Semakin banyak penjualan jenis roti saat ini. Bila dahulu digunakan ragi atau yeast sebagai pengembang, tetapi kini sering ditemui Kalium Bromat sebagai pengganti. Amankah?
Sebelum itu mari kita lihat seperti apa kalium bromat.
Kalium Bromat atau yang lebih sering disebut dengan potasium bromat ( garam kalium ) dengan rumus senyawa kimianya KBrO3 yang berbentuk bubuk bubuk kristalin putih yang tidak berbau, memiliki pH netral dan memiliki titik beku pada suhu 350ºC dan titik didih pada suhu 370°C serta dapat meningkatkan kualitas tepung pada industri roti namun kalium bromat sendiri di tetapkan sebagai zat karsinogenik karena dapat menyebabkan kanker.
Baru-baru ini dinas BPOM India melarang penggunaan zat kimiawi ini karena penelitian terakhir menyimpulkan bahwa zat tsb dapat memicu kanker pada manusia (tikus lab terkena tumor ganas saat diberi zat ini) karena bersifat karsinogenik. Negara China, Kanada, Brazil, dan Eropa sudah lebih dulu melarang penggunaan zat ini.
Potassium Bromate digunakan sebagai penguat struktur gluten, pemutih, peningkat elastisitas tektur, dan penahan rangka jaringan roti/kue. Rata-rata tepung industri untuk pembuatan kue dan roti sudah diperkaya dengan zat ini dan lebih dari 80% roti yg ada di pasaran mengandung zat ini, termasuk di Indonesia.
Selain kanker & tumor, potassium bromate dapat memicu kelainan tiroid dan gagal ginjal. Saran saya, jauhi roti/kue yg terlihat “ngembang”, ringan, dan lembut tapi saat disentuh membal kembali dengan cepat serta dapat menjaga strukturnya dengan sempurna. Jauhi juga roti yg terlalu putih, mengkilat, dan awet lebih dari 2 hari.
Jadilah pembeli yang pintar dengan lebih teliti terhadap kandungan makanan yang Anda beli. Sebetulnya, makanan atau minuman kemasan memang tidak benar-benar aman bagi kesehatan. Anda sebaiknya membatasi konsumsi makanan dalam kemasan dan menggantinya dengan makanan segar tanpa pengawet.