Posted on Leave a comment

Berbagai macam Larutan Uji dari Tembaga (II) Sulfat

​Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.

Tembaga (II) sulfat, juga dikenal sebagai sulfat cupric, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai serangkaian senyawa yang berbeda dalam derajat mereka hidrasi. Bentuk anhidrat adalah bubuk hijau atau abu-abu putih pucat, sedangkan pentahidrat (CuSO4 5H2O ·), garam paling sering ditemukan, adalah biru terang. Tembaga sulfat exothermically larut dalam air untuk memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang memiliki geometri molekul oktahedral dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat adalah “vitriol biru” dan “bluestone”.

Bagaimana pembuatan tembaga (II) sulfat?

Tembaga sulfat diproduksi industri dengan memperlakukan logam tembaga atau oksida dengan asam sulfat. 
Pada berbagai tes laboratorium, CuSO4 kerap digunakan sebagai salah satu bahan pembuatnya. Apa saja ya?

‌Larutan Fehling

Larutan Fehling digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Aldehid dengan pereaksi Fehling dapat bereaksi menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Dalam pereaksi ini, ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Untuk mengetahui gula pereduksi yang mempunyai sifat reduksi lebih kuat, reaksi fehling lebih jelas perubahan warnanya. Dalam larutan glukosa 1% pereaksi Fehling akan menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya glukosa 0,1 % endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. Pereaksi Fehling (kompleks tartrat tembaga (II) sulfat) adalah pereaksi yang dapat digunakan untuk menguji gula pereduksi. Dengan mengetahui jumlah pereaksi yang tereduksi maka kadar gula dapat diketahui. Penambahan urine pada larutan Fehling menyebabkan perubahan warna. Perubahan warna ini, menandai tingkatan seseorang memiliki diabetes.

‌Larutan Biuret

biuret adalah reagen untuk menguji bahan makanan yang mengandung protein. 

bahan yang diuji harus dibuat larutan terlebih dahulu, kemudian baru ditetesi biuret. 

bahan makanan yang mengandung protein akan berwarna ungu, semakin tua warna ungu menunjukan protein semakin banyak dan sebaliknya semakin muda warna ungu, kandungan protein semakin sedikit. 
‌Larutan Benedict

benedict adalah reagen untuk menguji kandungan makanan yang mengandung glukosa. 

sama seperti pengujian menggunakan biuret, bahan makanan yang diuji harus berbentuk larutan, kemudian ditambah reagen benedict (biasanya setengah dari jumlah larutan). setelah itu dipanaskan selama beberapa menit. 

bahan makanan yang mengandung glukosa, akan terdapat endapan berwarna hijau sampai merah bata. hijau jika kandungan glukosa sedikit dan merah bata jika kandungan glukosa banyak. 

‌Tes Darah untuk anemia

 Tembaga sulfat juga digunakan untuk tes darah untuk anemia. Darah diuji dengan menjatuhkannya ke dalam larutan tembaga sulfat gravitasi tertentu yang dikenal – darah yang mengandung hemoglobin yang cukup cepat tenggelam karena kepadatannya, sedangkan darah yang tidak, mengapung atau tenggelam kurang cepat.

‌Tes uji nyala

Pada uji kualitatif dengan metode nyala, ion tembaga memancarkan cahaya biru-hijau tua, jauh lebih biru daripada tes api untuk barium.

Posted on Leave a comment

Mengapa Harus Sarapan Sebelum Jam 9?

​Sebagian dari kita mengabaikan sarapan dengan sarapan di waktu yang telat atau bahkan tidak sarapan sama sekali. Ini berlaku pada anak dan dewasa. Bagaimana dengan kalian?

Jam berapa kalian sarapan?

Pentingkah sarapan? 

Beberapa tahun ini sarapan sebelum jam 9 sedang di gencarkan, karena mengingat prevalensi anemia defisiensi besi anak2 sekitar 40-45% yg umum karena kurangnya ibu yg sedang bekerja ataupun tidak bekerja jarang menyiapkan sarapan pagi yang sehat. Prevalensi tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan.

Kenapa sih kok sebelum jam 9 harus sarapan? Karena selama satu atau dua jam setelah kita bangun tidur, terjadi penurunan kadar gula darah dan zat gizi di otak. Bila sebelumnya kita mengenal dengan istilah sarapan pagi, Nah saat ini lebih di sosialisasikan sarapan sebelum jam 9.
Bagaimana dengan menu sarapannya? Harus 4 sehat 5 sempurnakah?

Wah, kalau kalian masih berarti tidak up to date.Sekarang istilahnya telah berubah menjadi “makanan gizi seimbang”.

Apa saja komposisinya?

Gambarannya  seperti ini : piring makan untuk memenuhi gizi seimbang, sebagai berikut :

‌½ dari piring makan terdiri dari sayur dan buah-buahan. Maksimalkan dengan konsumsi dari beragam jenis dan warna. (agar dpat bervariasi dan menambah selera makan )

‌ ¼ dari piring diisi dengan protein. dapat memilih ikan, ayam atau kacang-kacangan. Batasi daging olahan seperti sosis (karena pasti terdapat bahan pengawet ). 

‌¼ dari piring makan dipenuhi dengan biji-bijian utuh dari beras, gandum . Kandungan gula dari roti atau beras berwarna putih tergolong tinggi, sebaiknya berhati-hati untuk yang memiliki masalah dengan gula darah.

‌Konsumsi air putih, teh, atau kopi. Batasi susu dan produk turunannya, hanya sekitar 1-2 kali per hari, jus sekitar satu gelas per hari dan hindari minuman dengan kandungan gula tinggi.

Sudah mengetahui kan pentingnya sarapan?

Yuk sarapan sebelum jam 9 pagi.

Posted on Leave a comment

Pengaruh Proses Pengolahan Susu terhadap Nilai Nutrisi

​Susu merupakan sumber protein, riboflavin, vitamin B12, kalsium, dan fosforus yang sangat baik untuk vitamin A, tiamin, ekuivalen niasin, dan megnesium. Apakah nutrisi tersebut akan tetap terjaga setelah melalui tahap proses pengolahan ya?

Ada beberapa nutrisi yang terpengaruh akibat proses yang dilalui, misalnya protein dan vitamin.

  1. Pengaruh pada Protein

Proses pengolahan dengan pemanasan seperti dalam pasteurisasi, sterilisasi, pemekatan, dan pengeringan dapat mengubah struktur 2°,3°, 4°, atau mengubah 1° protein. Pengaruh pertama, yang menyebabkan pembukaan lipatan protein, sebenarnya dapat meningkatkan nilai hayati protein karena ikatan peptida menjadi lebih dapat dimasuki oleh enzim pencerna. Akan tetapi, modifikasi struktur 1° dapat menurunkan kedapatcernaan (digestibility) dan menghasilkan residu yang tidak terdapat secara hayati. Misalnya, perlakuan panas pada susu dapat menyebabkan eliminasi-betha residu sistinil dan fosfoseril membentuk dehidroalanina yang mudah bereaksi dengan residu lisil mengahsilkan tautan silang lisinoalanina. Pertautan silang menurunkan digestibility protein. Lebih jauh, karena nilai nutrisi protein susu dibatasi oleh kadar asam amino belerang yang rendah, perubahan seperti ini tergolong penting. Untunglah, pasteurisasi atau proses UHT tidak menyebabkan pembentukan residu lisinoalanil yang berarti, namun sterilisasi dalam kaleng atau pendidihan menghasilkan residu lisinoalanil.

Perlakuan panas yang lembut sekalipun menginisiasi reaksi Maillard, membentuk laktulosa-lisina dan senyawaan lain yang mengurangi jumlah lisina yang tersedia. Hilangnya lisina-tersedia tidak berarti selama pasteurisasi (1-2%) atau sterilisasi UHT (2-4%), namun perlakuan yang lebih hebat seperti pemekatan pada suhu tinggi atau sterilisasi dalam kaleng dapat menyebabkan kehilangan >20%. Penyimpanan produk UHT dalam waktu lama pada suhu >35° C juga dapat mengurangi secara berarti lisina-tersedia. Karena protein susu mengandung banyak lisina, kehilangan yang kecil tidak berarti secara nutrisi kecuali apabila produk susu digunakan untuk memampas diet yang kurang mengandug lisina.
2. Pengaruh pada Vitamin

Vitamin larut lemak dalam susu seperti vitamin A (juga karoten), D, dan E serya vitamin larut air, riboflavin, asam pantotenat, biotin, dan asam nikotinat cukup stabil. Karena itu vitamin-vitamin ini tidak mengalami kehilangan yang terdeteksi selama pasteurisasi atau sterilisasi UHT. Akan tetapi, tiamin, B6, B12, asam folat dan askorbat (vitamin C) lebih rentan terhadap panas dan/atau penguraian oksidatif. Vitamin C, B12, dan asam folat secara khusus rentan terhadap penguraian oksidatif selama proses dan penyimpanan. Proses  oksidasi pertama dari vitamin C (dehidroaskorbat, memiliki aktivitas vitamin C) sangat peka terhadap panas, sedangkan askorbat cukup stabil terhadap panas. Karena itu metode-metode yang mengeluarkan atau menyingkirkan oksigen selama proses dan kemasan yang meniadakan oksigen selama penyimpanan berperan melindungi vitamin-vitamin ini.

Secara umum, pasteurisasi dan sterilisasi UHT menghilangkan lebih sedikit vitamin dibandingkan dengan perlakuan panas yang hebat seperti sterilisasi dalan kaleng atau pengeringan. Perhatian khusus diberikan terhadap vitamin B12, karena susu merupakan sumber penting vitamin ini dalam makanan. Pengetahuan akan penyebab penguraian susu dan penggunaan metode yang memininumkannya, seperti pemrosesan-suhu-tinggi-waktu-singkat (HTST) serta dihilangkannya oksigen dan cahaya selama proses dan penyimpanan di masa depan harus menghasilkan produk susu yang stabil disimpan, aman secara mikrobiologis, dan hampir tidak berubah zat-zat gizi awalnya.

Posted on 1 Comment

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Asupan gizi merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan, karena hal tersebut akan sangat berdampak terhadap tubuh kita. Cabang utama dari ilmu kimia ialah Biokimia, dalam biokimia kita akan mempelajari bagaimana metabolisme tubuh manusia dari segi reaksi kimianya, tentu saja hal ini merupakan hal utama yang harus di pelajari, bahkan dalam kedokteran sekalipun. Continue reading Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Posted on Leave a comment

Memahami Struktur Protein

Protein merupakan sekumpulan dari asam amino (Total 20 macam) yang bergabung dan berikatan untuk membentuk suatu fungsi dan bentuk tertentu, kali ini kami akan secara khusus membahas struktur Protein dari susunan dasar hingga susunan akhirnya. Dimulai dari susunan dasar yaitu struktur primer hingga struktur kuartener Continue reading Memahami Struktur Protein