Hai teman-teman sahabat bisakimia.com. Berikut ini pembahasan mengenai materi kimia di bagian awal semester genap untuk kelas XII, yaitu Senyawa Turunan Alkana.
Senyawa Turunan Alkana
Formalin merupakan nama dagang untuk formaldehida (senyawa aldehida) yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi sekitar 37%. Formalin bukanlah untuk makanan, melainkan digunakan sebagai pengawet mayat. Formalin (Formaldehida) juga digunakan untuk membuat bermacam-macam plastik termoset (plastik yang tidak meleleh apabila dipanaskan), contoh: melamin dan bakelit. Teman-teman sahabat bisakimia.com juga dapat melihat penjelasan tentang formalin (formaldehida) disini. Continue reading Kimia SMA Kelas XII: Senyawa Turunan Alkana Bagian-1
Bensin terdiri dari campuran kompleks hidrokarbon. Sebagian besar adalah alkana dengan 4-10 atom karbon per molekul. Jumlah yang lebih kecil dari senyawa aromatik yang ada. Alkena dan alkuna juga dapat muncul dalam bensin. Bensin yang paling sering diproduksi oleh distilasi fraksional minyak bumi, juga dikenal sebagai minyak mentah (itu juga dihasilkan dari batubara dan minyak serpih). Minyak mentah dipisahkan sesuai dengan titik didih yang berbeda ke dalam fraksi. Proses distilasi fraksional menghasilkan sekitar 250 mL bensin untuk setiap liter minyak mentah. Hasil bensin dapat digandakan menjadi dua kali lipat dengan mengubah fraksi titik didih yang lebih tinggi atau lebih rendah menjadi hidrokarbon dalam kisaran bensin.
Dua proses utama yang digunakan untuk melakukan konversi ini adalah cracking(cracking adalah proses pemecahan molekul hidrokarbon yang kompleks menjadi hidrokarbon yang lebih ringan) dan isomerisasi.
Dalam cracking, fraksi berberat molekul tinggi dan katalis dipanaskan sampai titik di mana ikatan karbon-karbon putus. Produk dari reaksi termasuk alkena dan alkana dengan berat molekul yang lebih rendah daripada yang muncul dalam fraksi aslinya. alkana dari reaksi cracking ditambahkan ke bensin untuk meningkatkan hasil bensin dari minyak mentah. Contoh dari reaksi cracking adalah:
Dalam proses isomerisasi, alkana rantai lurus diubah menjadi isomer rantai bercabang, yang membakar lebih efisien. Misalnya, pentana dan katalis dapat bereaksi untuk menghasilkan 2-methylbutane dan 2,2-dimethylpropane. Juga, beberapa isomerisasi terjadi selama proses cracking, yang meningkatkan kualitas bensin. Continue reading Cara meningkatkan bilangan oktan yang aman
Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan rumus umum CnH2nO2. Ester merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena
General formula of a carboxylate ester (Photo credit: Wikipedia)
dapat ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-.
Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.
Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi –C=O- yang memiliki rumus umum CnH2nO. Sama seperti aldehid, keton juga memiliki gugus
de: Allgemeine Struktur von Ketonen; en: General structure of ketones (Photo credit: Wikipedia)
karbonil (C=O). Hanya saja, gugus karbonil pada keton berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus karbonil lain seperti asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada alkana menjadi –on. Contohnya adalah propana menjadi propanon. Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton. Contohnya adalah CH3-CO-C2H5 disebut metil etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut dimetil keton.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan pada beberapa hal:
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil.
Rumus penentuan tata nama keton secara umum adalah:
(no.cabang) (nama cabang dan gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama rantai induk)
Eter juga sering disebut alkoksialkana. Hal ini dikarenakan eter dianggap sebagai turunan alkana dengan satu atom H alkana tersebut diganti oleh gugus alkoksi (-OR’). Rumus umum eter adalah CnH2n+2O dengan struktur umum R-O-R’. Penamaan eter secara IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dilakukan dengan mengganti akhiran –a menjadi –oksi, contohnya CH3-O-CH3 (C2H6O) disebut metoksimetana. Sedangkan penamaan sederhananya yaitu alkil alkil eter, dimana nama kedua gugus alkil diikuti dengan kata eter dalam 3 kata. Contohnya seperti CH3-O-CH3 di atas, disebut sebagai dimetil eter. Adapun CH3-CH2-O-CH3 disebut metil etil eter.
Rumusan penentuan tata nama eter didasarkan pada beberapa hal di bawah ini:
Rantai C yang lebih pendek disebut sebagai alkoksi
Rantai C yang lebih panjang disebut sebagai alkana
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga letak gugus alkoksi akan memiliki nomor terkecil.
Rumus penentuan tata nama eter secara umum adalah:
(no.cabang)-(nama cabang)-(no.gugus alkoksi)-(nama gugus alkoksi)(nama rantai induk alkana)
Apa sih alkana itu? Alkana adalah molekul organik yang termasuk senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal. Senyawa hidrokarbon sendiri adalah senyawa kimia yang mengandung unsur hidrogen (H) dan karbon (C), atau biasa ditulis sebagai CxHy dengan x adalah jumlah karbon dan y adalah jumlah hidrogen, sedangkan alkana memiliki rumus CnH2n+2.
Alkana memiliki beberapa sifat, yaitu:
Merupakan hidrokarbon jenuh, dimana jumlah H sudah maksimal karena tidak ada ikatan rangkap antar C
Reaktifitas dengan senyawa kimia lain relatif kecil, hal ini juga dikarenakan alkana tidak memiliki ikatan rangkap, karena semakin banyak ikatan rangkap, suatu senyawa kimia akan semakin reaktif