Posted on 3 Comments

Sejarah dan Definisi Bahan Peledak

bombBahan peledak (explosive) adalah bahan yang berbentuk padat, cair, menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. (Nurbudhi,1993:1)

Bahan peledak memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dalam bidang industri modern, misalnya dapat menaikkan produksi tambang batubara, kapur, bijih besi, emas, tembaga, dll. Selain itu juga untuk pembuatan jalan raya, waduk – waduk, bahkan untuk pertambangan minyak dan gas bumi.

Bahan peledak yang pertama dikenal adalah jenis Black Powder yang telah ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu. Bahan peledak ini pertama digunakan sebagai propellant untuk peluru dan senjata lain. Bahkan pada abad ke-17, bahan peledak ini telah mulai digunakan untuk memecahkan batu-batuan dalam pertambangan daerah eropa, yang kemudian berkembang secara pesat sehingga dapat digunakan dalam pembuatan konstruksi – konstruksi bangunan.

Pada tahun 1802 group Du Pont telah mendirikan pabrik bahan peledak jenis Black Powder secara kontinue sampai tahun 1977. Bahan peledak ini memiliki sifat yang sensitif sekali terhadap percikan, panas dan api sehinga sulit dalam penanganannya. Karena sifat sensitif itu maka penggunaan bahan peledak tersebut terbatas hanya untuk kepentingan militer, bahan isian sumbu api dan pembuatan kembang api.

Nitroglyserine dan Nitroselulosa dikembangkan pada tahun 1846 tetapi tidak digunakan sebagai bahan peledak sampai Nobel menggunakan mercury fulminat untuk pembuatan detonator pada tahun 1867.

Pada tahun 1875, Nobel menemukan dinamit dengan menggunakan Blasting gelatin yang merupakan campuran dari Nitroglyserine dan Nitroselulosa. Selanjutnya banyak berkembang jenis bahan peledak dengan berbagai jenis campuran.

Perkembangan lain dapat dikelompokkan sebagai berikut :

  1. Tekhnologi proses produksi
  2. Tekhnologi bahan
  3. Tekhnologi penggunaan dan pemanfaatan
  4. Tekhnologi initiation device

Pada tahun 1955 Robert  W. Akre menyatakan bahwa akremi merupakan campuran butiran amonium nitrat dan karbon membentuk suatu sumber peledak (Blasting agent). Campuran tersebut disimpan dalam kantong polyethylen untuk mempertahankan kondisi yang kering pada lubang peledakan.

Pada tahun 1956, ANFO (amonium nitrat fuel oil) yang diperkenalkan di amerika serikat sangat menekjubkan dari laju konsumsi hampir nol pada tahun 1956 menjadi lebih dari satu juta ton. Di Eropa mulai tahun 1980 ANFO digunakan secara luas digunakan sebagai bahan peledak. Bahan Peledak ANFO ini lebih aman dibanding dengan bahan peledak yang tedahulu. Tidak sensitif terhadap peluru, akan tetapi kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap udara dan air. Sehingga ANFO memerlukan teknik pembungkus tersendiri sehingga tidak mudah terkena air atau udara lembab. Mengingat kelemahannya ini mengakibatkan penggunaan ANFO terbatas yang kemudian menjadikan manusia berusaha untuk menyempurnakan dengan penemuan bahan peledak jenis Watergel yang terdiri atas ammonium nitrat, air, gellin agent, dan sensitizer yang tahan terhadap air dan udara lembab, slury yang terdiri dari nitroglyserine based, water based dan water based emulsion.

3 thoughts on “Sejarah dan Definisi Bahan Peledak

  1. maaf,bisa jelasin nggak cara kerja ranjau,dan apakah panah peledak bisa dibuat di dunia nyata ? Terima kasih

  2. […] Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25ºC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya. (Baca juga Cara Membuat Thermobaric (Air Fuel Explosive) dan Sejarah dan Definisi Bahan Peledak ) […]

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.