Posted on Leave a comment

Analisis Kadar Serat Makanan (2)

​Lanjutan dari analisis serat makanan yang telah dijelaskan secara gravimetri yaitu secara kimia. Mau tau?

Dalam metode kimia untuk penentuan serat, serat sama dengan jumlah semua monosakarida non pati ditambah lignin. Monosakarida diukur secara tak langsung dengan metode kolorimetri atau kromatografi (GC atau HPLC). Secara spektrofotometri, pada kondisi yang khusus dan terstandardisasi, heksosa dapat diukur dengan antron, pentosa dengan orsinol, dan asam uronat dengan karbazol. Jumlah heksosa, pentosa, dan asam uronat dianggap sebagai kadar polisakarida total. Asam uronat secara teknis sukar diukur dengan kronatografi. Oleh karena itu, kebanyakan prosedur yang mengestimasi serat dari analisis monosakarida mengukur asam uronat secara kolorimetri dengan metode karbazol. Nilai asam uronat kemudian dikoreksi terhadap keberadaan heksosa dan pentosa.  
Pendekatan secara kimia, dibagi menjadi 3

 metode yaitu:

  1. Metode Southgate

Southgate-lah yang pertama kali menghitung secara sistematis jumlah serat makanan dalam berbagai macam bahan pangan. Pendekatannya menjadi dasar bagi banyak metode gravimetri dan kimia yang sekarang ini digunakan dalam penentuan serat. Dalam metode Southgate, serat difraksionasi menjadi polisakarida non selulosa yang larut dan tak larut, selulosa, dan lignin. Lignin ditentukan secara gravimetri, dan kadar polisakarida ditentukan dari penyusun monosakarida yang diukur secara kolorimetri. 

  1. Prosedur Englyst Cummings

Dalam prosedur Englyst Cummings, pati digelatinkan dan dilumat secar enzimatik. Polisakarida non pati yang tersisa lalu dihidrolisis dengan asam sulfat untuk melepaskan monosakarida bebas. Gula-gula netral ditentukan dengan GC dan asam uronat diukur secara kolorimetri. 

Satu segi yang khas dari Prosedur Englyst Cummings ialah dimungkinkannya estimasi pati resisten. Pati resisten dihasilkan dari retrogradasi pati, reaksi Maillard, pati kristalin yang tidak mudah digelatinkan. Akan tetapi, prosedur ini tidak mengukur dan karena itu tidak mengikutsertakan lignin sebagai komponen serat makanan total. Karena sebagian besar bahan pangan tidak mengandung lignin dalam jumlah besar, metode ini cocok untuk menentukan kadar serat dari kebanyakan bahan pangan. Jika terkandung banyak lignin digunakan metode Theander-Martlett.

  1. Metode Theander-Martlett

Segi yang khas dari metode Theander-Martlett ialah ekstraksi gula bebas dari contoh pada tahap analisis awal dan pengukuran lignin secara kuantitatif. Pada prinsipnya gula bebas dan lipid diekstraksi dengan etanol dan heksana. Pati disingkirkan dengan pelumatan enzimatik dan serat yang tak larut dipisahkan dari serat yang larut. Fraksi-fraksi serat dihidrolisis dengan asam sulfat dan kadar gula dalam hidrolusat asam ditentukan. Lignin ditentukan secara gravimetri. Serat = monosakarida+lignin
Mari kita lalukan perbandingan metode yang telah dibahas.

Metode AOAC termodifikasi, metode Englyst Cummings dan metode Theander-Martlett paling luas penggunaanya untuk menentukan serat makanan. Secara umum, merode Englyst Cummings memberikan nilai serat terendah karena lignin dan pati resisten tidak termasuk serat dalam metode ini. Tentu saja bahan pangan dengan pati resisten cukup banyak seperti serpihan jagung ( corn flakes) atau yang kaya akan lignin seperti sekam sereal memperlihatkan penyimpangan terbesar. Di sisi lain,etode AOAC akan menghasilkan nilai serat yang terlalu besar jika bahan pangan kaya akan gula sederhana ( glukosa, fruktosa, dan sukrosa) seperti dalam buah-buahan kering dan makanan komposit. Dihipotesiskan bahwa sebagian dari gula-gual sederhana ini diperangkap dan diendapkan dengan etanol jika mereka tidak diekstraksi sebelum analisis serat.

Prosedur AOAC dan Englyst Cummings mengikutsertakan enzim proteolitik untyk melumat protein. Proteolisis dapat membuat sebagian serat terlarukan yang menyebabkan sebagian fraksi serat yang tak larut berpindah ke fraksi serat yang larut. Selain itu, proteolisis mengurangi jumlahbahan yang terukur sebagai lignin.

Prosedur AOAC mengikutsertakan pati resisten sebagai komponen serat makanan. Produk-produk yang dipanggang, diserpihkan, dan diekstruksi akan memiliki nilai serat yang lebih tinggi jika ditentukan dengan prosedur AOAC daripada jika ditentukan dengan metode Englyst Cummnings. Nilai mana yang benar masih menjadi perdebatan.

Prosedur Englyst Cummings yang cepat memerlukan waktu, keahlian teknis, dan peralatan khusus yang paling sedikit dibandingkan dengan metode- metode lain yang lazim digunakan. Secara keseluruhan, pendekatan Englyst Cummings dan Theander-Martlett sedikit lebih dapat ulang daripada prosedur AOAC.

Jadi metode analisis serat yang mana yang dipilih. 

Sebagian menggunakan beberapa pertimbangan yaitu:

a. Seberapa besar keahlian teknis yang tersedia. 

b. Berapa lama waktu yang dimiliki.

c. Ketersediaan GC dan/atau HPLC.

d. Pentingnya pengetahuan tentang komposisi gula penyusun serta kadar selulosa, non selulosa, pektin atau lignin. Jika hanya diperlujan serat total, yang larut dan yang tak larut, metode AOAC atau Englyst Cummings yang cepat lebih disukai. Jika komponen-komponen utama dari serat atau komposisi gula penyusun juga diperlukan , maka prosedur GC Englyst Cummings atau pendekatan  Theander-Martlett akan dipilih.

Posted on Leave a comment

Serat Makanan Dianggap Obat Ajaib Segala Penyakit

​Serat makanan yang ramai dikampanyekan untuk dikonsumsi menjadi asumsi masyarakat sebagai obat berbagai penyakit terutama kanker, diabetes dan jantung. Kok bisa?

Bagaimana awalnya?

Pada awal 1970-an, meratanya penyakit jantung dan kanker tertentu di masyarakat Barat dianggap berhubungan dengan tidak mencukupinya konsumsi serat dalam makanan. Sejak saat itu, banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji hipotesis serat tersebut. 
Apakah serat makanan itu?

Serat makanan umumnya didefinisikan sebagai lignin plus polisakarida tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia. Beberapa pati tidak dicerna di usus halus, dan karena itu, cocok dengan definisi ini. Sejumlah kecil pati diukur sebagai serat pada beberapa metodologi serat. Akan tetapi apa yang disebut pati resisten harus dianggap sebagai bagian dari serat makanan masih menjadi perdebatan.
Apa komponen utama serat makanan?

Komponen serat makanan adalah selulosa, hemiselulosa, pektin, hidrokoloid, dan lignin. Dari segi botani, serat digolongkan sebagai polisakarida dinding sel, polisakarida bukan dinding sel, dan lignin.

Polisakarida dinding sel terdiri dari:

  1. Selulosa

Selulosa adalah polimer linear yang panjang dari unit-unit glukosa yang bertautan-betha-1,4. Beberapa polimer dapat mengandung 10.000 unit glokosa. Ikatan hidrigen diantara polimer-polimer yang sejajar membentuk mikrofibril yang kuat. Mikrofibril selulosa memberikan kekuatan dan ketegaran (rigidity) yang diperlukan pada dinding sel primer dan sekunder tumbuhan.

  1. Hemiseluosa

Hemiselulosa adalah kelompok heterogen dari zat-zat yang mengandung sejumlah gula pada tulang punggung dan rantai sampingnya. Hemiselulosa dapat larut dalam basa encer, tetapi tidak di dalam air. Ukuran molekul dan jumlah percabangan juga sangat beragam. Molekul hemiselulosa biasanya mengandung 50-200 unit gula. Hemiselulosa merupakan polisakarida matriks yang mengikat mikrofibril-mikrofibril selulosa.

  1. Pektin

Pektin kaya akan asam uronat dengan struktur tulang punggung berupa rantai tak bercabang dari asam galakturonat yang bertautan-1,4. Rantai samping dapat mengandung ramnosa, arabinosa, xilosa, dan fukosa. Pektin larut dalam air panas dan membentuk gel. Kelarutan berkurang karena metilasi gugus karboksil bebas dan karena pembentukan gel kompleks kalsium dan magnesium. 

Sedangkan polisakarida bukan dinding sel meliputi hidrokoloid seperti getah (mucilage), gom, dan polisakarida ganggang. Hidrokooid ialah polisakarida hidrofilik yang membentuk larutan atau dispersi kental dalam air dingin atau panas. Getah yang khas ialah go guar dan gom kacang carob (locust bean gum). Gandum dan barley juga mengandung getah. Gom eksudat tanaman meliputi gom arab, ghatti, karaya, tragacanth sementara polisakarida ganggang terdiri atas agar, alginat, dan karaginan. Polisakarida bukan dinding sel mengandung berbagai macam gula netral dan asam uronat.

Kemudian lignin adalah polimer tiga dimensi non karbohidrat yang tersusun dari kira-kira 40 unit fenol dengan ikatan intramolekul yang kuat. Lignin sering berikatan kovalen dengan hemiselulosa.
Konsumsi serat makanan (dietary fiber) yang baik dari berbagai macam bahan pangan akan membantu melindungi terhadap kanker usus besar dan menormalkan lipid darah sehingga mengurangi penyakit kardiovaskular. Jenis serat tertentu dapat memperlambat penyerapan glukosa dan mengurangi sekresi insulin, yang sangat penting bagi penderita diabetes dan mungkin penting juga bagi yang bukan. Serat membantu mencegah sembelit (konstipasi) dan penyakit divertikular. Begitu banyaknya manfaat serat makanan sehingga banyak orang salah kaprah dan menganggapnya serat sebagai obat ajaib yang dapat menyembuhkan atau mencegah semua penyakit. Pandangan yang lebih tepat ialah bahwa komponen serat penting dalam diet yang seimbang, dan asupan serat makanan yang cukup akan membantu meminimumkan beberapa masalah kesehatan yang umum.
Berapa jumlah serat yang dibutuhkan tubuh?

Jumlah serat yang diperlukan untuk kesehatan yang optimum masih belum diketahui dengan pasti. Komponen serat tertentu akan menghasilkan suatu respons fisiologis, sementara komponen serat lainnya memberikan respons fisiologis yang berbeda. Misalnya fraksi pentosa dalam serat makanan tampaknya paling bermanfaat dalam mencegah kanker usus besar dan mengurangi penyakit kardiovaskular. Pektin dan hidrokoloid paling bermanfaat dalam memperlambat penyerapan glukosa dan mengurangi sekresi insulin, tetapi kurang berguna mengurangi divertikulosis dan sembelit. Namun campuran hemiselulosa dan selulosa akan membantu mencegah gangguan gastrointestinal ini. Pengenalan akan pentingnya serat makanan dan bahwa efek fisiologis tertentu dapat berhubungan dengan komponen serat tertentu telah memunculkan sejumlah metode untuk menentukan kadar serat makanan.

Metode apa sajakah itu? Akan dibahas di artikel selanjutnya ya!

Posted on 1 Comment

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Asupan gizi merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan, karena hal tersebut akan sangat berdampak terhadap tubuh kita. Cabang utama dari ilmu kimia ialah Biokimia, dalam biokimia kita akan mempelajari bagaimana metabolisme tubuh manusia dari segi reaksi kimianya, tentu saja hal ini merupakan hal utama yang harus di pelajari, bahkan dalam kedokteran sekalipun. Continue reading Pengenalan Metabolisme Gizi Dengan Ilmu Kimia

Posted on 35 Comments

Jual Guar Gum Food Grade Ecer dan Grosir

Guar gum atau yang memiliki nama lain Guaran ini, berasal dari tumbuhan, yaitu kacang guar. bentuk guar gum ini yang telah di olah berupa serbuk berwarna krem. Guar gum ini memiliki banyak fungsi baik untuk makanan ataupun untuk lainnya. dan karena banyak manfaatnya maka kami Jual Guar Gum Food Grade Ecer dan Grosir . Continue reading Jual Guar Gum Food Grade Ecer dan Grosir