
Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang paling dikenal diantara semua jenis vitamin. Vitamin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1928 ini, strukturnya baru diketahui pada tahun 1933 dan disintesis pertama kali dalam laboratorium pada tahun yang sama. Lebih dari 80 juta ton/tahun vitamin C disintesis di seluruh dunia, ini merupakan jumlah yang paling besar dibandingkan dengan jumlah produksi kombinasi dari seluruh vitamin. Mari kita Mengenal Lebih dekat Vitamin C
( Baca juga Jangan konsumsi vitamin secara berlebihan, kenapa ? )
Manfaat Vitamin C
Di samping penggunaannya sebagai suplemen, vitamin C juga dipakai sebagai pengawet makanan, peningkat kualitas terigu pada perusahaan roti, dan sebagai aditif pada makanan ternak. Vitamin C kelihatannya sangat populer dipakai sebagai penangkal sariawan usus atau untuk mencegah serangan sariawan. Pendarahan (mimisan) yang disebabkan kurang mengkonaumsi sayuran segar dan buah jeruk dapat diatasi dengan mengkonsumsi vitamin C. Pelaut di masa lalu mudah sekali terserang sariawan usus, ini merupakan lonceng kematian bagi para pelaut. Hal ini memuncak sampai abad pertengahan. Vasco da Gama sebagai contohnya, ia kehilangan lebih dari separuh anak buahnya karena menderita sariawan usus selama 2 tahun pelayarannya mengelilingi tanjung harapan pada tahun 1497- 1499.
Akhir- akhir ini vitamin C dengan dosis tinggi telah diklaim dapat mencegah flu, mengobati ketidaksuburan, menunda gejala penyakit AIDS, dan mencegah kanker gastrik (lambung). Namun demikian, hal ini masih memerlukan bukti- bukti yang lebih banyak. Studi di eropa baru- baru ini telah mendapatkan bukti statistik bahwa vitamin C dapat menghambat terjadinya kanker gastrik. Menginsumsi vitamin C dalam dosis besar setiap hari tidak menjamin efek sampingnya berkurang. Oleh karena itu, penggunaanya sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tubuh kita.
Pembuatan Vitamin C
Vitamin C sangat menarik karena pembuatannya di industri melibatkan proses biologis dan kimiawi yang tidak lazim. Perusahaan Hoffmann-La Roche mensintesis asam askorbat dari glukosa melalui lima tahapan reaksi seperti di bawah ini.
Mula- mula glukosa (pentahidroksi aldehida) direduksi menjadi sorbitol, kemudian dioksidasi oleh mikroorganime Acetobacter suboxidans. Pada proses ini tidak ada bahan kimia yang dipakai. Oksidasi cukup selektif dengan hanya mengoksidasi satu gugus hidroksil dari sorbitol dan reaksi harus dilakukan secara enzimatik. Aseton dipakai untuk melindungi empat gugus hidroksil dengan membentuk cincin asetal dan gugus yang tidak terlindungi dioksidasi oleh natrium hipoklorit (bleaching) menjadi asam karboksilat. Hidrolisis dengan asam akan menghilangkan dua gugus asetal dan membentuk reaksi internal ester, kemudian terjadi tautomerisasi keto-enol menghasilkan asam askorbat. Setiap rute kelima tahapan reaksi menghasilkan lebih dari 90%. Sudahkah kita Mengenal Lebih dekat Vitamin C ?