8 Mitos Tentang Terapi yang Membuat Orang Menghindari Bantuan

Meskipunkesadaran yang meningkat tentang kesehatan mental, banyak orang masih ragu untuk mencari terapi. Alasan besar adalah tetapnya prasangka yang memperkeruh apa yang sebenarnya terapi itu dan bagaimana cara kerjanya. Prasangka ini dapat mencegah orang-orang dari mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan, jadi mari kita luruskan fakta-fakta tersebut.
1. “Terapi Hanya Untuk Orang yang Menderita Gangguan Jiwa Serius”
Salah satu keyakinan yang paling merusak adalah bahwa terapi hanya untuk orang yang sedang dalam krisis atau menderita gangguan mental berat. Pada kenyataannya,terapi ditujukan untuk siapa saja yang menghadapi stres, perubahan, duka, kesulitan dalam hubungan, atau hanya ingin berkembang secara pribadi. Seperti halnya orang-orang pergi ke dokter untuk perawatan pencegahan, terapi dapat menjadi bagian dari menjaga kesehatan mental secara keseluruhan.
2. “Jika Anda Sadar Diri, Anda Tidak Membutuhkan Terapi”
Beberapa orang mengira bahwa karena mereka dapat mengidentifikasi tantangan mereka, bantuan profesional tidak akan memberikan nilai. Namun, terapi bukan hanya tentang mengetahui apa yang salah, tetapi juga tentang belajar strategi yang terstruktur, memperoleh perspektif baru, dan memiliki ruang yang mendukung untuk melatih perubahan.Kesadaran diri adalah kekuatan, titik awal, tetapi tidak menggantikanalat yang dipandu, berbasis bukti.
3. “Terapi Hanyalah Berbicara atau Mengeluh”
Sangat mudah untuk mengabaikan terapi sebagai “membayar seseorang untuk mendengarkan.” Pada kenyataannya, terapis menggunakan metode yang telah terbukti seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi perilaku dialektik (DBT), bersama dengan penetapan tujuan dan latihan yang terstruktur. Meskipunberbicara adalah bagian dari prosesnya, terapi aktif, berorientasi pada solusi, dan dirancang untuk membantu klien melangkah maju.
4. “Terapis Akan Memberi Tahu Anda Cara Hidup”
Kekhawatiran umum lainnya adalah bahwa seorang terapis akan menentukan keputusan atau memberi perintah,tapi itu jauh dari kebenaran. Dalam praktiknya, kebanyakan terapis bekerja sama dengan klien, membimbing mereka untuk mengeksplorasi pilihan, mengembangkan keterampilan menghadapi masalah, dan membangun kepercayaan diri terhadap pilihan mereka sendiri. Tujuannya adalah pemberdayaan, bukan ketergantungan.
5. “Terapi Membutuhkan Tahun untuk Bekerja”
Beberapa orang menghindari terapi karena mereka membayangkan proses yang tidak berkesudahan tanpa hasil yang jelas. Meskipun beberapa pendekatan bersifat jangka panjang, banyak terapi bersifat jangka pendek dan fokus pada tujuan tertentu. Thepanjang terapi bergantung pada kebutuhan seseorangtetapi kemajuan bisa dimulai jauh lebih awal dari yang diharapkan orang.
6. “Butuh Terapi Berarti Kamu Lemah”
Mitos ini dipicu oleh stigma dan rasa malu.Mencari bantuan sebenarnya adalah tanda kekuatandan keberanian; ini menunjukkan kesadaran diri dan sikap terbuka untuk berkembang. Seperti halnya tidak ada yang melihat olahraga atau pendidikan sebagai kelemahan, terapi seharusnya dipahami sebagai cara proaktif untuk merawat diri sendiri.
7. “Terapi adalah Kemewahan”
Biaya adalah kekhawatiran yang sangat nyata dan terapi bisa mahal, tetapi banyak orang melebih-lebihkan biaya terapi atautidak menyadari ada pilihanBiaya berdasarkan skala geser, cakupan asuransi, program bantuan karyawan, klinik kesehatan mental komunitas, dan platform online membuat terapi lebih mudah diakses daripada yang dipikirkan orang.
8. “Apa yang Anda katakan akan menjadi publik”
Rasa takut dihakimi atau terbongkar membuat beberapa orang enggan untuk terbuka, tetapiterapi didasarkan pada kerahasiaanTerapis secara hukum dan etis diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan sesi, kecuali dalam kasus langka di mana keselamatan terancam. Bagi sebagian besar orang, terapi adalah salah satu ruang yang paling aman dan pribadi yang pernah mereka miliki.
9. “Terapi Berarti Mengulang Masa Lalu Selamanya”
Orang terkadang menghindari terapi karena takut akan terus-menerus menyelami kenangan masa kecil atau pengalaman masa lalu. Meskipun memahami masa lalu dapat membantu mengidentifikasi pola, banyak terapi fokus pada keterampilan menghadapi hari ini, tujuan masa depan, dan perubahan yang dapat diambil. Terapi tentang bergerak maju, bukan terjebak di masa lalu.
10. “Semua Terapis dan Terapi Sama Saja”
Satu pengalaman yang mengecewakan dapat membuat orang menyimpulkan “terapi tidak bekerja.” Tapi adaada puluhan gaya terapi, dan hubungan antara klien dan terapis sangat penting. Mencari kecocokan yang tepat mungkin memakan waktu, tetapi ketika ada kesesuaian yang baik, terapi dapat sangat efektif.
- 8 Mitos Tentang Terapi yang Membuat Orang Menghindari Bantuan - November 16, 2025
- Study: California’s Youth Battle Anxiety and Stress - November 16, 2025
- Gaya hidup yang lebih sehat setelah pemeriksaan kanker usus terbukti mencegah kanker usus - November 16, 2025




Leave a Reply