Posted on Leave a comment

Istilah Karat pada Emas. Apa Artinya?

​Kalian tentu telah sering menggunakan istilah karat untuk emas. Mulai dari emas 18 karat sampai 24 karat. Namun tahukah kalian arti karat pada emas ini? Tentunya bukan  karat dalam artian korosif yang sering terjadi pada logam ya.

Apa ya arti karata pada emas? Karat adalah sistem pengukuran tingkat kemurnian emas. Kemurnian emas diukur berdasarkan jumlah persentase emas murni yang terkandung dalam suatu logam. 

Mengacu kepada sifat uniknya, logam emas yang memiliki kadar kemurnian semakin tinggi akan semakin lunak logam nya. Oleh karena sifat logam yang terlalu lunak ini maka agak sulit bagi pengrajin untuk mempertahankan durabilitas barang tersebut ketika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu emas harus dicampur oleh logam lain seperti perak, tembaga dan logam lain sehingga menghasilkan perhiasan emas yang memiliki durabilitas tinggi dalam aktivitas sehari-hari.

Seperti ini contohnya, kadar 24 karat dinyatakan sebagai emas murni. Jadi emas kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24 X 100% atau sekitar 95,8%. Jadi bila emas kadar 22 karat dengan berat 15 gram maka kandungan emas murninya = 22/24 x 15 = 13.75 Gram.
Untuk mempermudah, sudah tersedia tetapan untuk menentukan karat berdasar kadarnya. Menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) – No : SNI 13-3487-2005 standard karat sbb: Karat Kadar emas
‌24 K = 99,00 – 99,99%

‌23 K = 94,80 – 98,89%

‌22 K = 90,60 – 94,79%

‌21 K = 86,50 – 90,59%

‌20 K = 82,30 – 86,49%

‌19 K = 78,20 – 82,29%

‌18 K = 75,40 – 78,19%
Emas 22 karat seharusnya mempunyai kadar sekitar 90.6% sampai 94.79%. Namun ternyata pada praktiknya ketentuan ini tidak digunakan. Seringkali toko emas memiliki ketentuan sendiri yang tidak mengacu pada SNI. Emas dengan kandungan 80% dapat diklaim sebagai emas 22 karat. Emas 20 karat di Indonesia mungkin memiliki kandungan emas yang sama dengan emas 18 karat di luar negeri. Karena itu janganlah terpaku pada karat. Namun perhatikan kadar kandungan emasnya. Jika anda ingin membeli emas, jangan ragu tanyakan berapa kadarnya dalam %. Karena sesungguhnya yang menjadi patokan harga adalah kandungan kadar emas dalam perhiasan. Semakin tinggi kadar emas dalam perhiasan, akan semakin tinggi pula harganya.
Jumlah kadar emas adalah sama saja untuk berbagai warna, baik putih, warna mawar,dan lainnya hanya sebagai variasi dengan campuran logam lainnya. Semua perhiasan emas di cap atau hallmark setelah dibuat sebagaimana suatu syarat dari pemerintah pada berbagai negara di Dunia.

Posted on Leave a comment

Bagaimana Cara Membuat Baku Pembanding untuk HPLC?

​Pada pengerjaan kadar suatu contoh yang dianalisa menggunakan hplc, diperlukan baku pembanding. Bagi yang belum mengetahui tentang hplc, bisa klik di sini. Apa yang dimaksud baku pembanding?

Baku pembanding adalah standar acuan yang dipakai saat pengujian sample, dengan cara membandingkan kurva pada kromatogram dari sample terhadap baku pembanding. Oleh karena itulah baku pembanding yang digunakan harus memiliki konsentrasi yang akurat untuk memperkecil persentasi kesalahan. Pada perusahaan farmasi, baku pembanding bersertifikat didapatkan dari BPOM yang disebut BPFI (Baku Pembanding Farmakope Indonesia) melalui pembelian tentunya dengan harga yang tidak murah.  BPFI dibuat dan diedarkan di bawah wewenang Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, yang masing-masing lotnya telah lolos dari seleksi dan kesesuaian. Karakteristik kritis tiap lot dari spesimen dipilih untuk pembuatan pembanding ditetapkan atas dasar hasil pengujian dari 3 (tiga) atau lebih laboratorium secara independen. BPFI adalah senyawa yang telah dikarakterisasi, seperti obat tertentu (senyawa obat, produk biologik, eksipien, cemaran, hasil urai, pereaksi dan juga termasuk baku pembanding untuk verifikasi kinerja).BPFI inilah yang akan digunakan sebagai acuan pembuatan baku pembanding. Baku pembanding sendiri dapat menggunakan bahan baku zat aktif yang akan diperiksa kadarnya.

Berikut langkah-langkah pembuatan baku pembanding untuk hplc:

  1. Siapkan bahan baku zat aktif yang akan kita jadikan baku pembanding. Sebelumnya kita harus memeriksa keadaan sample baik secara fisik ataupun secara dokumentasi yang termasuk tanggal kadaluarsa bahan baku tersebut. Pilih bahan baku yang memiliki tanggal kadaluarsa yang terlama karena baku pembanding ini akan digunakn untuk jangka panjang.

  2. Lakukan analisis lainnya selain kadar seperti identifikasi, kadar air, pH dari larutan bahan baku tersebut.

  3. Lakukan penetapan kadar dari bahan baku yang akan dijadikan baku pembanding sesuai  spesifikasi masing-masing bahan dengan BPFI sebagai refference standart. Penentuan persen kadar dilakukan hingga 4 kali dengan RSD dari ke empat hasil tersebut tidak melebihi 2%. Kemudian diambil rata-rata hasil perhitungan dari % kadar. 

  4. Setelah diketahui hasil rata-rata kadar maka nilai itulah yang menjadi persentasi kadar baku pembanding. Bahan baku yang telah diperiksa dan ditetapkan menjadi baku pembanding kemudian ditempatkan dalam beberapa wadah kecil seperti val. Bagi menjadi 10 wadah yang telah diisi bahan baku pembanding. Jangan lupa memberi label yang memberi keterangan nama baku pembanding, persen kadar, tanggal kadaluarsa, dan lain-lain sesuai kebutuhan informasi.

  5. Simpan baku pembanding yang telah berlabel di dalam kulkas dengan suhu 2-8°C dengan keadaan tertutup rapat dan kering. Baku pembanding dapat digunakan sewaktu-waktu dilakukan penetapan kadar sample dengan hplc.

Posted on 3 Comments

Kopresipitasi dalam Analisis Gravimetri

​Sebelum adanya instrument-instrument analisis seperti AAS, HPLC, GC, ICP dll, gravimetri merupakan metode yang banyak digunakan terutama untuk penentuan kadar dalam jumlah besar pada suatu sample.

Walaupun tingkat ketelitiannya jauh dari alat instrumen, dan juga waktu pengerjaan suatu sample relatif lama tetapi beberapa penentuan kualitas bahan masih menggunakan metode gravimetri.

Seperti apa analisis gravimetri itu?

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Faktor utama dalan gravimetri adalah penimbangan dan pengendapan. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan kita analisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Proses ini cukup sulit dilakukan, namun cara yang paling umum adalah mengoksidasi beberapa zat yang mungkin mengganggu sebelum reaksi pengendapan dilakukan.
Pada proses pengendapan ini seringkali ditemui hal-hal yang mengganggu proses analisis. Salah satunya adalah kopresipitasi. Apa itu kopresipitasi?

Kopresipitasi (proses dimana biasanya komponen-komponen dari larutan terbawa oleh endapan atau ikut mengendap ) dari ion-ion pengotor.

Misalnya, penambahan larutan perak nitrat ke dalam larutan yang mengandung natrium klorida dan natrium bromida akan menghasilkan endapan AgCl dan AgBr.
Dalam kimia analisa, khususnya dalam menyatakan pengotoran suatu endapan, istilah kopresipitasi diartikan sebagai ikut mengendapnya satu atau lebih zat asing bersama endapan dari komponen zat uji, namun zat asing tersebut yang digunakan. Contoh lainnya adalah kalsium sebagian ikut mengendap pada pengendapan besi (III) sebagai hidroksida dengan menetralkan larutan asam hingga pH 4 sampai 5. Pada kondisi yang sama, tanpa besi, kalsium tidak akan mengendap.

Kopresipitasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. SURFACE ADSORPTION

Terjadi apabila ion-ion yang teradsorpsi ditarik ke bawah bersama-sama endapan selama proses koagulasi sehingga permukaaan endapan mengandung ion-ion yang teradsorpsi. Keadaan ini sering terjadi pada koloid terkoagulasi (memiliki luas permuakaan yang luas yang terbuka kepada pelarut). Contohnya pada endapan AgCl, akan mengandung sedikit nirat. Pada penentuan Cl- terbentuk endapan AgCl (koloid terkoagulasi) terkontaminasi dengan ion Ag+ bersama dengan NO3- atau ion lain yang terdapat pada lapisan counter-ion sehingga AgNO3 ikut mengendap. Untuk menguranginya dengan :

  1. Digestion memperkecil luas permukaan.

  2. Pencucian dengan larutan yg mengandung elektrolit volatil, menggantikan elektrolit nonvolatil. Contoh pada penentuan Ag+ dengan menambah Cl- dimana spesi teradsorpsi yang utama adalah Cl-. Penambahan larutan asam akan menggantikan lapisan counter-ion dengan H+, shg kedua ion tersebut yang berada pada double layer membentuk HCl yang volatil.

  3. Represipitasi atau presipitasi ganda. Endapan yang sudah disaring dilarutkan kembali untuk kemudian diendapkan kembali. Cara ini efektif mengatasi kopresipitasi pada pengendapan oksida hidrous besi(III) dan alumunium yang terkontaminasi dengan kation logam berat spt Zn Cd dan Mn.

  4. MIXED-CRYSTAL FORMATION

Satu dari ion yg terdapat pada kisi kristal dari endapan digantikan dengan ion lain yang memiliki muatan dan ukuran yang hampir sama. Kehadiran ion-ion yang serupa dapat menggantikan analit yang dikehendaki di dalam kisi kristal selama proses pengendapan. Kedua garam memiliki golongan kristal yg sama.

Contoh dalam penentuan sulfat sebagai BaSO4 kehadiran ion Pb atau Sr menyebabkan suatu kristal campur yang mengandung PbSO4atau SrSO4.

Contoh lain: MgKPO4 pada endapan MgNH4PO4, SrSO4 pada BaSO4, MnS pada CdS. 
Mengatasinya dengan menghilangkan ion-ion yang kemungkinan menjadi kontaminan sebelum dilakukannya pengendapan atau mengganti agen pengendap yang tidak menghasilkan pembentukan mixed-crystal.

  1. OCCLUSION

Terjadi pada saat pertumbuhan kristal berlangsung cepat, ion-ion asing pada counter-ion kemungkinan terperangkap di dalam kristal yg tumbuh.

Jika pertumbuhan kristal terlalu cepat, beberapa counter ion tidak memiliki waktu untuk terlepas dari permukaan.
4. MECHANICAL ENTRAPMENT
Terjadi karena beberapa kristal yang tumbuh terletak berdekatan sehingga memerangkap molekul pelarut. Walaupun pelarut dapat dihilangkan dengan pengeringan namun ion yang terperangkap akan tetap dalam endapan.

Oklusi dan mechanical entrapment dapat diminimasi jika kecepatan pertumbuhan kristal diperlambat kondisi lewat jenuh yg rendah.

Juga dengan digestion, represipitasi yang terjadi pada suhu tinggi membuka kantong perangkap dan memberikan kesempatan larutan keluar.

Posted on 4 Comments

PENJERNIHAN AIR

penjernihan air dengan PAC

Kejernihan air merupakan karakteristik pertama yang diperhatikan oleh manusia. Kekeruhan disebabkan oleh adanya zat tersuspensi yang menimbulkan penyebaran dan penyerapan sinar cahaya. Nilai kekeruhan tinggi dapat menyebabkan masalah pada rasa dan bau serta menunjukkan adanya organisme penyebab penyakit (Spellman, 2003). Continue reading PENJERNIHAN AIR

Posted on 3 Comments

10 Makanan Umum Alami Yang Beradioaktif

Secara teknis, semua makanan itu sedikit radioaktif. Hal ini karena semua makanan dan molekul organik lainnya mengandung karbon, yang secara alami adalah sebagai campuran isotop, termasuk radioaktif karbon-14.(mengenai isotop, bisa lihat disini) Itulah dasar penanggalan karbon, digunakan untuk mengidentifikasi usia fosil. Namun, beberapa makanan memancarkan radiasi jauh lebih banyak daripada yang lain. Berikut adalah 10 makanan alami berradioaktif dan berapa banyak radiasi yang bisa  didapatkan dari mereka. Continue reading 10 Makanan Umum Alami Yang Beradioaktif

Posted on Leave a comment

Cegah Diabetes dengan Konsumsi Buah

Begitu banyak buah segar yang dapat dikonsumsi secara utuh seperti anggur, pir, apel, blueberry, dan masih banyak lagi. Ternyata buah-buahan tersebut dapat menekan resiko penyakit diabetes melitus. Namun, jangan dikonsumsi dalam bentuk jus sebab hal itu malah berdampak sebaliknya, bukannya mengurangi resiko diabetes melitus justru malah menambah kemungkinan seseorang terkena penyakit diabetes melitus. Continue reading Cegah Diabetes dengan Konsumsi Buah