
Hayo, siapa di sini penggemar minuman bersoda?
Rasa-rasanya tidak sedikit orang mengaku bahwa mereka menggandrungi minuman jenis ini. Apalagi setelah melakukan olahraga atau aktivitas yang melelahkan seperti jogging dan bersepeda di pagi hari, minuman bersoda seringkali menjadi andalan untuk menyegarkan tubuh.
Bukannya menyehatkan karena iming-iming tubuh terasa bugar dengan cepat, lho, minum minuman bersoda dapat membahayakan kesehatan tubuh, terutama bagi kamu yang doyan banget hingga minum secara berlebihan.
Minuman bersoda sesungguhnya tergolong asam yang apabila masuk ke tubuh dalam batas yang tidak normal dapat mengakibatkan penurunan pH darah. Kondisi ini dinamakan asidosis metabolik. Simak penjelasan berikut!
- Apa itu asidosis metabolik?
Dilansir dari alodokter.com, asidosis metabolik merupakan gangguan fisiologis yang dapat terjadi saat tubuh menghasilkan terlalu banyak asam, atau ketika ginjal hanya mampu membuang sedikit asam melalui urine. Sebaliknya, apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah, dapat muncul gejala alkalosis metabolik.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik sesungguhnya merupakan beberapa contoh gangguan keseimbangan asam basa, yaitu suatu kondisi dimana kadar asam dan basa dalam darah tidak seimbang.
- Mengapa asidosis metabolik dapat terjadi?
Minuman bersoda mengandung gula dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan obesitas, diabetes, hingga masalah pada ginjal. Perlu kamu ketahui juga bahwa minuman bersoda sendiri dibuat dengan memasukkan gas karbon dioksida (CO2) ke dalam minuman (H2O) melalui reaksi karbonisasi. Berikut merupakan persamaan reaksi karbonisasi
H2O(l) + CO2(g) H2CO3(aq)
Nah, terbentuknya asam karbonat ini (H2CO3) menyebabkan minuman bersoda/minuman berkarbonasi memiliki sifat asam dengan pH berkisar antara 3,2-3,7. Apabila mengonsumsinya, tentu derajat keasaman darah akan meningkat.
Namun, apakah meminum minuman bersoda/ minuman berkarbonasi akan langsung menyebabkan asidosis metabolik? Belum tentu.
Di dalam darah, terdapat larutan penyangga karbonat, yang terdiri dari senyawa H2CO3 dan HCO3–, yaitu larutan yang dapat mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam cairan ekstraseluler atau dalam darah. Larutan penyangga ini berfungsi menstabilkan pH darah dalam kisaran 7,35-7,45.
Apabila darah menerima zat yang bersifat asam, ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion HCO3– menurut reaksi berikut.
H+(aq) + HCO3–(aq) H2CO3(aq)
Asam karbonat (H2CO3) akan segera terurai menjadi air dan karbon dioksida dan dikeluarkan melalui pernafasan sesuai reaksi,
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)
Sebaliknya, apabila darah menerima zat yang bersifat basa, ion OH– akan bereaksi dengan H2CO3.
OH–(aq) + H2CO3 (aq) HCO3–(aq) + H2O(l)
Sehingga, larutan penyangga (buffer) karbonat (H2CO3/HCO3–) dapat mempertahankan pH darah antara 7,35-7,45.
Lalu bagaimana asidosis metabolik dapat terjadi?
Seperti yang telah diketahui minuman bersoda dapat menyebabkan terbentuknya asam yang kemudian akan dinetralkan oleh larutan penyangga karbonat yang terdapat dalam darah. Namun, apa jadinya jika seseorang mengonsumsi minuman bersoda/ minuman berkarbonasi secara berlebihan?
Larutan penyangga akan bekerja semakin berat untuk menyeimbangkan pH dalam darah. Sehingga tubuh dapat mengalami asidosis dengan pH darah di bawah 7,35.

Jangan anggap enteng, ya. Kondisi asidosis dapat menyebabkan rasa kelelahan yang luar biasa, rasa kantuk, sering mual, dan mengalami kebingungan.
Oleh karena itu, biasakan untuk mengonsumsi air putih dan beristirahat sejenak setelah melakukan aktivitas berat atau berolahraga. Apabila telah terbiasa mengonsumsi minuman bersoda/ minuman berkarbonasi segeralah kurangi secara perlahan demi kesehatan tubuh kamu.