Posted on Leave a comment

Nanoteknologi

http://www.fadhilza.com/wp-content/uploads/2012/07/nanotechnologyj.jpg

Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari objek dengan ukuran sangat kecil (sepersemiliar meter) dan melakukan rekayasa untuk menghasilkan produk baru dengan sifat khusus yang diinginkan. Salah satu contoh aplikasi nanoteknologi misalnya Carbon Nano-Tube (CNT) yang sangat ringan dan memiliki kekuatan 100 kali lebih kuat dari baja. Pengembangan nanoteknologi ini berdampak sangat besar bagi kehidupan sehingga banyak negara berlomba-lomba mengalokasikan dana untuk berinvestasi mengembangkan teknologi material berukuran kecil tersebut.


Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano (nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).

Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung pada skala 0.1 hingga 100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang berbeda; sehingga saintis berharap akan menemukan efek yang baru pada skala nano dan memberi terobosan bagi teknologi.

Nanoteknologi yang telah digunakan secara komersial saat didasarkan pada penggunaan partikel berukuran nano. Penurunan ukuran partikel prinsipnya akan meningkatkan luas permukaan. Nanoteknologi diperkirakan akan memperngaruhi semua bidang industri. Para peneliti saat ini sedang aktif mengamati aplikasi dari nanoteknologi dalam bidang sepeti nanomaterial, nanoelektrik, dan bionanoteknologi.

Bagaimana nanoteknologi di ranah farmasi?
Satu area di mana nanoteknologi memiliki potensi untuk membuat dampak yang signifikan adalah berupa pemberian obat ( Farokhzad dan Langer 2009; Pridgen et al 2007). Dampak ini sudah dirasakan dengan penjabaran beberapa sistem translasi obat nano secara klinik , meskipun potensi keseluruhan dari sistem ini hanya baru dieksplorasi . Penyampaian obat dengan vehikel Nanoscale telah menunjukkan kemampuan untuk merangkum berbagai agen terapetik seperti molekul kecil ( hidrofilik dan / atau hidrofobik ) ,peptida ,obat berbasis protein ,dan asam nukleat . Dengan enkapsulasi molekul ini di dalam sebuah nanocarrier ,kelarutan dan stabilitas obat dapat ditingkatkan , memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali potensial obat yang sebelumnya diabaikan karena memiliki farmakokinetika yang buruk ( Langer 1998). Molekul terenkapsulasi dapat dilepaskan dari nanocarriers dengan cara yang terkendali dari waktu ke waktu untuk menjaga konsentrasi obat dalam jendela terapeutik atau pelepasan  dapat dipicu oleh beberapa stimulus unik ke situs pengiriman ( Moghimi 2006). Permukaan nanocarrier dapat direkayasa untuk meningkatkan waktu paruh pada sirkulasi darah dan pengaruh biodistribusi , sementara pelampiran target  ligan ke permukaan dapat menghasilkan peningkatan absorbsi oleh jaringan target ( Gref et al 1994; . . Moghimi et al, 2001 ). Ukuran kecil memungkinkan nanocarriers untuk mengatasi hambatan biologis dan mencapai serapan seluler ( Brigger et al . 2002) . Hasil bersih dari sifat tersebut adalah untuk menurunkan toksisitas sistemik dari agen terapeutik dan juga dapat meningkatkan konsentrasi agen di area yang ingin dicapai, sehingga indeks terapeutik agen terapeutik akan lebih tinggi. Selain obat-obatan terapeutik , agen penggambaran juga dapat dimasukkan ke nanocarriers untuk meningkatkan deteksi tumor dan  penggambarannya( Kimet al . 2006; Montet et al . 2006). Akhirnya , nanopartikel dapat direkayasa menjadi multifungsi dengan kemampuannya menargetkan pada jaringan yang sakit , membawa agen penggambaran untuk deteksi , dan menghantarkan beberapa agen terapeutik untuk terapi kombinasi ( Nasongkla et al . 2006) . Kemampuan multimodal dari sistem penghantaran nanopartikel menawarkan kesempatan untuk mengembangkan pendekatan baru bagi penghantaran  obat yang dapat memberikan pilihan terapi alternatif atau komplementer untuk pengobatan penyakit .
(sumber)

Dewasa ini aplikasi Nano teknologi dalam bidang pengobatan tidak terbatas pada pemrosesan partikel obat-obatan untuk meningkatkan kelarutan, bioavailabilitas maupun ekskresi obat saja, namun juga dikembangkan ke arah pengembangan perlengkapan, mesin atau alat berukuran nano yang berguna untuk pengobatan atau yang lazim disebut dengan nano-medicine. Salah satu penggunaan nano teknologi yang saat ini telah dikenal luas adalah aplikasi atom C60, yang lebih dikenal dengan buckyball, sebagai model untuk riset-riset skala nano.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.