Segala Hal tentang Propolis: Komposisi, Manfaat, dan Khasiat Terungkap dengan Jelas
Kita mengenal salah satu bahan yang sangat banyak rumornya di masyarakat indonesia tentang manfaatnya yang di akibatkan oleh para sales yang ingin menjual produknya sehingga terkadang kita mendapatkan banyak data secara tidak utuh dan bahkan kurang ilmiah. Pada kesempatan kali ini Bisakimia akan membuat Pembahasan Mengenai Propolis dan Manfaatnya secara lengkap dengan data data pendukung yang ilmiah dan bisa di pertanggung jawabkan. Pertama dari kitab suci Al Quran ada yang menyebutkan tentang cairan dari lebah yaitu sebagai berikut
Read more: Segala Hal tentang Propolis: Komposisi, Manfaat, dan Khasiat Terungkap dengan Jelas“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia,” (QS: An-Nahl: 69)
Walaupun bisa saja ada yang menafsirkan itu juga sebagai madu, namun tetap ada yang menganggap propolis juga termasuk dalam kategori tersebut. Kemudian ada juga yang berpendapat secara sederhana bahwa propolis adalah salah satu sumber antioksidan yang berasal dari hewan lebah, yang dikumpulkan oleh lebah madu (stingless bee atau honey bee) dan digunakan untuk membuat sarang serta untuk pertahanannya.(Khairunnisa et al 2020) atau menurut Galvao dan Lofty yitu Propolis merupakan salah satu sumber zat gizi alami dan nutraceutical yang berasal dari substrat resin yang dikumpulkan lebah dari sari tunas daun dan kulit batang tanaman yang dicampur de ngan enzim dan lilin dari sarang lebah (Galvao 2007; Lofty 2006)

Komposisi Propolis
Propolis ini terdiri dari banyak zat penyusunnya karena memang lebah madu mengambil dari banyak sumber dan kemudian mengolahnya menjadi propolis. Selain itu jenis lebah juga mempengaruhi dari banyaknya komposisi propolis. Komposisi propolis bervariasi tergantung getah tumbuhan asal (Gojmerac, 1983). Propolis dan jumlah senyawa-senyawanya menunjukkan bermacam-macam efek biologis dan aktivitas farmakologis. Lebih dari 180 senyawa yang terkandung di dalam propolis sudah diketahui (Kasahara, Matsuka dan Nakamura, 2005). Unsur aktif yang penting dalam farmakologi dan aktivitas biologis adalah flavonoid (flavon, flavonol, flavonon) dan senyawa fenolat serta senyawa aromatik. Pada propolis lebah liar Trigona spp., ditemukan lebih dari 200 senyawa (Mahani, 2011).
Sekurang-kurangnya lebih dari 38 jenis flavonoid telah ditemukan termasuk diantaranya flavonol (galangin, kaemferol, quersefin), flavonon (pinocembrin, pinosrobin), flavononol (pinobanksin), serta flavon (chrysin, acacefin, apigenin, ermanin). Beberapa senyawa fenolat yang terkandung dalam propolis antara lain hidroksisinamat, asam sinamat, vanilin, benzil alkohol, asam benzoat, kafeat, kumarat, serta asam ferulat (Khismatullina,
2005; Matienzo dan Lamoreno, 2004).

Manfaat Propolis
Berdasarkan dari banyaknya komposisi kandungan zat aktif dari propolis, hal ini menunjukkan bahwa propolis memiliki khasiat yang luar biasa pula banyaknya. Memang belum semua dari zat aktif tersebut di uji pada manusia dengan pengujian dengan propolisnya. Namun beberapa sudah ada yang dilakukan sejak dahulu , bahkan beberapanya dilakukan secara turun temurun sebelum adanya pencatatan gaya modern ini.
Penelitian farmakologi propolis mencakup efek propolis sebagai antinyeri (anestetik), anti-alergi, antibiotik, antijamur, antiperadangan, antiradiasi, antioksidan dan pengawet, antiseptik, antikanker, dan imunostimulator (menstimulasi daya tahan tubuh).
Misalnya, efek anestetik propolis sangatlah ampuh dan bisa dipergunakan pada semua area tubuh, seperti mata, telinga, dan mulut. Diduga, efek antinyeri ini disumbang oleh zat flavonoid, seperti pinocembrin, pinostrobin, dan ester asam kafeat. Khususnya, pinocembrin dan ester asam kafeat telah terbukti memiliki efek anestetik sepersepuluh kali dari lidokain, sejenis obat bius lokal.
Sejumlah khasiat yang sudah dibuktikan melalui beberapa penelitian dan studi kasus sebagai berikut.
- Pada tahun 1958, pada kongres perlebahan internasional, Feuereisl dkk. dari Rusia, melaporkan efektivitas propolis terhadap kuman tuberkulosis. Pada permulaan abad ke- 20, tuberkulosis memang menjadi salah satu masalah utama di negara tersebut.
- Pada tahun 1960, peneliti dari Prancis, mendemonstrasi- kan efek bakteriostatik propolis terhadap Bacillus subtilis, Proteus vulgaris, dan Bacillus alvei. Namun, efeknya kurang bermakna pada Salmonella dan E. coli. Empat tahun kemudian, flavonoid berbentuk galangin dan pinocembrin telah dibuktikan memiliki efek antibakterial yang terkuat.
- Tahun 1973, dilakukan uji efektivitas antibiotik propolis melawan Stafilokokus aureus dan E. coli. Hasilnya cukup menakjubkan. Propolis ternyata dapat meningkatkan efek bakteriostatik sebanyak 10-100 kali lebih baik. Sebenarnya, pembuktian tentang peran antibiotika propolis sudah dimulai sebelum tahun 1973 di Rusia.
Referensi
Khairunnisa, K., Efri Mardawati, E., Selly Harnesa Putri, S. H. 2020. Karakteristik Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Lebah Trigona Sp. Jurnal Industri Pertanian, 2(1), 1.
Galvao J. 2007. Biological therapy using propolis as nutritional supelemen in cancer treatment. Int J Cancer Res, 3(1), 43-53.
Majalah Pengusaha Muslim (Edisi 33). Vol. 2. Halaman 6-7. Yogyakarta. 2012.
dahsyatnya propolis untuk menggempur penyakit/ Dr. Adji Suranto SpA; Penyunting, Purwadaksi-Cet.1.Halaman 53. Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2010
1 comment