Gandum atau tepung terigu banyak digunakan sebagai bahan olahan makanan. Olahan gandum dan tepung terigu sendiri meliputi tepung gandum (muffin, bagel, croisssant, burger, pizza, roti), pasta (spageti, makaroni, fetucili), mie, sereal, ku, biskuit bahkan gorengan sangat familiar dalam daftar makanan sehari-hari kita.
Tahukah kalian ada senyawa bernama gluten di dalam olahan tepung terigu tersebut?
Apa itu gluten?
Gluten adalah suatu protein yang berasal dari gandum. Semua gandum, seperti barley, rye, spelt, dan persilangan antara gandum dan rye yang disebut triticale adalah bahan yang mengandung gluten.
Berpengaruhkah pada tubuh?
Pada saat kita makan makanan yang mengandung gluten, maka pencernaan kita akan 3 kali lebih berat kerjanya. Maka dari itu makanan yang mengandung gluten lebih sulit di cerna karena membutuhkan waktu hingga 3 kali metabolisme tubuh. Wow lama sekali ya. Berbeda dengan nasi, jagung ang normalnya diproses dalam waktu 24 jam. Akibatnya sampah terigu yang seharusnya dibuang diserap kembali di usus, selain itu gluten juga akan menempel di dinding usus dan menghalangi penyerapan nuutrisi. Bentuk gluten bisa dibayangkan seperti lem yang menempel di usus.
Kelebihan gluten diduga menjadi penyebab peningkatan resiko autis/hiperaktif pada anak. menu hasil olahan terigu juga tidak memberikan rasa kenyang karena kurang berampas, sehingga orang cenderung mengkonsumsi makanan leih dari kebutuhan.
Selain itu, konsumsi gluten dapat pula memicu alergi pada mereka yang alergi gluten serta dihindari oleh mereka yang menderita celiac disease (intoleransi gluten). Ciri-ciri penderita Celiac disease antara lain mengenai masalah pencernaan seperti perut mudah merasa kembung kemudian anemia, kelelahan hingga depresi. Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap celiac disease lebih lanjut disarankan melalui tes labolatorium.
Pastinya sangat sulit untuk menghindari produk bergulten sama sekali, tetapi perlu dipertimbangkan untuk membatasi jumlah konsumsinya ya!
