BRIN Pastikan Tidak Ada Dampak dari Meteor Jatuh di Langit Cirebon
Penjelasan Ahli Mengenai Meteor yang Melewati Langit Kuningan dan Cirebon
Pada malam hari Minggu (5/10), masyarakat di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon menyaksikan fenomena alam yang menarik perhatian, yaitu meteor yang melintasi langit. Seorang peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut.
Thomas menjelaskan bahwa meteor yang melintas tidak menimbulkan kerusakan serius. “Tidak ada dampak kecuali gangguan dari gelombang kejutnya,” ujarnya saat dihubungi. Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat getaran akibat meteor, dampaknya tidak terlalu besar.
“Kalau ukuran yang lebih besar lagi, seperti yang terjadi di Chelyabinsk, Rusia pada 2013 (ukuran 17 meter) gelombang kejutnya merusakkan bangunan,” tambahnya. Thomas juga mengingatkan bahwa meteor dengan ukuran yang lebih kecil, seperti yang terjadi di Bone pada tahun 2008 (ukuran 10 meter), hanya menggetarkan jendela kaca rumah.
Menurut Thomas, fenomena jatuhnya meteor ke bumi yang terlihat di langit Cirebon merupakan hal wajar. “Batuan di antariksa sangat banyak. Sewaktu-waktu ada yang berpapasan dengan bumi yang terlihat sebagai meteor. Semakin besar ukurannya, semakin jarang terjadinya,” pungkasnya.
Bukti dan Pengamatan dari Warga serta BMKG
Sebelumnya, Thomas Djamaludin membenarkan adanya meteor yang melintas di wilayah Kuningan dan Cirebon pada malam hari tanggal 5 Oktober. Ia menyimpulkan hal ini berdasarkan kesaksian warga dan laporan dari BMKG Cirebon.
“Meteor yang cukup besar itu ditandai dengan adanya dentuman yang didengar warga di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon,” jelas Thomas. Ia juga menyebutkan bahwa BMKG Cirebon mencatat adanya getaran pada pukul 18:39:12 WIB.
- Getaran tersebut menjadi bukti bahwa meteor yang melintas memiliki ukuran yang cukup besar.
- Meski begitu, dampak yang ditimbulkan tidak sampai menyebabkan kerusakan signifikan.
Peristiwa Meteor di Masa Lalu
Untuk memahami dampak meteor yang terjadi, Thomas membandingkan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Contohnya, meteor yang jatuh di Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013 memiliki ukuran sekitar 17 meter dan menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Sementara itu, meteor yang jatuh di Bone pada tahun 2008, dengan ukuran sekitar 10 meter, hanya menggetarkan jendela kaca rumah.
Dari pengalaman tersebut, Thomas menekankan bahwa meteor dengan ukuran kecil biasanya tidak menimbulkan dampak yang serius. Namun, jika ukurannya besar, maka potensi kerusakan bisa lebih besar.
Kesimpulan
Secara umum, meteor yang melintas di langit Kuningan dan Cirebon adalah fenomena alam yang wajar. Meskipun menimbulkan gangguan berupa gelombang kejut dan dentuman, dampaknya tidak terlalu besar. Thomas Djamaludin menegaskan bahwa kejadian ini tidak perlu dikhawatirkan karena tidak menimbulkan kerusakan fisik yang signifikan.
Dengan adanya pengamatan dari BMKG dan kesaksian warga, kejadian ini dapat dipahami secara ilmiah. Thomas juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada terhadap fenomena alam lainnya, namun tidak perlu panik terhadap meteor yang terlihat di langit.
- A Teen’s Gift of Life: 18-Year-Old Honored for Organ Donation - November 5, 2025
- Alhamdulillah! Pemprov Jawa Tengah akan Naikkan Insentif Guru Agama Jadi Rp300 Miliar di Tahun 2026 - November 5, 2025
- BRIN Pastikan Tidak Ada Dampak dari Meteor Jatuh di Langit Cirebon - November 5, 2025



Leave a Reply