Bukan Anak Sekolah, Keracunan MBG Ternyata Menimpa Ibu Hamil
Insiden Keracunan di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Desa Parakan
Pada hari Kamis (4/12/2025), terjadi dugaan keracunan pada sejumlah penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditujukan bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non-PAUD (B3) di Desa Parakan, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Insiden ini menarik perhatian masyarakat setempat, terutama karena melibatkan program yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rentan.
Menurut informasi yang dihimpun, insiden ini diduga berkaitan dengan konsumsi menu MBG yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Parakan. Koordinator SPPG Majalengka, Intan Diena Khoerunisa, mengonfirmasi adanya peristiwa tersebut. Namun ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian terkait penyebab dugaan keracunan tersebut, karena hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan masih dalam proses.
“Kami masih menunggu hasilnya. Sebab kewenangan penentuan penyebab ada pada Dinas Kesehatan melalui Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda),” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (6/12/2025).
Intan menjelaskan bahwa jika hasil uji laboratorium nantinya menunjukkan adanya indikasi keracunan, maka kemungkinan besar hal tersebut terkait dengan waktu penyajian dan konsumsi makanan. Menurut informasi lapangan, makanan MBG dibagikan pada pukul 12.00 WIB. Namun, sebagian penerima hanya mengonsumsinya pada rentang waktu pukul 17.00–20.00 WIB.
Jarak waktu yang cukup panjang ini diduga dapat memicu penurunan kualitas makanan. “Itu hanya dugaan sementara. Semua tetap menunggu hasil laboratorium,” tegasnya.
Penanganan Medis dan Tanggung Jawab SPPG
Dalam insiden ini, sebanyak 42 orang warga sempat mendapatkan penanganan medis. Meski demikian, SPPG berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya perawatan hingga pasien dinyatakan sehat. “Alhamdulillah, hari ini seluruh warga sudah sehat dan bisa pulang. Biaya perawatan kami tanggung sebagai tanggungjawab moral,” ujarnya.
Selain itu, pihak SPPG juga telah menghentikan operasional dapur sementara sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (SOP). Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden yang terjadi. “Sesuai SOP, BGN telah memberhentikan sementara layanan SPPG kami sampai hasil laboratorium keluar dan evaluasi fasilitas dilakukan,” katanya.
Evaluasi Menyeluruh dan Pelajaran Berharga
Intan menambahkan bahwa insiden seperti ini baru pertama kali terjadi sejak dapur SPPG beroperasi selama tiga bulan lalu. Untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh mulai dari proses produksi, penyimpanan, hingga distribusi makanan.
“Ini kejadian pertama sejak tiga bulan SPPG beroperasi. Tentu jadi pelajaran penting untuk perbaikan ke depan,” ujarnya.




Leave a Reply