
Tentu kita semua pernah mendengar namanya senyawa kompleks bukan? Ya, senyawa kompleks atau garam kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari hasil interaksi antara atom logam golongan transisi dan suatu ligan. Senyawa ini berikatan secara kovalen koordinasi. Dalam kesempatan ini kita akan mempelajari bagaimana sih cara penamaan senyawa kompleks. Akan tetapi sebelum itu kita harus mempelajarinya mulai dari senyawa garam terlebih dahulu.
(Baca juga Titrasi Kompleksometri )
Senyawa garam sebagai hasil dari netralisasi dengan basa dari suatu asam, unsur penyusunnya merupakan gabungan dari senyawa asam dan basa yang bereaksi , terkadang juga terdiri dari sederetan atom – atom unsur yang panjang. Beberapa jenis garam yang mempunyai kekhasan tertentu memiliki sistem penamaan yang berbeda pula.
1. Garam Asam
Cara penamaan garam ini berdasarkan kandungan hidrogen dalam senyawanya yang berasal dari asam (terbentuk dari asam – asam polivalen, artinya hanya sebagian atom H asam yang digantikan oleh atom logam), diberi sisipan “hidrogen”, contohnya sebagai berikut :
NaHSO4 : Natrium hidrogen sulfat
NaH2SO4 : Natrium dihidrogen fosfat
2. Garam Basa
Cara penamaan garam ini didasarkan molekul OH- yang tergantung dalam senyawanya, yaitu dengan diberi sisipan “hidroksi” sebagai berikut :
Ba(OH)Cl : Barium hidroksiklorida
Al(OH2)Cl : Alumunium dihidroksiklorida
3. Garam Rangkap
Garam ini mengandung dua jenis anion atau kation, cara penamaannya sebagai berikut :
K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O : Kalium Alumunium Sulfat Hidrat
BaSO4.K2SO4.6H2O : Barium Kalium Sulfat Hidrat
4. Garam Kompleks
Penamaan senyawa kovalen koordinasi ini didasarkan beberapa aturan tertentu diantaranya :
a. Penamaan Ligan
Suatu ligan yang menjadi penyusun senyawa kompleks memiliki penamaan yang khusus seperti :
NH3 : ammina
H2O : aqua
NO : nitrosil
CO : karbonil
Jika ligan penyusunnya adalah ligan anionik, maka cara penamaannya ditulliskan dalam nama yang biasa dipakai, tetapi dengan diberi akhiran “o”, contohnya :
CH3COOO– : aseto OH– : hidrokso
CN– : siano H– : hidrido
F– : fluoro NO2– : nitro
O2– : okso ONO– : nitrito
O22- : perokso
b. Penamaan Radikal
Suatu radikal organik, meskipun merupakan suatu anion di dalam menentukan bilangan oksidasi normalnya, akan tetapi tetap memakai nama umum radikalnya, seperti :
CH3 : metil
C6H5 : fenil
Ligan yang saling berkaitan mempunyai nama umum, antar nama keduanya sistem penulisannya digabungkan (tanpa jarak), seperti : (CH3)2SO : dimetilsulfoksida.
Berikut beberapa contoh cara penamaan senyawa kompleks koordinasi. Harus diperhatikan bahwa dalam penulisan rumus, atom logan dituliskan dahulu baru diikuti oleh ligan. Contohnya sbagai berikut :
[Cr(H2O)Cl2]Cl : tetrakuadiklorokromium (III) klorida
[Ag(NH3)2Cl] : diaminaargentoklorida
[Cu(NH3)4]SO4 : tetraminakuprisulfat
K4[Fe(CN)6] : kaliumheksasianoferat
Demikian untuk cara penamaan senyawa kompleks, semoga bermanfaat 🙂
Sumber : Elida, Teti dkk. 1994. Pengantar Kimia. Jakarta. Gunadarma