
Hai sahabat bisakimia. Kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara valensi dan bilangan oksidasi.
Apakah di antara kalian masih ada yang kesulitan dalam membedakan antara valensi dan bilangan oksidasi? Silahkan teman-teman simak penjelasan berikut tentang perbedaan antara valensi dan bilangan oksidasi.
Valensi
Dalam pembentukan suatu senyawa, suatu unsur dapat bergabung dengan unsur lain dengan valensi tertentu. Istilah valensi dikemukakan pertama kali oleh Wichelhaus (1868), yang berarti jumlah ikatan suatu unsur terhadap yang lainnya. Penjelasan lainnya tentang valensi, dapat sahabat bisakimia baca disini.
Valensi biasa dilambangkan dengan sebuah garis (tangan) seperti:
Suatu unsur kadang-kadang bervalensi lebih dari satu macam, seperti S dalam SO2 dan H2SO4 masing-masing bervalensi 4 dan 6.
Dalam menentukan valensi suatu unsur, kita harus menuliskan struktur molekul senyawa tersebut. Oleh sebab itu, cara ini dianggap kurang praktis, dan sebagai gantinya ditemukan cara bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi (BO) suatu unsur adalah muatan suatu atom dalam senyawa, seandainya semua elektron yang dipakai bersama menjadi milik atom yang lebih elektronegatif. Bilangan oksidasi biasa disingkat biloks. Bilangan oksidasi dapat berupa bilangan positif, negatif, atau pecahan. Nilai itu bukanlah hasil percobaan, melainkan merupakan aturan dalam penentuan bilangan oksidasi.
Contoh penentuan bilangan oksidasi pada molekul H2O
Karena oksigen lebih elektronegatif maka ia kelebihan dua elektron dari dua hidrogen. Akibatnya bilangan oksidasi oksigen = -2 dan hidrogen = +1.
Aturan dalam menentukan bilangan oksidasi (BO)
1. Setiap unsur bebas mempunyai BO = 0, contoh: He, Fe, H2, S8, P4
2. Hidrogen dalam senyawa mempunyai BO = +1, contoh: HCl, H2SO4, HClO4
3. Oksigen dalam senyawa mempunyai BO = -2, contoh: H2O, HNO3
4. Unsur golongan alkali (IA) dalam senyawa mempunyai BO = +1, contoh: NaCl, KOH, Li2SO4
5. Unsur golongan alkali tanah (IIA) dalam senyawa mempunyai BO = +2, contoh: CaO, BaCO3, SrSO4
6. Fluor dalam senyawa mempunyai BO = -1, contoh: HF, LiF, CaF2
7. Sebuah ion mempunyai BO = muatannya, contoh: Cl– = -1, Ca2+ = +2, SO42- = -2
8. Senyawa netral mempunyai BO = 0, contoh: HCl = 0, KBr = 0, Na2SO4 = 0
Dari aturan di atas dapat ditentukan BO suatu unsur dalam senyawa tanpa menuliskan struktur molekulnya.
Semoga dari penjelasan di atas dapat menambah pemahaman teman-teman tentang perbedaan antara valensi dan bilangan oksidasi. Sampai ketemu lagi di penjelasan materi berikutnya.
Sumber:
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB.