
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum, gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Demikian juga dengan manusia. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari pasti melakukan banyak gerakan. Manusia dapat bergerak karena adanya sistem gerak. Pernahkah kalian bertanya mengapa manusia bisa berdiri tegak dan bergerak dengan leluasa? Apa yang berperan dalam gerak pada manusia? Disini kita akan mempelajari Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem gerak pada manusia atau yang dalam bahasa medis disebut sebagai sistem muskuloskeletal, terdiri dari tulang, otot, sendi, serta organ-organ lain seperti ligamen dan tulang rawan. Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem ini, akan bekerja sama untuk melakukan berbagai fungsinya dengan baik. Dalam sistem gerak pada manusia, tulang akan berja sama dengan tulang rawan, ligamen, serta jaringan ikat lainnya, untuk merekatkan satu tulang dengan tulang lainnya.
Sementara itu, untuk mendukung berat yang dipikul oleh tubuh, tulang akan bekerjasama dengan otot. Tulang dan otot juga akan membantu tubuh untuk dapat bergerak dengan baik. Tanpa adanya tulang rangka, otot tidak akan memiliki tempat untuk menempel, agar bisa melakukan fungsinya dengan baik.
Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa manusia dapat bergerak karena adanya alat gerak pasif berupa tulang/rangka dan alat gerak aktif berupa otot. Selain tulang dan otot, dalam sistem gerak manusia juga melibatkan persendian (sendi).
Sebelum membahas seluruh sistem anggota gerak manusia, sekarang di materi berikut ini kita akan membahas salah satu sistem anggota gerak manusia yaitu Tulang (Rangka).
Tulang (Rangka)
Tulang/Rangka dalam tubuh sering disebut sebagai alat gerak pasif. Rangka disebut alat gerak pasif karena rangka tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya otot yang menempel pada rangka, rangka tidak dapat bergerak. Tulang sendiri terbentuk oleh kandungan kalsium yang berbentuk garam yang merekat erat dengan bantuan kalogen. Selain sebagai alat gerak pasif, tulang juga memiliki banyak manfaat bagi manusia.
( Baca juga Unsur Utama Pembentuk Tulang)
a. Fungsi Tulang (Rangka)
Tulang (Rangka) memiliki beberapa fungsi :
1). Tempat pembentukan sel-sel darah
2). Pelindung organ-organ vital, seperti otak, jantung, dan paru-paru
3). Penyangga dan pemberi bentuk tubuh
4). Tempat melekatnya otot
5). Tempat pembentukan kalsium, fosfor, dan mineral lainnya
6). Pembentuk komponen imunologis karena sel-sel darah putih dibentuk didalam sumsum tulang
b. Macam-Macam Tulang Penyusun Rangka Manusia
Macam-macam tulang penyusun rangka manusia, dibedakan menjadi beberapa faktor berikut.
1) Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi empat macam yaitu tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.
a). Tulang Pipa
Tulang pipa memiliki karakteristik seperti berikut.
(1) Berbentuk tabung, berongga, dan memanjang.
(2) Terdiri atas tiga bagian yaitu epifisis, diafisis, dan cakra epifisis.
– Epifisis terdapat pada kedua ujung tulang dan tersusun atas tulang rawan.
– Diafisis terdapat pada bagian tengah tulang. Di dalam epifisis terdapat sumsum merah dan sumsum kuning. Sumsum merah berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah dan sumsum kuning berperan membentuk sel-sel lemak.
(3) Terdapat pada tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, tulang ruas jari tangan, tulang selangka, tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang telapak kaki, dan tulang ruas jari kaki.
b). Tulang Pipih
Tulang Pipih memiliki karakteristik seperti berikut.
(1) Berbentuk lempengan pipih dan lebar.
(2) Tersusun atas dua buah lempengan yaitu lempengan tulang kompak dan lempengan tulang spons. Di antara kedua lempengan terdapat sumsum merah.
(3) Terdapat pada tulang tulang penyusun tengkorak dan wajah, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belikat.
c). Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki karakteristik seperti berikut.
(1) Berbentuk seperti kubus atau bulat
(2) Berisi sumsum merah yang berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih.
(3) Terdapat pada tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, dan tulang tempurung lutut.
d). Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan memiliki kandungan seperti berikut.
(1) Merupakan gabungan dari beberapa tulang.
(2) Tersusun atas tulang spons dan tulang kompak yang diselubungi periosteum. Periosteum berfungsi untuk menyuplai tulang spons dan tulang kompak.
(3) Terdapat pada tulang rahang dan ruas-ruas tulang belakang.
2) Berdasarkan Matriksnya
Berdasarkan matriksnya, tulang dibedakan menjadi dua macam yaitu tulang kompak dan tulang spons.
a). Tulang kompak
– Tidak memiliki celah atau matriks dalam rongga tulangnya.
– Terdapat sistem havers.
– Dijumpai pada tulang pipa.
b). Tulang spons
– Memiliki matriks yang tidak padat atau berongga.
– Tidak terdapat sistem havers.
– Dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.
3) Berdasarkan sifat fisiknya
Berdasarkan sifat fisiknya, tulang dibedakan menjadi dua macam yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon).
a). Tulang Rawan (Kartilago)
Kartilago memiliki banyak serat berkolagen yang tertanam dalam matriks. Pembentuk tulang rawan disebut kondroblas yang akan membentuk sel tulang rawan (kondrosit). Tulang rawan dilindungi oleh selaput perikondrium. Tulang rawan lebih elastis daripada tulang keras. Tulang rawan terdapat pada ujung tulang pipa (Cakra epifisis), daun telinga, cuping hidung, serta ujung-ujung tulang yang membentuk sendi gerak.
b). Tulang Keras (Osteon)
Penyusun tulang keras terdiri atas protein, kolagen, kalsium, dan fosfor. Adanya zat kapur mengakibatkan tulang bersifat keras dan tidak mudah patah. Tulang keras dibungkus oleh selaput periosteum. Tulang keras terbentuk dari osteoblas. Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers. Sistem Havers adalah suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang yang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf sehingga membentuk suatu sistem. Di dalam sistem ini terdapat lamela konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuan pembuluh darah dan sel saraf. Di dalam lamela ada juga rongga tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Antarlakuna dihubungkan dengan saluran kecil berupa kanal yang disebut kanalikuli. Kanalikuli berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun atas pembuluh darah dan sel saraf.


4) Berdasarkan Tempatnya
Berdasarkan tempatnya, tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu tulang tengkorak (rangka kepala), tulang badan (rangka badan), dan tulang anggota gerak (rangka anggota gerak).
a). Rangka Kepala (tulang tengkorak)
Tulang penyusun tengkorak menyatu dan membentuk suatu rongga. Tengkorak merupakan gabungan tengkorak pelindung otak (kranium) dan tengkorak pembentuk wajah. Tulang tengkorak tersusun dari 22 tulang yang bergabung bersama, kecuali bagian rahang (mandibula). Tulang ini berperan dalam membentuk kepala manusia dan melindungi organ dalam, seperti otak dan mata. Bagian-bagian pada tulang tengkorak terdiri dari kranium, mandibula, dan maksila.
Tulang tengkorang wajah terdiri dari:
- Dua tulang hidung
- Dua tulang pipi
- Dua tulang rahang atas dan tulang rahang bawah
- Dua tulang air mata
- Tulang langit-langit
- Tulang pisau luku
- Satu tulang lidah
Untuk tulang pelindung otak meliputi:
- Tulang dahi
- Tulang belakang kepala
- Dua tulang pelipis
- Dua tulang ubun-ubun
- Dua tulang baji
- Dua tulang tapis

b). Rangka badan
Penyusun tulang badan sebagai berikut.
(1) Tulang Belakang
Tulang belakang tersusun atas 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor.
Ruas-ruas tulang kelangkang tersusun menyatu dengan yang lainnya. Demikian juga dengan ruas-ruas tulang ekor. Sementara itu ruas-ruas tulang belakang yang lain saling terpisah.
Tulang belakang berfungsi sebagai pelindung organ dalam, penopang tubuh, dan tempat melekatnya tulang rusuk.

(2) Tulang Dada
Tulang dada tersusun atas bagian hulu, bagian badan, dan bagian taju pedang. Tula1ng dada merupakan tempat melekatnya tulang selangka dan tulang rusuk.

(3) Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri atas tiga bagian yaitu tulang rusuk sejati, tulang rusuk palsu, dan tulang rusuk melayang.
Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Tulang rusuk sejati pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang dan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada.
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk palsu memiliki ukuran lebih pendek dari tulang rusuk sejati. Ujung tulang bagian belakangnya berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang dan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan dan melekat pada tulang rusuk di atasnya.
Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung tulang bagian belakangnya berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang dan ujung depannya bebas.
(4) Tulang Gelang Bahu
Tulang gelang bahu tersusun atas 2 buah tulang selangka dan 2 buah tulang belikat. Tulang gelang bahu berhubungan dengan tulang anggota gerak atas. Tulang selangka berhubungan dengan tulang dada. Tulang belikat berhubungan dengan tulang lengan atas. Pada tulang gelang bahu melekat otot-otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.

(5) Tulang Gelang Panggul
Tulang gelang panggul tersusun atas 2 buah tulang usus, 2 buah tulang duduk, dan 2 buah tulang kemaluan. Tulang gelang panggul berhubungan dengan tulang anggota gerak bawah. Pada tulang gelang panggul terdapat lekukan tempat melekatnya tulang paha. Tulang gelang panggul berfungsi mendukung berat tubuh serta melindungi organ reproduksi dan organ ekskresi.

c) Rangka Anggota Gerak
Penyusun tulang anggota gerak sebagai berikut
(1) Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang anggota gerak atas membentuk sepasang tangan

(2) Tulang Anggota Gerak Bawah
Tulang anggota gerak bawah membentuk sepasang kaki.

c. Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Proses pembentukan tulang sebagai berikut.
1) pada embrio, bagian dalam tulang rawan berisi banyak osteoblas. Osteoblas tersebut akan membentuk osteosit.
2) Osteosit tersebut tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang mengandung banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
3) Osteosit menyekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Osteosit akan mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat yang akan membuat tulang mengeras.
4) Selama terjadi penulangan, bagian di antara epifisis dan diafisis membentuk Cakra epifisis. Cakra epifisis berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas.
5) Bagian cakra epifisis akan terus mengalami penulangan yang mengakibatkan tulang memanjang. Di tengah tulang terdapat osteoblas yang merusak tulang. Akibatnya, tulang menjadi berongga dan terisi oleh sumsum tulang.
