
Hai semuanyaa
Kali ini kita akan membahas tentang sifat koligatif larutan
Dalam sifat koligatif larutan terbagi menjadi 2 yaitu untuk larutan non elektrolit dan untuk larutan elektrolit Continue reading Sifat Koligatif Larutan
Hai semuanyaa
Kali ini kita akan membahas tentang sifat koligatif larutan
Dalam sifat koligatif larutan terbagi menjadi 2 yaitu untuk larutan non elektrolit dan untuk larutan elektrolit Continue reading Sifat Koligatif Larutan
Halo semuanyaa
Kali ini kita akan membahas mengenai Pengenalan Unsur Alkali Tanah
Baca Juga Pembahasan Golongan Unsur ALKALI (IA)
Secara umum alkali tanah memiliki sifat-sifat berikut
Halo semuanyaa
Kali ini kita akan melakukan Pembahasan Golongan Unsur ALKALI (IA)
Secara umum, unsur alkali memiliki sifat sebagai berikut
Pernahkah kalian berpikir kadang memang bidang studi kimia memang cukup susah untuk dipahami? Bahkan sebagian besar orang jarang untuk menyukai bidang studi yang satu ini karena alasan tersebut. Dalam hal ini, maka ada beberapa tips untuk menguasai kimia dengan baik dan mengembangkannya. Continue reading 10 Tips untuk Sukses dalam Mempelajari dan Menguasai Kimia
Sebuah es batu yang tak mengandung garam akan mencair lebih dulu daripada es batu yang mengandung garam. Hal tersebut menandakan bahwa titik beku es batu yang mengandung garam lebih rendah daripada titik beku es batu yang tidak mengandung garam.Prinsip tersebut dimanfaatkan oleh para nelayan dan pedagang es, nelayan menggunakan es batu yang ditambahkan garam untuk mengawetkan ikan dan es batu pun tidak cepat mencair. Sebelum mengetahu alasan mengapa menambahkan garam menyebabkan titik beku es batu menjadi lebih rendah kita harus mengenal sifat koligatif terlebih dahulu. Continue reading Definisi Sifat Koligatif Larutan
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur (SPU) Dan Penjelasannya
Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya.
Continue reading Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur (SPU) Dan Penjelasannya
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang pH-nya relatif tetap (tidak berubah) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Ditinjau daru komposisi zat penyusunnya, sistem larutan penyangga dibagi menjadi dua, yaitu sistem penyangga asam dan basa konjugasinya serta sistem penyangga basa dan asam konjugasinya. Artikel lain mengenai larutan buffer juga bisa dilihat disini Continue reading Larutan Penyangga (Part 1)
Konfigurasi elektron merupakan penataan elektron-elektron dalam atom. Ada tiga aturan untuk menggambarkan konfigurasi elektron dari suatu atom, yaitu :
Pengisian elektron pada orbital dimulai dari energi paling rendah kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Jika ditulis memanjang adalah sebagai berikut :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 4f 5p 6s 5d 6p 7s 5f 6d 7p…
Pauli menyatakan bahwa tidak ada 2 elektron dalam 1 orbital yang memiliki ke-4 bilangan kuantum yang sama. Yang berarti bahwa bilangan kuantum spinnya harus berbeda yaitu + ½ atau – 1/2. Akibatnya, setiap orbital dapat diisi maksimal 2 elektron (1 pasang elektron)
Contoh :
7N : 1s2 2s2 2p3 atau [2He] 2s2 2p3
17Cl : 1s2 2s2 2p3 3s2 3p5 atau [10Ne] 3s2 3p5
Pada pengisian orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak membentuk pasangan lebih dulu sebelum masing-masing orbital terisi sebuah elektron.
Contoh :
Sistem periodik unsur disusun berdasarkan pengamatan sifat kimia dan sifat fisika unsur. Unsur yang mempunyai kemiripan, baik sifat kimia maupun fisika diletakkan dalam satu golongan.
Jika konfigurasi elektron berakhir pada sn maka unsur tersebut pada golongan nA
Jika konfigurasi elektron berakhir pada pn maka unsur tersebut pada golongan (n+2)A
Jika konfigurasi elektron berakhir pada dn maka unsur tersebut pada golongan (n+2)B untuk n+2 berjumlah 8, 9, dan 10, sedangkan untuk n+2 yang berjumlah 11 dan 12 unsur terletak pada golongan IB dan IIB
Jika konfigurasi elektron berakhir pada fn, maka unsur tersebut terletak pada golongan lantanida dan aktinida
Letak periode ditentukan dari jumlah kulit elektron unsur yang ditandai dengan angka di depan subkulit yang terbesar.
Contoh
19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 atau [18Ar] 4s1
K terletak pada periode 4, golongan IA
23L = = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 atau [18Ar] 4s2 3d3
L terletak pada periode 4, golongan VB
Bentuk molekul ditentukan melalui percobaan, tetapi untuk molekul-molekul sederhana dapat diramalkan bentuknya berdasarkan struktur-struktur elektron dalam molekul melalui teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion). Struktur elektron dalam molekul, yaitu dibentuk molekul, ditentukan oleh pasangan elektron terikat dan kekuatan tolak menolak antar pasangan.
PEB – PEB > PEB – PEI > PEI – PEI
Keterangan :
PEB : Pasangan elektron bebas
PEI : Pasangan elektron ikatan
Berbagai kemungkinan bentuk molekul sebagai berikut :
Catatan :
A : atom pusat
X : pasangan elektron terikat
E : pasangan elektron bebas
Langkah-langkah untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa sebagai berikut :
Contoh :
Meramalkan bentuk molekul dari CH4 adalah :
Konfigurasi dari 6C = 2 4
Konfigurasi dari 1H = 1
Jumlah PEI = 4 dan PEB = 0
Tipe molekulnya adalah AX4, bentuk molekulnya adalah tetrahedron
Gaya tarik antarmolekul dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Gaya Van der Walls, yang terdiri atas gaya tarik menarik dipol sesaat dan gaya tarik menarik dipol-dipol.
a. Gaya tarik menarik dipol sesaat
Dipol sesaat terbentuk apabila elektron dari suatu daerah berpindah ke daerah lainnya. Hal itu menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga antar molekul nonpolar terjadi gaya tarik menarik yang lemah.
Gaya tarik menarik ini dikemukakan oleh Fritz London, maka disebut gaya London atau gaya Dispersi. Gaya London ini terutama terdapat pada molekul-molekul nonpolar, misalnya CH4, H2O.
b. Gaya tarik dipol-dipol
Suatu molekul yang penyebaran muatannya tidak simetris akan bersifat polar dan mempunyai ujung-ujung yang berbeda muatan (dipol). Susunan molekul seperti ini akan menghasilkan suatu gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tersebut terdapat pada senyawa polar. Senyawa polar cenderung mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar. Contoh senyawa polar, misalnya HCl dan BH3
Gaya-gaya antar molekul, yaitu gaya dispersi gaya London) dan gaya dipol-dipol, secara kolektif disebut gaya Van Der Walls. Gaya dispersi terdapat pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya tarik dipol-dipol yang terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu.
Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen (H). Molekul-molekul yang sangat polar, misalnya F2, O2, dan N2 sedangkan yang termasuk ikatan hidrogen, misalnya HF, H2O, dan NH3. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van Der Walls. Energi untuk memutuskan ikatan hidrogen adalah sekitar 15 sampai 40 kJ/mol, sedangkan untuk gaya Van Der Walls adalah sekitar 2 sampai 20 kJ/mol. Itulah sebabnya mengapa zat yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik cair dari titik didih yang relatif tinggi.
Sumber :Hayati SMA Kimia XI – Smt 1