Posted on Leave a comment

TEORI ANALISIS TANAH RUTIN

TEORI ANALISIS TANAH RUTIN

1. Persiapan Contoh

Persiapan contoh untuk analisis di laboratorium merupakan standar untuk mengerjakan analisis tanah, kesalahan kerja pada waktu persiapan contoh akan menyebabkan semua hasil analisis salah.
Contoh dari lapangan yang disertai dengan surat permintaan analisis yang berisi daftar contoh dan jenis analisis yang diperlukan, diterima oleh administrasi laboratorium. Dalam buku administrasi dicatat nomor permintaan analisis, jumlah dan nomor contoh. Untuk setiap contoh dibuat nomor laboratorium yang ditulis pula pada label karton. Administrasi laboratorium juga membuat laporan hasil analisis yang telah selesai dikerjakan. Surat permintaan dan daftar hasil analisis didokumentasikan.
Kemudian contoh dihancurkan diatas nampan, bobot minimum contoh untuk di analisis adalah 500 gram kering. Contoh yang memenuhi syarat diberi nomor kemudian dikering udarakan dalam oven berkipas angin (35-40 oC untuk tanah, dan 60 oC untuk tanaman) selama 24 jam atau 23-35 oC dan dengan kelembaban antara 20-40 % (biasanya dua hari untuk tanah berkadar humus rendah). Tanah yang sudah kering kemudian ditumbuk dalam lumping porselin atau dengan mesin penggiling, selanjutnya disaring agar didapatkan tanah halus dengan ukuran partikel 2 mm (untuk analisis rutin) dan 0,5 mm (untuk parameter logam berukuran mikro agar proses destruksi dan ekstraksi lebih cepat).

2. Kadar Air

TEORI ANALISIS TANAH RUTINPenetapan kadar air tanah digunakan sebagai dasar untuk menunjukkan kandungan air dalam tanah. Tanah yang lembab banyak mengandung air sehingga jumlah tanah yang dianalisis relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanah yang kurang lembab, sehingga mempengaruhi kandungan unsur hara yang sebenarnya.
Kadar air ditetapkan dengan cara mengeringkan contoh tanah dalam oven pada suhu 105 C selama 24 jam.

3. Kemasaman Tanah (pH)

menghitung keasaman tanahKemasaman tanah (pH) mempunyai peranan penting dalam kehidupan, antara lain menentukan mudah tidaknya unsur hara yang diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Pada umumnya, unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah asam, unsur fosfor tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat oleh Fe dan Al, sedangkan pada tanah alkalis unsur fosfor juga tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca dan Mg (Hardjowigrno, 1987).
Terdapat beberapa jenis keasaman tanah yaitu:

a.Keasaman aktif, mengukur pH dari konsentrasi H+ dalam larutan tanah. Ditetapkan dengan ekstrak air pada berbagai perbandingan tanah : air (1:1, 1:2,5, 1:5) lama pengocokan 30 menit. Kemudian diukur menggunakan pH meter dengan elektroda gelas kombinasi disebut pH H2O.

b.Keasaman cadangan / potensial, mengukur pH dan H+ yang berasal dari larutan, jerapan tanah, dan H+ dari hidrolisis Al3+ yang dikeluarkan dari jerapan. Biasanya dalam bentuk ekstrak KCl 1 M dan disebut pH KCl, dan biasanya pH KCl < pH H2O.

4 Poin selanjutnya silahkan lanjut ke halaman 2