ekoenzim apa sih itu?
Setiap langkah pembersihan di area rumah tangga tidak terlepas dari detergen atau sabun bukan?
Yap, bagaimana sih pembuatan sabun atau detergen?
Sabun adalah campuran dari natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak atau lemak dengan mereaksikan mereka dengan alkali pada suhu 80 ° -100 ° C dalam proses yang dikenal sebagai saponifikasi. Setiap molekul sabun memiliki rantai hidrokarbon yang panjang, yang kadang-kadang disebut ‘ekor’, dengan ‘kepala’ sebuah karboksilat. Dalam air, ion natrium atau kalium mengapung bebas, meninggalkan pusat bermuatan negatif.
Tapi ada satu permasalahan lingkungan dari salah satu komposisi sabun. Apa ya?
masalah surfaktan disebabkan (agen pembasah yang memungkinkan air untuk melarutkan kotoran berminyak) mengangkat isu biodegradabilitas bahan kimia ini. Ditemukan bahwa bakteri dalam sistem pembuangan limbah terdegradasi beberapa surfaktan sangat lambat. Hal ini mengakibatkan bahan kimia yang dilepaskan ke danau dan stream tidak sepenuhnya membusuk dan membentuk busa di dalam air. Masalah lingkungan menyebabkan perkembangan deterjen baru yang lebih mudah terurai.
Ketika zat yang tidak biodegradab tetap berada di lingkungan untuk waktu yang lama, dan, jika beracun, dapat mencemari tanah dan air, menyebabkan kerugian bagi tanaman dan hewan yang hidup di lingkungan tersebut. Manusia juga dapat dipengaruhi oleh air minum atau makan tanaman terkontaminasi oleh zat-zat beracun.
Nah sekarang muncul ide memanfaatkan sampah organik sebagai pembersih yang disebut ekoenzim. Ekoenzim adalah hasil fermentasi sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Ekoenzim ini memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa menjadi cairan pembersih untuk membersihkan lantai dan mencuci piring.
Kalian bisa mencoba membuatnya lho di rumah.
Bagaiman caranya?
Berikut cara pembuatannya:
1. Kulit buah atau sisa potongan sayuran dimasukan ke dalam botol plastik, ditambah gula pasir atau gula merah dan air (perbandingan 3:1:10)
2. Dikocok sampai larut, sisakan ruang kosong untuk udara dan ditutup rapat.
3. Satu bulan pertama dibuka tutup setiap hari sampai gas hilang.
4. Bulan ke dua dibuka sesekali untuk membuang gas hasil reaksi.
5. Bulan ke tiga dibiarkan hingga ada timbul ragi putih dipermukaan air.
6. Setelah selesai saring dan diambil larutannya, sisa sampah nya bisa jd pupuk dan larutan dipakai sebagai cairan pembersih.
Bagaimana?berminat mencoba?
Post Comment