Pendahuluan Penuntun Praktikum Kimia Logam non Logam
Pendahuluan
Praktikum ini khusus dibuat untuk memperkenakan teknik penelitian modern dalam Kimia Anorganik. Percobaan yang akan dikerjakan meliputi sintesa beberapa jenis senyawaan melalui berbagai teknik pengerjaan yang berlainan, Metode analisis instrumen juga digunakan untuk menentukan sifat hasil reaksi.
Untuk menunjang kedua aspek percobaan tersebut, diperlukan perhatian yang sangat besar dalam penanggulangan keselamatan kerja, tidak hanya dalam hubungan dengan bahan kimia yang berbahaya, tetapi juga bahaya yang dapat terjadi akibat tidak memahami penanganan peralatan kerja. Teknik-teknik kerja seperti menimbang, memipet, melarutkan dan memanaskan termasuk pekerjaan yang mendasar.
Akhirnya untuk kerja penelitian yang baik dibutuhkan pendataan yang sangat baik dan akurat. Pada Bab ini akan dibahas beberapa aspek, yaitu :
1. Keselamatan Kerja
2. Proses Laboratorium Dasar
3. Metode Pembuatan Catatan Penelitian
Hal ini sangat penting untuk dikuasai dengan baik, sebelum memulai suatu percobaan.
I. KESELAMATAN KERJA
Zat kimia dan peralatan yang digunakan pada praktikum ini sangat berbahaya, bilamana tidak dikelola secara tepat Karenanya sebelum memulai suatu percobaan, sangatlah penting untuk menguasai sebaik mungkin masalah keselamatan kerja. Pengetahuan yang wajib diketahui adalah sifat racun dan reaksi zat-zat kimia yang digunakan serta bahaya yang dapat ditimbulkan sehubungan dengan peralatan. Dengan mengetahui sifat-sifat tersebut, maka selama bekerja di laboratorium dapat membedakan keadaan-keadaan yang berbahaya dan yang tidak berbahaya.
Sebelum melakukan suatu pekerjaan berbahaya, perlu dipelajari tindakan yang harus dikerjakan seandainya terjadi kecelakaan. Misalnya, jika terjadi kebakaran harus sudah diketahui di mana lokasi dan cara menggunakan tabung pemadam kebakaran. Selimut tahan api (fire blanket) harus sudah di tangan jika ada teman yang terkena api. Demikian juga posisi air penyemprot keselamatan (water prinkler) harus diketahui dengan baik dan sudah pernah diperagakan bagaimana penggunaannya. Selanjutnya, posisi kotak penyimpanan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) harus terletak pada tempat yang mudah dihafal.
Untuk menghindari kecelakaan maka tata kerja percobaan harus diikuti secara tepat dan bagian-bagian yang berbahaya pada percobaan tersebut harus dimengerti dengan balk. Tindakan berikutnya adalah bagaimana mengambil gkah pengamanan untuk menghindari bila terjadi luka berat. Pelindung mata (safety goggles) mutlak diperlukan setiap saat. Pelindung keselamatan tidak hanya melindungi anda, tetapi juga teman anda yang sedang bekerja. Pada saat menuangkan cairan yang korosif, hindarkan tetesan zat korosif tersebut dengan menggunakan sarung tangan yang terbuat dari karet atau polietilen. Antara pekerja dan zat-zat yang mudah meledak harus ada pembatas. Semua tabung gas hendaknya terikat dengan baik pada tembok yang kokoh atau penopang yang kuat. Jika tutup pelindung tabung gas terlepas, maka tabung tersebut dapat menjadi benda terbang dengan tenaga yang cukup besar untuk menembus dinding laboratorium
Semua zat kimia harus dianggap beracun, kecuali bila sifat-sifatnya sudah diketahui dengan jelas. Padatan biasanya kurang berbahaya karena hanya dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, atau melalui luka pada tangan. Jangan makan, minum atau merokok selama di laboratorium. Gunakan sarung tangan kalau diperlukan dan bersihkan tangan setiap habis bekerja di laboratorium.
Uap pelarut yang mudah menguap dan gas sangat berbahaya, serta keberadaan dari uap tersebut kebanyakan sukar untuk dideteksi Pada Tabel I ditampilkan nilai ambang batas atau Threshold Limit Value TI VA dalam satuan ppm dari beberapa gas beracun di udara pada suhu 25°C dan tekanan 760 mmHg. Nilai ambang batas adalah nilai konsentrasi tertinggi dimana hampir semua pekerja dapat terpapar pada periode satu bulan tanpa ada efek yang membahayakan. Bila konsentrasi uap atau gas lebih besar dan melewat Nilai Ambang Batas, paparan dalam waktu yang singkat dapat sangat berbahaya, bahkan dapat menimbulkan kematian

Nilai yang ditampilkan ditulis dengan C pada Tabel 1 adalah nilai balas berbahaya (ceiling value). Pada kasus Ini, pekerja tidak dapat tidak boleh terpapar pada konsentras (ppm) yang lebih besar dari nilai C, dan juga tidak untuk periode waktu yang sireka Sebaiknya setiap laboratorium mempunyai alat pengukur konsentrasi gas beracun di utara tetapi sayangnya tidak semua laboratorium memilikinya.
Atas dasar ini maka angka-angka pada Tabel I berfungsi sebagai pembanding site beracun relatif, misalnya gas hidrogen sianida, HCN, mempunyai nilai C = 10 ppm, yang berarti bahwa gas HCN dengan konsentrasi di atas 10 ppm sangat berbahaya. Gas-gas lainnya dengan nilai lebih kecil dan 10 ppm seperti AsHs, BF3, F1, HCI, N(CO). NO, dan SO, jupa sangat beracun dan lebih berbahaya. Terlebih lagi zat ini lebih mudah menguap dan di udara lebih mudah menimbulkan konsentrasi yang tinggi. Sebaliknya, eti akohol tidak berbahaya karena nilai ambang batas lebih besar (TLV = 1000 ppm) dan juga lebih sukar menguap.
Angka angka pada Tabel I berfungsi hanya sebagai patokan, untuk diyakini, bahwa percobaan di laboratorium sangat sulit untuk mencapai tingkatan konsentrasi yang aman Basanya penelitian kimia melibatkan senyawaan baru yang sifat racunnya belum diketahui Untuk menciptakan praktek laboratorium yang aman maka diasumsikan bahwa semua zat kimia adalah racun, khususnya yang mudah menguap. Jika semua cairan mudah menguap (volatil) dan gas selalu ditangani dengan hati-hati, maka sifat racunnya relatif idak akan menghasilkan keadaan yang berbahaya. Kalau sifat racun dari suatu pereaksi atau hasil reaksi diragukan maka kerjakan perlakuannya di lemari asam.
Air raksa (Ho) adalah cairan yang sering digunakan pada laboratorium anorganik dan juga digunakan pada beberapa percobaan pada praktikum ini. Pada suhu 25°C air raksa mempunyai tekanan uap jenuh sebesar 1,7 x 10 cm H. sehingga konsentrasi uap Hg niainya jauh di atas ambang batas jika mencapai tekanan di dalam ruangan Hal yang menguntungkan adalah bahwa semua laboratorium dilengkapi dengan ventilator, sehinga tekanan uap air raksa yang tinggi dapat dihindari Keracunan oleh air raksa dapat menyebabkan efek fisiologis, termasuk perbengkelan madu dan kelemahan otot Gejala ini sering terlihat pada mereka yang telah diperoleh konsentrasi raksa yang tingi dalam periode beberapa tahun.
Keadaan ini serng terjadi misalnya pada pekerja tambang air raksa, atau laboratorium dengan sistem ventilasi yang buruk Karena hal di atas air raksa harus selalu disimpan dalam botol yang redup rapat Dan juga butir-butir air raksa mudah tertinggal pada sudut benda yang tidak bergerak dan dapat menghasilkan reaksi yang tidak diinginkan

Post Comment