Ion oksalat memiliki empat atom donor namun hanya dua atom yang menjadikannya sebagai ligan bidentat yang berikatan dengan ion logam membentuk senyawa kompleks mono, bis dan tris oksalat. Ion oksalat juga dapat berfungsi sebagai ligan jembatan yang menghubungkan lebih dari satu inti ion logam transisi, baik ion logam yangsejenis maupun berbeda jenis sehingga membentukkompleks polimer berdimensi satu, dua, bahkan tiga. 1 Senyawa kompleks oksalat dengan satu ionpusat disebut senyawa kompleks mononuklir oksalat dan senyawa kompleks dengan dua ion pusat, baik sama maupun berbeda, disebut senyawa kompleks binuklir oksalat. Struktur ion oksalat dapat dilihat pada Gambar 1. Senyawa kompleks mononuklir oksalat dengan ion Cr3+ sebagai ion pusatnya menunjukkan sifat thermochromic, yaitu perubahan warna yang disebabkan oleh suhu dan gugus optis aktif. 2 Senyawa kompleks binuklir oksalat memiliki struktur bervariasi yang terdiri dari jaringan ion ion logam bi- dan tri-valensi berkoordinasi dengan oksalat sebagai ligan jembatan membentuk lapisan-lapisan berdimensi satu sampai tiga. Dengan struktur ini ion oksalat berperan sebagai mediator pertukaran sifat magnet di antara ion-ion logam tersebut.

Gambar 1. Struktur ion oksalat
Spektrum elektronik ion Cr3+ pada senyawa kompleks oktahedral menunjukkan dua serapan maksimum pada daerah tampak yaitu pada panjang gelombang 418 nm yang sesuai dengan transisi 4T2g ← 4A2g dan pada 588 nm yang sesuai dengan transisi 4T1g ← 4A2g. Ketidakstabilan senyawa kompleks K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O bukan hanya dapat diamati dalam larutan air saja, namun dapat diamati juga menggunakan parameter waktu. Pada saat awal sintesis, dihasilkan padatan merah ungu mengkilap, yang telah diketahui merupakan senyawa kompleks trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2]. 2H2O. warna padatan merah ungu mengkilap berubah warnanya menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa kompleks trans K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O relative tidak stabil dibandingkan dengan isomernya, cis- K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O. Seperti halnya senyawa kompleks mononuklir oksalat yang tidak stabil.
Pengukuran sifat magnet menunjukkan bahwa senyawa kompleks bersifat paramagnet pada suhu kamar. Besarnya momen magnet senyawa kompleks K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O, sesuai dengan keberadaan tiga elektron tidak berpasangan pada ion Cr3+ dengan SCr = 3/2. Pada suhu 1 K momen magnet yang dihasilkan
sebesar 49 BM. Nilai yang dihasilkan ini jauh lebih besar dibanding dengan nilai momen magnet pada suhu kamar. Karakteristik senyawa paramagnetik mempunyai magnetisasi spontan meskipun medan magnet dihilangkan. Sifat lain senyawa paramagnetik adalah magnetisasi permanen hilang jika dipanaskan diatas temperatur kritis. Dibawah temperature kritis, arah magnetic ini sejajar dan momen atom berinteraksi sangat kuat. Interaksi ini dihasilkan karena gaya electron exchange yang disebabkan oleh momen atom sejajar dan menghasilkan magnetisasi besar walaupun tidak terdapat medan magnet. Ini menunjukkan bahwa pada suhu rendah terjadi interaksi feromagnet. Kurva momen magnet terhadap suhu dapat dilihat pada Gambar berikut.
orbital hibrida dari [Cr(C2O4)2(H2O)2] ialah d2sp3 dan terlihat pula bahwa sifat magnetnya paramagnetis