Campuran asam salisilat dan H3PO4 ditambahkan dengan anhidrida asetat. Endapan asam salisilat tidak larut sempurna, dinding tabung reaksi panas jika disentuh. Hal ini menunjukkan terjadi reaksi yang bersifat eksoterm. Pemanasan pada suhu 80 – 85% menyebabkan endapan larut semua karena kelarutan bertambah besar seiring kenaikan suhu. Pemanasan tidak boleh melebihi 85% karena bisa membuat terjadi dekomposisi yaitu proses penguraian senyawa menjadi penyusunnya. Setelah dipanaskan sambil dikocok 10 – 15 menit. Endapan larut sempurna.
Setelah pemanasan, dilakukan penambahan air pada larutan secara perlahan dengan tujuan untuk mengikat kelebihan anhidrida asetat sehingga tidak mengganggu jalannya reaksi selanjutnya. Pendinginan di bak es bertujuan agar proses kristalisasi berlangsung lebih cepat. Setelah pembentukan kristal sempurna. Kristal disaring dengan corong buchner + vakum. Campuran air-etanol digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan pengotor – pengotor dalam kristal. Tetapi tidak melarutkan kristal pada suhu rendah. Etanol berfungsi untuk melarutkan pengotor non polar, Sedangkan air berfungsi untuk melarutkan pengotor yang bersifat polar. Tetapi kali ini hanya akuades yang digunakan untuk mencuci
Analisis Kesalahan
Hasil yang didapat menunjukkan kesalahan relatif sebanyak 38%. Faktor penyebabnya, yaitu:
- Penambahan H3PO4 tidak tepat sehingga tidak semua kristal asam salisilat larut
- Saat memasukkan asam salisilat ke tabung. ada yang terjatuh
- Masih ada kristal yang menempel pada tabung reaksi. (proses pencucian tidak bersih)
Kesimpulan
- H3PO4 berfungsi sebagai pemberi suasana asam dan sebagai katalis
- Asam salisilat berfungsi sebagai bahan baku pembuatan aspirin
- Massa aspirin yang di peroleh seberat 0,4gr
- %Kesalahan relatif = 38% | %Yield = 62%
Daftar Pustaka
- Tim Penyusun Diktat Praktikum Kimia Organik Preparatif. 2009. Diktata Penuntun Praktikum Kimia Organik Preparatif. Depok: Dept. Kimia FMIPA UI
- Fessenden & Fessenden. 1989. Kimia Organik II. Jakarta : Erlangga