Posted on Leave a comment

Cara Mudah Uji Protein Menggunakan Kalsium Oksida

Menurut Wikipedia : Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakanpolimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kadang-kadang kita mungkin bertanya-tanya, apa benar makanan yang orang bilang berprotein itu memang benar berprotein?

Untuk mengetahuinya dengan mata kepala kita sendiri, ada cara sederhana dan mudah untuk mengetahui apakah dalam makanan/minuman kita terkandung protein atau tidak.

Meskipun uji coba ini tidak bisa memberikan gambaran berapa % kadar protein yang terkandung dalam makanan/minuman tersebut dan hanya berupa gambaran kasar ada atau tidak adanya kandungan protein, minimal kita bisa belajar pendahuluan atau uji coba-uji coba simple dan mudah seperti ini untuk pemula.

Protein juga merupakan nutrisi penting yang membangun otot dalam tubuh. Berikut adalah tes mudah untuk protein dalam makanan.
Susu sebagai salah satu sumber protein
Susu sebagai salah satu sumber protein. Sumber Gambar : wikipedia.org

Bahan :

1. Kalsium Oksida (dijual sebagai kapur dalam toko bangunan)
2. Kertas lakmus merah (atau bahan metode lain untuk menguji pH)
3. Air
4. Lilin, burner, atau alat pembakar lainnya
5. Pipet
6. Tabung kimia
7. Susu atau makanan lain untuk menguji

Prosedur
Pertama, uji susu, yang mengandung kasein dan protein lainnya. Setelah kita memahami apa yang tujuan dari uji coba ini, kita dapat memeriksa makanan lain.

1. Tambahkan sedikit kalsium oksida dan 5 tetes susu ke tabung reaksi.

2. Tambahkan tiga tetes air.

3 Basahi kertas lakmus dengan air. Air memiliki pH netral, sehingga tidak akan mengubah warna kertas. Jika kertas berubah warna, mulai lagi menggunakan air suling dibanding air keran atau sejenisnya.

4. Panaskan tabung reaksi dengan api. Pegang kertas lakmus basah ke mulut tabung reaksi dan amati perubahan warna.

5. Jika protein ada dalam makanan (tes positif untuk protein), kertas lakmus akan berubah warna dari merah ke biru. Juga, jika kita mencium tabung reaksi, kita bisa mendeteksi bau amonia jika protein ada.

Jika protein tidak ada dalam makanan atau tidak dalam konsentrasi/kandungan yang cukup untuk menghasilkan cukup amonia untuk tes (tes negatif untuk protein), kertas lakmus tidak akan berubah biru.

Catatan :

– Kalsium oksida bereaksi dengan protein dan memecahnya menjadi amonia. Amonia mengubah keasaman sampel, menyebabkan perubahan pH. Jika makanan kita sudah sangat basa, kita tidak akan dapat menggunakan tes ini untuk mendeteksi protein. Uji makanan kita sebelum melakukan tes untuk melihat apakah makanan itu mengubah kertas lakmus.

– Susu adalah makanan yang mudah untuk diuji karena berupa cairan. Untuk menguji bahan makanan padat, seperti daging atau sayuran, pertama kita harus menggiling makanan dengan tangan atau menggunakan blender. kita kadang juga mungkin perlu mencampurnya dengan air untuk membuat sampel kita dapat diuji.

– Tes ini mencatat perubahan pH, yang merupakan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan berair atau berbasis air. Sebagian besar makanan mengandung air, sehingga mereka bekerja dengan baik untuk uji coba ini. Namun, makanan berminyak mungkin tidak bekerja dengan baik pada tes ini. Kita tidak dapat menguji minyak nabati murni misalnya, karena tidak mengandung air. Jika kita menguji makanan berminyak, seperti kentang goreng atau keripik kentang, kita harus menghancurkannya dan dicampur dengan sedikit air.

Sumber :
chemistry.about.com
– wikipedia

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.