Tentang Zat Lilin Dalam Mi Instan
Sangat banyak mitos tentang kesehatan yang beredar di kalangan masyarakat kita, walaupun mungkin memang tujuan awalnya ialah baik namun tetap saja hal yang tidak valid, tak selayaknya isu bohong terus disebar karena sama saja seperti pembohongan publik. Padahal kita tetap harus berlaku adil kepada semua pihak. Yang perlu diluruskan adalah tentang zat lilin dalam mi instan , dikatakan bahwa perlu 2 hari untuk mencerna zat lilin yang kita makan sehingga jika terlalu sering kita makan akan terjadi penumpukan zat lilin.
Mi instan tidak mengandung lilin. Proses pembuatan mi instan melibatkan penggorengan hingga kering, yang menyebabkan air rebusan mie menjadi keruh. Hal ini disebabkan oleh minyak dan karbohidrat, bukan karena adanya lilin.
Penjelasan
1. Penggorengan dalam Pembuatan Mi Instan:
Mi instan dibuat melalui proses penggorengan yang intensif, sehingga tidak ada lilin yang digunakan dalam pembuatannya. Proses ini menyebabkan minyak dan karbohidrat dari bahan-bahan pembuatan mi keluar ke dalam air rebusan, membuatnya menjadi keruh.
2. Tidak Ada Lilin dalam Mi Instan:
Banyak sumber yang menyatakan bahwa mi instan tidak mengandung lilin. Ahli nutrisi Susan SPT, Msc, telah menjelaskan bahwa keruhnya air rebusan mi instan bukan karena lilin, melainkan karena minyak dan karbohidrat yang keluar dari bahan-bahan pembuatan mi.
3. Mitos dan Fakta:
Isu tentang mi instan yang dilapisi lilin adalah mitos. Kandungan lilin pada mi instan tidak ada, tetapi sodium dalam mie instan sangat tinggi, yang dapat membahayakan kesehatan.

Bagaimana Pengawetan Mi
Proses pengawetan pada mi instan di Indonesia melibatkan beberapa langkah yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas produk. Berikut adalah proses pengawetan yang umum digunakan:
- Penggorengan: Mi instan dibuat melalui proses penggorengan yang intensif, yang disebut deep frying. Proses ini mengurangi kadar air yang terkandung dalam mi, sehingga mi menjadi kering dan lebih tahan lama.
- Penambahan Bahan Pengawet: Setelah penggorengan, mi instan mungkin ditambahkan dengan bahan pengawet seperti methyl para-hydroxybenzoate (nipagin) dan natrium benzoat. Bahan-bahan ini diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia dan digunakan dalam batas toleransi yang aman.
- Pengemasan: Setelah proses pengawetan selesai, mi instan dikemas dalam kemasan yang tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi dan kehilangan kualitas. Kemasan ini biasanya terbuat dari bahan plastik atau kertas yang tahan air dan udara.
- Pengujian Kualitas: Sebelum produk siap dikirim ke pasar, mi instan diuji kualitasnya untuk memastikan bahwa bahan pengawetnya dalam batas toleransi yang aman dan tidak ada kontaminasi lain.
Kesimpulan
Mi instan tidak mengandung lilin. Proses penggorengan dalam pembuatannya menyebabkan air rebusan menjadi keruh karena minyak dan karbohidrat, bukan karena adanya lilin. Proses pengawetan ini bertujuan untuk menjaga kualitas mi instan dan memastikan bahwa produk tetap aman untuk dikonsumsi. Walaupun zat lilin tidak ada di dala mi instan, bukan berarti bahwa kita bebas makan mi instan setiap hari. Hal ini karena kandungan natrium dari mi instan yang sangat tinggi sehingga memang lebih baik di hindari dan jika ingin memakannya tentu sesekali saja lebih baik.
Citations:
https://www.kominfo.go.id/content/detail/16562/hoaks-mie-instan-mengandung-lilin/0/laporan_isu_hoaks
https://seafast.ipb.ac.id/pakar-bahan-pengawet-mie-instan-tak-bahaya/
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/bahaya-makan-mie-instan
https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/02/140200823/benarkah-mi-instan-mengandung-lilin
https://tanjabbarkab.go.id/terbanyak-zat-pengawet-mi-instan-atau-bumbunya/
https://www.alodokter.com/jangan-lagi-mengabaikan-bahaya-mie-instan
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/lilin-mie-instan
https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/06/161000465/-mitos-atau-fakta-mi-instan-dilapisi-lilin-simak-jawabannya?page=all
Post Comment