Posted on Leave a comment

Pengaruh Komponen Padatan dan Cairan Murni pada Asas Le Chatelier

​Penambahan atau pengurangan komponen yang berupa padatan atau cairan murni tidak mempengaruhi kesetimbangan. Hal ini dapat dipahami sebagai berikut. Penambahan komponen yang berupa larutan atau gas akan berpengaruh pada kerapatan antar partikel dalam campuran. Jika suatu komponen gas atau larutan ditambahkan, maka konsentrasi meningkat, sehingga sistem bereaksi untuk mengurangi konsentrasi. Jika yang ditambahkan berupa padatan atau cairan murni, hal itu tidak mengubah konsentrasi karena jarak antarpartikel dalam padatan dan cairan adalah tetap.

Demikian juga halnya pada perubahan tekanan atau volume. Perubahan tekanan dan volume tidak mempengaruhi konsentrasi padatan atau cairan murni. Jadi, ketika mempertimbangkan pengaruh tekanan dan volume, koefisien komponen padat tidak diperhitungkan. Tekanan hanya berpengaruh pada sistem kesetimbangan gas. Komponen padat atau cairan murni tidak menggeser kesetimbangan.

Dalam sistem larutan (pelarut air), penambahan air dalam jumlah yang signifikan dapat juga memperbesar volume, sehingga kesetimbangan akan bergeser ke ruas yang jumlah koefisiennya terbesar.

Untuk menambah pemahaman uraian yang telah dipaparkan di atas, mari kita coba membahas soal berikut dengan menganalisis pengaruh komponen padat dan cairan murni.

1.Diketahui reaksi kesetimbangan

BiCl3(aq)+H2O(l) <===> BiOCl(s)+ 2 HCl(aq)

Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika pada suhu tetap:

a. ditambahkan BiCl3?

b. ditambahkan air?

Jawab:

a. Penambahan BiCl3, salah satu pereaksi menggeser kesetimbangan ke kanan.

b. Penambahan air merupakan penggeseran (memperbesar volume), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan, yaitu ke arah koefisien yang lebih besar (jumlah koefisien di ruas kiri=1, yaitu koefisien dari BiCl3 sedangkan jumlah koefisien di ruas kanan=2, yaitu koefisien dari HCl. Koefisien dari H2O dan BiOCl tidak diperhitungkan).

Bagaimana sudah bisa dipahami?

Selanjutnya coba kita menganalisis pengaruh perubahan tekanan pada kesetimbangan heterogen

2.Diketahui reaksi kesetimbangan:

3Fe(s)+4H2O <===> Fe3O4(s) + 4 H2(g)

a. ke arah manakah kesetimbangan bergeser, jika pada suhu tetap, volume campuran diperkecil?

b. bagaimana pengaruh aksi tersebut terhadap konsentrasi H2?

Jawab:

a. Pengurangan volume akan menggeser reaksi ke arah yang jumlah koefisiennya terkecil. Oleh karena koefisien dari komponen padatan murni, tidak diperhitungkan maka kesetibangan ini tidak bergeser (jumlah koefisien komponen gas di ruas kiri = di ruas kanan = 4)

b. Jumlah mol H2 tidak berubah, tetapi volume ruangan semakin kecil, jadi konsentrasi (n/V) akan bertambah (demikian juga konsentrasi H2O akan bertambah)

Posted on Leave a comment

PLASMA

Tahukah kalian selain padatan yang memiliki sifat tidak mudah berubah bentuk, mempunyai susunan yang tetap, dan tidak mudah berpindah atapun zat cair yang mempunyai sifat membentuk sesuai dengan tempatnya, mempunyai tegangan permukaan dan mudah berpindah juga gas yang memiliki sifat tidak terlihat dan bergerak bebas ada sebuah fase yang disebut plasma?

Apa itu plasma?

Bagaimana bentuknya?

Bagaimana sifatnya?

Plasma adalah gas yang terionisasi, artinya gas tersebut sudah kehilangan elektron-elektronnya. Kita tahu bahwa sebuah unsur terdiri atas elektron dan nukleus (yang terdiri atas proton dan neutron).

Nah dalam plasma, unsur-unsur tersebut tidak lagi bersatu membentuk molekul, dan unsur2 tersebut kehilangan elektron-elektronnya. Karena plasma memiliki banyak elektron bebas, maka plasma dapat menjadi konduktor yang baik sekali. Contoh plasma adalah lampu neon atau display komputer.

Mirip dengan gas, plasma tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap kecuali jika terdapat dalam wadah, tetapi berbeda denga gas, plasma membentuk struktur seperti filamen, pancaran dan lapisan-lapisan jika dipengaruhi medan elektrommagnet. Plasma yang umum ditemui antara lain adalah bintang dan lampu pendar.

Namun, sesungguhnya plasma lebih banyak terdapat di luar angkasa. Debu-debu kosmik yang menjadi cikal-bakal bintang berwujud plasma. Materi penyusun angin surya (solar wind), inti Matahari, bahkan planet Jupiter sebagian besar berwujud plasma. Karena banyaknya plasma mengisi ruang di luar angkasa, plasma menjadi salah satu kunci untuk mempelajari alam semesta kita.

Bagaimana terbentuknya plasma?

Selain ionisasi, menurut Nur (2011) ada beberapa proses yang dapat menyebabkan terbentuknya plasma yaitu dissosiasi dan eksitasi.  Dissosiasi, berdasarkan kamus ilmiah diartikan sebagai proses pemecahan molekul melalui proses kimiawi maupun fisika (Partanto, Albarry, 1994). Menurut Nur (2011) dissosiasi diartikan sebagai pemisahan molekul menjadi atom-atom penyusunnya. Partikel gas yang terdissosiasi dapat terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif.

Eksitasi adalah perpindahan elektron dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi dari tumbukan dengan elektron luar. Kebalikan dari eksitasi disebut relaksasi atau deeksitasi dengan memancarkan foton. Plasma merupakan gas yang terionisasi. Tapi tidak semua gas yang terionisasi disebut plasma. Suatu gas yang terionisasi harus memenuhi persyaratan seperti kerapatan, temperatur, panjang debye dan energi, untuk bisa dikatakan sebagai plasma (Nur, 2011).

Komposisi normal udara kering adalah: 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas lainnya (Arty, 2005).Dengan komposisi nitrogen pada udara yang mencapai 78 %, ini berpotensi menghasilkan ion N+ apabila diradiasi dengan plasma. Ion N+diharapkan dapat menyusup kesuatu bahan, di mana penyusupan ion nitrogen terhadap suatu bahan dapat merubah struktur mikro bahan, hal tersebut dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat kimia maupun fisik bahan.sumber

Dilihat dari skemanya adalah padat —dipanaskan–> cair —dipanaskan—> gas —dipanaskan–> plasma jadi plasma tidak masuk dalam padat/cair/gas, karena itu plasma dianggap sebagai wujud ke empat.

Setujukah kalian?

 

 

Posted on 1 Comment

Mengapa Asap Bergerak Keatas

Asap telah menjadi pemandangan umum kita sehari hari, sangat ironis karena asap ini merupakan polusi udara yang

asap rokok
sumber : purelivingchina.com

dapat menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan maupun kerusakan tubuh alias penyakit. Pembakaran sering terjadi dimana mana. Baik sampah, hutan dan yang paling sering di sekitar kita ialah asap rokok. Asap rokok tak perlu diragukan lagi sangat membahayakan orang lain namun justru itu yang sangat sering kita lihat. Kali ini bukan asap rokok yang ingin kita bahas melainkan mengapa asap bergerak keatas , bukan kebawah? Bukankah gravitasi ini menarik kebawah? Continue reading Mengapa Asap Bergerak Keatas