Posted on Leave a comment

Reaksi Redoks, Ketentuan Bilangan Oksidasi dan Penyetaraan Reaksi Redoks

Reaksi Redoks

Haii sahabat bisakimia😊

Dalam pembelajaran kimia, kamu pasti mendengar istilah Reaksi Redoks, lalu Reaksi Redoks itu apa ya? 🤔 Berikut penjelasan singkatnya:

A. Pengertian Reaksi Redoks

Suatu reaksi kimia dikatakan sebagai suatu reaksi redoks jika:
1. Terjadi pengikatan oksigen (oksidasi) dan pelepasan oksigen (reduksi).
2. Terjadi pelepasan elektron (oksidasi) dan penerimaan elektron (reduksi).
3. Terjadi kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan oksidasi (reduksi)
[R-LOTE] ~ [O-TOLE]
[Reduksi- Lepas Oksigen Tangkap Elektron] ~ [Oksidasi- Tangkap Oksigen Lepas Elektron]

Continue reading Reaksi Redoks, Ketentuan Bilangan Oksidasi dan Penyetaraan Reaksi Redoks

Posted on 1 Comment

~ Redoks ~

redoks

Hi guyss !!

Kali ini kita akan membahas “Redoks” (baca juga PENYETARAAN REAKSI REDOKS DISERTAI SOAL DAN PEMBAHASAN )

Sebelum kita masuk ke materi, kita perlu mengetahui arti dari istilah berikut

  • Oksidasi         : penambahan jumlah biloks pada suatu unsur
  • Reduksi          : penurunan jumlah biloks pada suatu unsur
  • Oksidator     : zat yang mengalami reduksi
  • Reduktor      : zat yang mengalami oksidasi
  • Autoredoks : unsur yang mengalami reduksi dan oksidasi

Dalam mengerjakan materi ini, terdapat 2 macam cara, yaitu

  1. Metode Biloks

Kita langsung saja menggunakan contoh ya

MnO4–  +  SO32-  –>  Mn2+  +  SO42   ( suasana asam)

Perlu diketahui beberapa muatan biloks berikut :

O adalah -2

H adalah +1

Ayo kita lanjut ke contoh

  1. Tentukan biloks unsur-unsur yang mengalami perubahan biloks

Setelah mengetahui masing-masing biloksnya, kita cari manakah unsur yang mengalami perubahan biloks

Setelah itu, tuliskan perbedaan biloksnya, lalu masing-masing angka tersebut dikalikan dengan angka lawannya

    ↓

Nah angka lawan tersebut digunakan sebagai koefisien unsur tersebut, lihat dibawah ini

2. Hitung selisih muatannya

 

Yang dimaksud muatan adalah hasil kali koefisien unsur dengan muatan unsur yang diatasnya

3. Untuk menyamakan muatannya, tambahkan  ion H(untuk suasana asam)

     atau ion OH (untuk suasana basa) sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

Untuk suasana asam, kita menambahkan ion Hpada muatan yang lebih kecil

Untuk suasana basa, kita menambahkan ion OH pada muatan yang lebih besar

Sehingga jadinya seperti berikut

2 MnO4–  + 5 SO32-  + 6H+  –>  2 Mn2+  + 5 SO42

4. Sekarang adalah tahap akhir, setelah menyamakan muatannya, kita perlu

     menyamakan muatan atom H dengan menambahkan H2O sesuai jumlah H+

Sehingga menjadi seperti ini

2 MnO4–  + 5 SO32-  + 6H+  –>  2 Mn2+  + 5 SO42-  +  3H2O

Inilah hasilnya, mudah kan?

Untuk suasana basa juga sama kok caranya, perbedaannya hanya kita menambahkan OH bukan H+

Sekarang kita lanjut ke cara kedua, yaitu

b. Metode 1/2 reaksi

  • Suasana asam

Kita gunakan contoh yang tadi yaa, hasilnya pasti akan sama dengan cara biloks tadi

MnO4–  +  SO32-  –>  Mn2+  +  SO42   ( suasana asam)

  1. Pecah reaksi menjadi dua setengah reaksi
  • MnO4   –>  Mn2+
  • SO32-   –>   SO42-

2. Setarakan jumlah atom O kedua reaksi tersebut dengan menambah H2O

  • MnO4   –>  Mn2+  +  4 H2O
  • SO32-  +  H2O   –>   SO42-

    3. Setarakan jumlah atom H kedua reaksi tersebut dengan menambah ion H+

  • MnO4  +  8H+ –>  Mn2+  +  4 H2O
  • SO32-  +  H2O   –>   SO42-  +  2H+

4.  Setarakan muatannya dengan menambah e

Bagian ini sama dengan metode biloks tadi, koefisien dikalikan dengan muatan senyawanya

Kita menambahkan epada ruas yang memiliki muatan lebih besar

      5.  Sekarang kita eliminasi kedua reaksi dengan menyamakan jumlah e

             kedua reaksi tersebut, sehingga e– hilang

  • MnO4 +  8H+  +  5e   –>   Mn2+  +  4 H2O     |  x 2
  • SO32-  +  H2O   –>   SO42-  +  2 H+ 2e–          |  x 5

  • 2 MnO416 H (6 H+)  +  10 e   –>   2 Mn2+  +  8 H2O ( 3 H2O )
  • 5 SO32-  +  5 H2O   –>  5 SO42-  +  10 H+  + 10 e– 

  • 2 MnO4 +  6 H+   –>  2 Mn2+  +  3 H2O
  • 5 SO32-                      –>  5 SO42-   

2 MnO4–  + 5 SO32-  + 6H+  –>  2 Mn2+  + 5 SO42-  +  3H2

( Inilah hasilnya )

  • Suasana Basa

 Untuk suasana basa, caranya sama dengan suasana asam dari no 1 sampai no 3 yaitu sampai menyetarakan jumlah atom H dengan menambah  ion H

Berikut contohnya

Al  +  NO2   –>   AlO33-  +  NH3  ( suasana basa )

  • Al          –>  AlO33-
  • NO2  –>  NH3

 

  • Al  +  3 H2O      –>   AlO33-  +  6H+
  • NO2  +  7 H+   –>   NH3  +  2 H2O

Lalu kita lanjut

    4. Menambah ion OH sebanyak jumlah ion H+ di kedua ruas untuk

         menghilangkan H2O

  • Al  +  3 H2O  +  6 OH   –>   AlO33-  +  6H+  +  6 OH
  • NO2  +  7 H+  +   7 OH   –>   NH3  +  2 H2O  +   7 OH

     5.  Setarakan muatannya dengan menambah e

6.  Sekarang kita eliminasi kedua reaksi dengan menyamakan jumlah e

             kedua reaksi tersebut, sehingga e– hilang

  • Al  +  6 OH   –>  AlO33-  +  3 H2O  +  3 e               |  x 2
  • NO2  +  5 H2O  +  6 e    –>   NH3  +   7 OH–          |  x 1

  • 2 Al  +  12 OH ( 5 OH)   –>  2 AlO33-  +  6 H2  ( H2O )  +  6 e 
  • NO2  +  5 H2O  +  6 e    –>   NH3  +   7 OH

  • 2 Al  +  5 OH    –>   2 AlO33-  +  H2O
  • NO2                      –>   NH3

2 Al  +  NO2–  +  5 OH   –>   2 AlO33-  +  NH3   +   H2O

( Inilah hasilnya )

 

Nahhh sekian dari materi “Redoks” ini

Materi ini pasti bisa kalian kuasai jika kalian rajin latihan soal-soal !

Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk kalian !!

Posted on 1 Comment

Para Ilmuwan Akhirnya Telah Menemukan Super Antioksidan

Para Ilmuwan Akhirnya Telah Menemukan Super AntioksidanRice University, Vicky Colvin yang memimpin sebuah tim kecil di bidang cerium oksida memberi mereka lapisan tipis asam lemak oleat untuk membuat mereka menjadi biokompatibel. Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka berpotensi untuk membantu mengobati cedera otak traumatis, serangan jantung dan pasien Alzheimer serta juga dapat menjaga efek samping dari radiasi yang diderita oleh penderita kanker. Continue reading Para Ilmuwan Akhirnya Telah Menemukan Super Antioksidan

Posted on 1 Comment

Titrasi Redoks

TITRASI REDOKS

titrasi redoks

 

  1. Prinsip Dasar

 

Reaksi titrasi redoks dapat secara umum digambarkan sebagai berikut:

Red1 + e ↔ oks1                   (reduksi)

Oks2 ↔ red2 + e                    (oksidasi)

Red1 + oks2 ↔ oks1 + red2  (redoks) Continue reading Titrasi Redoks

Posted on 2 Comments

Elektrolisis

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik (proses yang merubah energi listrik menjadi energi kimia).

Elektrolisa Larutan Dalam Air.

Dalam larutan terdapat kation (ion positif) dan anion (ion negatif) yang berasal dari ionisasi elektrolit. Jika larutan diberi arus listrik, maka kation akan mengalami reduksi dengan menangkap elektron sedangkan anion akan mengalami oksidasi dengan melepas elektron. (Untuk lebih jelas mengenai reduksi dan oksidasi bisa dibaca di artikel Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi).

Oleh karena reduksi terjadi di katoda dan oksidasi terjadi di anoda, maka kation akan menuju katoda dan anion akan menuju anoda. Jadi, dalam sel elektrolisa, katoda merupakan elektroda negatif (sebab dituju oleh ion positif) dan  anoda merupakan elektroda positif (karena dituju oleh ion negatif).

Elektrolisis
Elektrolisis

Continue reading Elektrolisis

Posted on 3 Comments

Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi

Ada beberapa konsep reaksi oksidasi reduksi, antara lain:

Konsep I:

Reaksi Oksidasi adalah reaksi antara suatu zat dengan oksigen.

Contoh :

2Mg(s)     +        O2(g)     →     2MgO(g)

CH4(g)      +        O2(g)     →     CO2(g)       +       2H2O(g) Continue reading Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi

Posted on 5 Comments

Mengenal Titrasi

English: Photograph by Will Woodgate (Cornwall...
English: Photograph by Will Woodgate (Cornwall College, UK) Subsample stood under the burette prior to titration. (Photo credit: Wikipedia)

Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak dianalisis dihitung dari volume larutan standar yang digunakan serta hukum stoikiometri yang diketahui.

Untuk memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa. Secara umum, larutan standar ada dua jenis. Pertama, larutan standar primer yang menjadi acuan dalam proses standarisasi. Kedua, larutan standar sekunder, yaitu larutan standar yang akan distandarisasi dan lebih lanjutnya akan digunakan untuk proses analisis sampel. Standarisasi perlu dilakukan, karena larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil jika disimpan dalam waktu yang lama. Sedangkan larutan standar primer yang dipilih biasanya memiliki sifat stabil jika disimpan dalam waktu yang lama, misalnya saja tidak higroskopis sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah.

Setelah proses standarisasi, dilanjutkan dengan proses analisa larutan sampel. Larutan standar tersebut akan dialirkan dari buret ke larutan sampel yang biasanya berada di labu erlenmeyer. Adapun syarat terjadinya reaksi titrasi dengan baik adalah: Continue reading Mengenal Titrasi