Dalam pembelajaran kimia, kamu pasti mendengar istilah Reaksi Redoks, lalu Reaksi Redoks itu apa ya? 🤔 Berikut penjelasan singkatnya:
A. Pengertian Reaksi Redoks
Suatu reaksi kimia dikatakan sebagai suatu reaksi redoks jika:
1. Terjadi pengikatan oksigen (oksidasi) dan pelepasan oksigen (reduksi).
2. Terjadi pelepasan elektron (oksidasi) dan penerimaan elektron (reduksi).
3. Terjadi kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan oksidasi (reduksi)
[R-LOTE] ~ [O-TOLE]
[Reduksi- Lepas Oksigen Tangkap Elektron] ~ [Oksidasi- Tangkap Oksigen Lepas Elektron]
Rice University, Vicky Colvin yang memimpin sebuah tim kecil di bidang cerium oksida memberi mereka lapisan tipis asam lemak oleat untuk membuat mereka menjadi biokompatibel. Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka berpotensi untuk membantu mengobati cedera otak traumatis, serangan jantung dan pasien Alzheimer serta juga dapat menjaga efek samping dari radiasi yang diderita oleh penderita kanker. Continue reading Para Ilmuwan Akhirnya Telah Menemukan Super Antioksidan
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik (proses yang merubah energi listrik menjadi energi kimia).
Elektrolisa Larutan Dalam Air.
Dalam larutan terdapat kation (ion positif) dan anion (ion negatif) yang berasal dari ionisasi elektrolit. Jika larutan diberi arus listrik, maka kation akan mengalami reduksi dengan menangkap elektron sedangkan anion akan mengalami oksidasi dengan melepas elektron. (Untuk lebih jelas mengenai reduksi dan oksidasi bisa dibaca di artikel Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi).
Oleh karena reduksi terjadi di katoda dan oksidasi terjadi di anoda, maka kation akan menuju katoda dan anion akan menuju anoda. Jadi, dalam sel elektrolisa, katoda merupakan elektroda negatif (sebab dituju oleh ion positif) dan anoda merupakan elektroda positif (karena dituju oleh ion negatif).
English: Photograph by Will Woodgate (Cornwall College, UK) Subsample stood under the burette prior to titration. (Photo credit: Wikipedia)
Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak dianalisis dihitung dari volume larutan standar yang digunakan serta hukum stoikiometri yang diketahui.
Untuk memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa. Secara umum, larutan standar ada dua jenis. Pertama, larutan standar primer yang menjadi acuan dalam proses standarisasi. Kedua, larutan standar sekunder, yaitu larutan standar yang akan distandarisasi dan lebih lanjutnya akan digunakan untuk proses analisis sampel. Standarisasi perlu dilakukan, karena larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil jika disimpan dalam waktu yang lama. Sedangkan larutan standar primer yang dipilih biasanya memiliki sifat stabil jika disimpan dalam waktu yang lama, misalnya saja tidak higroskopis sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah.
Setelah proses standarisasi, dilanjutkan dengan proses analisa larutan sampel. Larutan standar tersebut akan dialirkan dari buret ke larutan sampel yang biasanya berada di labu erlenmeyer. Adapun syarat terjadinya reaksi titrasi dengan baik adalah: Continue reading Mengenal Titrasi