hidrogen dan kimia dan itu para peneliti memiliki ide untuk menggunakan senyawa yang disebut sebagai hydroborane atau BH3 dan hasilnya sudah spektakuler. Reaksi yang dicapai adalah bisa menjadi dua kali lebih efektif dibandingkan dengan katalis yang paling dikenal dan menghasilkan sedikit limah. Apa yang membuat penemuan ini lebih menarik adalah kenyataan bahwa reaksi kimia tidka merusak katalis yang dapat diaktifkan dengan menambahkan substrat baru.
Sumber : sciencedaily.com