Posted on Leave a comment

Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan

Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan

 

Sampai sekarang, Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan maupun hasil sintesis jumlahnya sudah mencapai jutaan. Orang menjadi lebih mudah mempelajari senyawa organik, karena senyawa organik telah diklasifikasikan seperti yang telah kita kenal, dan menjadi lebih baik lagi setelah IUPAC membuat tata cara pemberian nama (nomenklatur) untuk senyawa organik. Sebelumnyapem pemberian nama yang berlaku adalah cara trivial (dari mana senyawa itu berasal atau siapa penny pertama senyawa tersebut). Contoh nama trivial senyawa alkohol misalnya katekol, resorsinol, dan hidrokuinon, sedangkan nama berdasarkan IUPAC dari alkohol tersebut berturut- turut adalah benzena-1,2-diol; benzena-1,3-diol; dan benzena -1,4-diol.

Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan

Senyawa organik tang strukturnya menyerupai alkohol adalah eter. Kedua senyawa tersebut menyerupai struktur molekul air (H-O-H). Jika satu H diganti dengan R, maka senyawa tersebut merupakan alkohol, tetapi jika kedua atom H diganti dengan R, maka menjadi eter. Senyawa eter yang paling sederhana adalah dietil eter, yang dapat dipakai sebagai anestesi yang lebih baik daripada kloroform. Eter juga tidak terlalu bersifat toksik karena dapat diubah (dioksidasi) di dalam tubuh menjadi alkohol.

Racun Kimia

Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan, banyak yang mempunyai aktvitas biologis. Contohnya senyawa katahidrin, suatu senyawa turunan asam karboksilat yang dikeluarkan oleh kumbang. Kulit akan terbakar jika terkena senyawa ini. Seringkali kuda mengalami kematian jika memakan rumput yang ada kumbang ini. Kematian disebabkan karena kegagalan lambung dan ginjal akibat racun yang dikeluarkan oleh kumbang blister tersebut.

Tetrodotoxin, merupakan salah satu senyawa beracun yang tersusun dari cincin beranggota-6 yang saling berhubungan, di mana masing- masing cincin berada dalam bentuk konformasi kursi. Senyawa ini dihasilkan dari jaringan ikan puffer (di laut pasifik). Gejala dari keracunannya adalah membuat tubuh lemah, kemudian lumpuh, dan dapat menyebabkan kematian. (Baca juga Resiko dan toksisitas bahan kimia )

Sampai dengan tahun 1986, kira- Kira baru 30 senyawa organohalogen yang dikenal. Senyawa seperti kloroform, fenol terhalogenasi, senyawa aromatik terkloriknasi (PCB) dan senyawa halogen yang lain merupakan polutan sintetik yang ada di lingkungan. Sekarang, setelah kurang dari seperempat abad kemudian, keadaan menjadi sangat berbeda. Lebih dari 2000 senyawa organohalogen yang teridentifikasi, dan masih ada ribuan senyawa organohalogen di alam bebas. Dari senyawa organohalogen yang paling sederhana seperti klorometana sampai yang kompleks seperti nostosiklofan D dan chartellin A, telah ditemukan organohalogen yang berasal dari tumbuhan, bakteri, dan binatang.

Beberapa senyawa organohalogen alam telah diproduksi dalam skala besar, seperti residu dan kebakaran hutan, letusan gunung berapi, dan rumput laut. Aktivitas ini dapat menghasilkan 5 juta ton kloroform per tahun, sedangkan emisi industri total setiap tahunnya hanya menghasilkan 26000 ton. Dalam penelitian yang rinci, suatu species cacing sebuah pohon Ek dalam luas 1km^2 dapat mengeluarkan hampir 100 pound senyawa fenol terhalogenasi per hari. Senyawa organohaligen ini semula dianggap bukan sebagai senyawa polutan alami.

Mengapa organisme menghasilkan senyawa organohalogen? Apakah banyak senyawa tersebut yang bersifat toksik?

Tampaknya banyak organisme hidup menggunakan senyawa organohalogen untuk pertahanan diri, karena senyawa tersebut dapat menyebabkan iritasi pada predator, menjadi makanan yang berbahaya, atau sebagai pestisida alami. Benalu laut (sponge), karang, dan kepala udang laut mengeluarkan senyawa organohalogen yang berbau sehingga ikan maupun Predator tidak mau memakannya. Yang menarik adalah manusia membuat senyawa organologam untuk mencegah infeksi. Sistem kekebalan tubuh pada manusia mengandung enzim peroksidase yang mampu menyebabkan reaksi halogenasi pada jamur dan bakteri, sehingga dapat membunuh bibit penyakit. Jadi memang banyak Senyawa Organik yang Berasal dari Hewan dan Tumbuhan yang belum kita ketahui.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.