PMS (Pre Menstrual Syndrome) merupakan gejala haid yang menakutkan bagi wanita. PMS dapat terjadi sangat hebat hingga membuat penderitanya tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, menyebabkan pingsan, bahkan menimbulkan keinginan bunuh diri. Continue reading Resep Sehat Wanita : PMS Go Away! (Bagian 3)
Tag: Hari
Metode Analisis Kualitatif untuk Beberapa Kation dan Anion

Tiap jenis ion, positif maupun negatif mempunyai sejumlah sifat khas misalnya: ukuran, bentuk, muatan dan warnanya. Tiap ion bereaksi secara khas baik dalam bentuk larutan maupun padatan. Pengetahuan mengenai ion-ion menyebabkan kita dapat mengenal garamnya. Beberapa sifat utama dari ion ialah reaksi-reaksi kimia yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ion tersebut.
Dalam percobaan ini, kita akan mengidentifikasi secara langsung beberapa kation dan anion dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang khas untuk ion-ion tersebut.
Continue reading Metode Analisis Kualitatif untuk Beberapa Kation dan Anion
Pendahuluan Katalis Heterogen
ADSORPSI

- Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan terjadi karena adanya ikatan kimia antara adsorben dengan zat yang teradsorpsi (adsorbat). Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan(monolayer)yang terjadi dan biasanya terjadi pada suhu tinggi. Besarnya energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel). Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty, 1997).
- b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi ini tidak spesifik dan terjadi akibat adanya perbedaan energi atau gaya tarik bermuatan listrik (gaya Van Der Waals).Pada jenis adsorpsi fisika ini, terjadi beberapa lapisan (multilayer) dan terjadi pada suhu rendah.Besarnya energi adsorpsi fisika ±10 kj/mol. Molekul-molekul yang di adsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga mudah untukdigantidenganmolekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan pada gaya Van Der Waals, dandapatterjadipadapermukaan yang polar dan non polar. Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion (Atkins, 1990). Continue reading Pendahuluan Katalis Heterogen
Inspirasi Spons Bawah Laut Hasilkan Mineral Fleksibel
Para ilmuwan yang berasal dari Universitas Johannes Gutenberg Mainz atau JGU dan Max Planck Institute for Polymer Research (MPI-P) yang dari Jerman telah berhasil menciptakan materi hibrida sintetik baru dengan kandungan mineral hampir 90 persen, namun sangat fleksibel. Mereka meniru elemen structural yang ditemukan pada sebagian besar spons laut dan menciptakan spons spikula menggunakan kalsium karbonat mineral alami dan protein dari spons. Mineral alami biasanya didapat dengan bentuk yang sangat keras dan berduri, serapuh porselen.
Hebatnya, spikula sintetis ini lebih unggul dibandingkan dengan jenis yang lainnya dalam hal fleksibilitas yang dapat dikatakan seperti karet. Spikula sintetis tersebut juga akan mudah berbentuk huruf “U” tanpa menunjukkan tanda-tanda fraktur secara karakteristik. Hal tersebut disebabkan karena terdapat zat organik baru dalam material hybrid tersebut dan itu mengandung sekitar sepuluh kali lipat dibandingkan dengan spikula alami. Continue reading Inspirasi Spons Bawah Laut Hasilkan Mineral Fleksibel
Pemisahan Campuran : Sentrifugasi
Cara pemisahan ini berdasarkan adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada partikel – partikel yang melayang sehingga partikel tersebut dapat dipaksa untuk bergerak ke dasar bejana dan mengendap, sehingga terjadi

pemisahan antara partikel padat dan pelarutnya. Selanjutnya pada campuran yang telah memisah tersebut dapat dipisahkan lebih lanjut dengan cara dekantasi atau memipet cairan yang berada diatas padatannya lalu ipindahkan ke tempat lain. Cara ini sangat cocok untuk untuk memisahkan campuran yang ukuran partikeln ya sangat kecil dan masa jenisn partikelnya juga sangat kecil sehingga partikelnya melayang dalam cairannya, misalnya koloid. Gaya sentrifugal diperoleh dengan cara memutar campuran yang akan dipisahkan dengan suatu alat khusus yang disebut centrifuge. Seperti pada Gambar disamping.
Persamaan untuk centrifuge ialah yang terlihat seperti dibawah. RCF( Celative Centrifugal Force) ialah ukuran kekuatan dari gaya sentrifugalnya setelah mempertimbangkan faktor lain seperti kecepatan angular, Radius rotasi dan gravitasinya. Continue reading Pemisahan Campuran : Sentrifugasi
Logam Cair Bantu Kritalisasi Silikon dengan Suhu Lebih Rendah
Sebuah cara baru untuk membuat silikon kristal yang telah dikembangkan oleh para peneliti University of Michigan. Dengan bahan tersebut membuat bahan penting yang terdapat pada komputer maupun sel surya lebih murah dan ramah lingkungan.
Silikon dioksida atau biasa disebut dengan pasir memang telah melapisi 40 persen kerak bumi. Tapi proses industri untuk mengubah pasir menjadi silikon kristal cukup mahal dan berdampak pada lingkungan karena kondisi pemrosesan yang ekstrim.
Stephen Maldonado, professor kimia dan terapan mengatakan bahwa pembuatan silikon kristal dalam teknologi elektronik modern saat ini dibuat melalui serangkaian energi reaksi kimia yang intensif dengan suhu yang lebih dari 2000 derajat Fahrenheit dan menghasilkan gas karbon dioksida yang cukup banyak. Continue reading Logam Cair Bantu Kritalisasi Silikon dengan Suhu Lebih Rendah