Posted on 2 Comments

Polusi Udara Akibat Bahan Bakar Fosil

​Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, telah disadari bahwa pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) menyebabkan masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran udara. Berikut ini akan  kita bahas beberapa aspek yang berkaitan dengan pencemaran dan usaha pencegahan.
Pencemaran akibat pembakaran bahan bakar fosil umumnya terjadi karena pembakaran yanh tudak sempurna dan akibat adanya pengotor dalam bahan bakar tersebut.

  1. Pembakaran tidak sempurna

Pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan biasanya berlangsung tidak sempurna, sehingga asap kendaraan akan mengandung karbon monoksida, partikel karbon (jelaga) dan sisa bahan bakar (hidrokarbon).

  1. Pengotor dalam bahan bakar

Bahan bakar fosil khususnya batu bara biasnya mengandung sedikit belerang. Pembakaran belerang akan menghasilkan oksida belerang SO2 atau SO3.

  1. Bahan aditif dalam bahan bakar

Bensin ditambahkan berbagai adituf untuk menaikkan nilai oktannya. Salah satu diantaranya yaitu TEL [Pb(C2H5)]. Pembakaran bensin bertimbal akan menghasilkan partikel timahhitam berupa PbBr2.
Oksida nitrogen yang terdapat dalam asap buang kendaraan berasal dari reaksi nitrogen dengan oksigen. Pada suhu rendah, kedua gas ini tidak akan salung bereaksi. Tetapi tingginya suhu dalam mesin kendaraan dan pengaruh loncatan bunga api listrik dari busi, membuat keduanya saling bereaksi. Setelah keluar dari knalpot kendaraan, nitrogen monoksida kemudian bereaksi dngan udara (oksigen) membentuk nitrogen dioksida.

Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya CO2, CO, hidrokarbo, oksida nitrogen, dan oksida belerang. 
Sekarang bagaimana upaya mengurangi bahan pencemar?

Salah satu cara mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina).

Pada sebagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.

Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida ( jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Timbal dapat meracuni  dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbal.