Editor’s Note: Artikel ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari artikel sejenis yang lebih sederhana tentang hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Dalam penguraian garam dapat terjadi beberapa kemungkinan :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+] dalam air bertambah mengakibatkan [H+] > [OH–] dan larutan bersifat asam
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion OH–, sehingga menyebabkan [H+] < [OH–] dan larutan bersifat basa
Ion garam tidak dengan air sehingga [H+] dalam air akan tetap sama dengan [OH–] dan air akan tetap netral (pH=7)
Persamaan kimia adalah representasi simbolis dari reaksi kimia dimana entitas reaktan diberikan di sisi kiri dan entitas produk di sisi kanan. Koefisien sebelah simbol dan rumus entitas adalah mutlak nilai angka stoikiometri. Persamaan kimia pertama digambarkan oleh Jean Beguin pada tahun 1615.
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang pH-nya relatif tetap (tidak berubah) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Ditinjau daru komposisi zat penyusunnya, sistem larutan penyangga dibagi menjadi dua, yaitu sistem penyangga asam dan basa konjugasinya serta sistem penyangga basa dan asam konjugasinya. Artikel lain mengenai larutan buffer juga bisa dilihat disini Continue reading Larutan Penyangga (Part 1)
English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit: Wikipedia)
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH–. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A–), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. (Purba, 1994)
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenan et al., 1980):
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain. Continue reading Buffer: Larutan Penyangga