Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi kimia atau perubahan kimiawi. Setiap kali kita memasak atau sedang bersih-bersih, itu juga merupakan kimia dalam tindakan. Tubuh kita hidup dan tumbuh berkat reaksi kimia. Ada reaksi ketika kita meminum obat, menyalakan korek api, dan mengambil napas. Berikut adalah 10 contoh reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari. Ini hanyalah contoh kecil, karena kita melihat dan mengalami ratusan ribu atau bahkan lebih reaksi kimia setiap hari.
Halo semua, kali ini bisakimia akan membahas tentang asam basa. tentu tak sama seperti artikel sebelumnya tentang asam basa.
Asam dan basa merupakan konsep yang ada dalam pelajaran kimia. Ada banyak definisi asam basa yang terkenal dalam dunia kimia. diantaranya asam basa menurut arhenius, bronsted-lowry dan lewis.
Definisi asam dan basa Arrhenius adalah salah satu yang tertua. Asam Arrhenius adalah zat yang ketika ditambahkan ke air akan meningkatkan konsentrasi ion H+ ion . Rumus kimia dari asam Arrhenius ditulis dengan hidrogen yang bersifat asam diawalnya. Sedangkan basa Arrhenius adalah zat yang bila ditambahkan ke dalam air akan meningkatkan konsentrasi ion OH-. HCl adalah contoh dari asam Arrhenius dan NaOH adalah contoh dari basis Arrhenius.
ion H+ yang dihasilkan oleh asam Arrhenius selalu berinteraksi dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+ (aq). Asam Arrhenius sering disebut sebagai donor proton, donor ion hidrogen, atau donor ion hidronium, tergantung pada apakah kita menekankan spesi yang dibebaskan oleh asam (proton atau ion hidrogen) atau spesies yang ada dalam larutan (ion hidronium). Untuk mewakili transfer ion H+ pada air untuk membentuk ion hidronium, kita harus menyertakan H2O dalam persamaan kimia untuk ionisasi asam. Continue reading Asam Basa dalam Kimia
English: Buffer solution- Buffer capacity for pKa=7 as percentage of maximum (Photo credit: Wikipedia)
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH–. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. (Keenan et al., 1980)
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A–), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. (Purba, 1994)
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi (Keenan et al., 1980):
Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, kalsium hidroksida, dan lain-lain. Continue reading Buffer: Larutan Penyangga