Posted on 1 Comment

4 Hal Penting Memahami Sistem Pendidikan Jerman

4 Hal Penting Memahami Sistem Pendidikan Jerman

Sistem Pendidikan Jerman – Jika Anda merasa melihat bahwa sistem pendidikan di jerman sangat berbeda jauh dengan sistem pendidikan di Indonesia. Maka asumsi itu benar adanya, sistem pendidikan jerman telah berusia ratusan tahun dan bahkan bisa dikatakan sejajar dengan negara dengan sistem pendidikan terbaik seperti finlandia.

Sistem pendidikan di jerman dikatakan bisa melampaui sistem pendidikan di negara negara eropa barat lainnya karena faktor penggabungan dengan dunia industri. Jika anda pernah mendengar kata kata “mis-match” dalam permasalahan dunia kerja di Indonesia, maka sistem pendidikan jerman telah mengatasi mis-match dalam dunia kerja ini ratusan tahun yang lalu.

Apa itu mis match dalam dunia kerja? Yaitu ketika keadaan seorang siswa pelajar yang lulus dari sekolah menengah dan perguruan tinggi atau akademi, ternyata tidak bekerja di bidangnya. Anda mungkin sering mendengar bahwa sarjana lulusan institut pertanian bogor lebih banyak bekerja di bank daripada di sektor pertanian.

Atau anak anak SMK lulusan tata boga tetapi bekerja di sektor ritel dan supermarket. Nah, sistem pendidikan Indonesia ternyata tertinggal jauh dengan sistem pendidikan jerman bukan?

Mari kita bedah perbedaan sistem pendidikan jerman dengan sistem pendidikan di Indonesia:

1. Memisahkan Anak Anak Berbakat

Pertama, sistem pendidikan jerman telah memisahkan anak-anak berbakat untuk menjadi ilmuwan atau berbakat menjadi seniman atau berbakat menjadi tenaga kerja sejak pendidikan sekolah dasar. Sekolah dasar? Ya, pada jenjang ini, beberapa siswa berbakat menjadi ilmuan (sarjana) akan diarahkan ke Gymnasium. Semacam sekolah menengah untuk siswa siswa yang dipersiapkan menuju universitas.

Jadi mereka yang tidak berbakat menjadi ilmuan akan diarahkan ke politeknik atau lulus sekolah menengah dan bekerja di sektor-sektor industri. Sementara sistem pendidikan di Indonesia sangat jauh berbeda, sejak lulus SD siswa belajar apa saja, begitu memasuki SMP akan memilih SMK dan SMA.

Sementara anak anak lulusan SMK dan SMA dengan bebasnya bisa masuk universitas dan setelah lulus kemudian bingung mau kerja dimana.

2. Sistem Ausbildung

Kedua, sistem pendidikan di Jerman mengenal program ausbildung di Jerman atau sistem magang kerja (sesuatu yang jarang di Indonesia). ausbildung dikenalkan semenjak sekolah menengah (sistem ini bisa juga diikuti oleh orang luar jerman).

Di indonesia sendiri sistem magang kerja hanya terbatas di SMK dan beberapa jurusan industri teknik pada universitas dan akademi. Sistem ausblildung ini disebut-sebut yang membuat jerman perkasa dalam bidang penyambungan dunia pelajar hingga dunia kerja.

Ausbildung membuat siswa belajar teori sedikit dan lebih banyak bekerja di sektor industri, sehingga ketika dia lulus sudah terarahkan dengan baik.

3. Sistem Pendidikan Vokasi

Ketiga, sistem pendidikan Jerman khususnya vokasi jauh lebih maju dibandingkan sistem pendidikan vokasi di Indonesia. Indonesia baru-baru saja memperkenalkan vokasi sebagai pilihan anak anak lulusan SMK dan SMA untuk berkuliah dengan porsi praktek jauh lebih banyak dibandingkan teori. Sayangnya tidak ada pemisahan untuk mereka yang akan menjadi tenaga terampil industri atau menjadi ilmuan.

Sehingga kadang kala yang masuk dunia vokasi juga berkeinginan menjadi ilmuaan. Padahal sekolah vokasi diarahkan untuk membentuk tenaga terampil yang pandai di dunia industri ketimbang menjadi seorang ilmuan yang pakar akan sebuah ilmu.

Seorang ilmuan yang pakar dengan sebuah ilmu seharunya dididik di universitas. Sistem pendidikan jerman pada sektor vokasi sudah berusia ratusan tahun, dimana anak anak yang telah diarahkan sejak sekolah dasar dan sekolah menengah untuk menjadi tenaga terampil akan diarahkan ke vokasi dan politeknik. Nah, disanalah vokasi dan politeknik menjadi satu dengan sistem pemagangan kerja yang salah satunya disebut dengan ausbildung.

4. Ramah Terhadap Orang Tidak Mampu

Keempat, sistem pendidikan Jerman ramah terhadap orang tidak mampu dan orang cerdas. Di dalam sistem pendidikan jerman, orang-orang cerdas yang akan menjadi ilmuan akan diarakah masuk ke dalam universitas, disana sendiri pemerintah jerman telah menggratiskan biaya sekolah diseluruh universitas negeri.

Penggratisan ini tentunya memudahkan anak anak cerdas dan pintar atau kurang mampu untuk bebas memilih jurusan sesuai dengan minat mereka tanpa perlu takut dengan biaya besar. Selain itu, sistem zonasi kampus yang standar antara satu kampus negeri dengan kampus negeri lainnya memudahkan orang orang tidak mampu untuk mengakses kampus terdekat karena semua jenis kampus memiliki standar yang sama.

Baca juga Ikuti Kursus IELTS untuk Meningkatkan Kemampuan Reading