5 Temuan Ilmiah yang Layak Menangkan Nobel, Tapi Belum Terwujud

Perkembangan Ilmiah yang Layak Mendapat Penghargaan Nobel

Pengumuman Hadiah Nobel setiap tahun menjadi momen yang dinantikan oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Bagi sebagian besar dari mereka, penghargaan ini merupakan simbol pengakuan tertinggi atas kontribusi mereka dalam kemajuan umat manusia. Meski daftar calon penerima dan para nominatornya dirahasiakan secara ketat, ada beberapa penemuan dan inovasi yang dianggap layak mendapatkan penghargaan tersebut.

Berikut adalah lima penemuan dan inovasi besar yang dinilai para ahli layak menerima hadiah Nobel:

1. Obat Penurun Berat Badan untuk Obesitas

Obat penurun berat badan dan diabetes tipe 2 berbasis hormon peptida mirip glukagon 1 (GLP-1) telah mengubah arah dunia medis. Obat seperti semaglutide tidak hanya membantu mengontrol gula darah, tetapi juga mampu menurunkan berat badan pada penderita obesitas dengan menekan nafsu makan secara efektif.

Terapi GLP-1 ini membuka era baru dalam pengobatan obesitas dan penyakit terkait, seperti diabetes tipe 2. Tiga ilmuwan, yakni Svetlana Mojsov, Dr. Joel Habener, dan Lotte Bjerre Knudsen, berperan penting dalam pengembangan semaglutide. Mereka menerima Penghargaan Penelitian Medis Klinis Lasker-DeBakey 2024, yang kerap menjadi penanda arah Hadiah Nobel berikutnya.

Mojsov dan Habener membantu mengidentifikasi serta mensintesis GLP-1, sementara Knudsen di Novo Nordisk berperan dalam mengubahnya menjadi obat yang kini dikonsumsi jutaan orang. Bersama Dr. Daniel Drucker dari University of Toronto dan Dr. Jens Juul Holst dari University of Copenhagen, mereka juga dianugerahi Penghargaan Terobosan dalam Ilmu Kehidupan pada April 2025, namun bukan Nobel.

2. Pelopor Komputasi Kuantum

Komputasi kuantum menjadi salah satu bidang yang dinilai sudah waktunya mendapat pengakuan Nobel. Teknologi ini menjanjikan revolusi dalam pemrosesan data, keamanan siber, hingga kecerdasan buatan. David P. DiVincenzo dari RWTH Aachen University dan Daniel Loss dari Universitas Basel disebut sebagai dua pelopor penting di bidang ini.

Baca Juga  AMMONIUM NITRAT & CARA MEMBUATNYA

Karya mereka tentang qubit, unit dasar informasi dalam komputasi kuantum, telah dikutip hampir 10.000 kali. Menurut David Pendlebury dari Clarivate Analytics, makalah keduanya pada 1998 di Physical Review A menjadi tonggak dalam memahami cara membangun komputer kuantum. Tokoh lain yang berperan besar adalah David Deutsch dari Universitas Oxford, yang juga menerima Penghargaan Terobosan 2023 di bidang fisika fundamental. Sayangnya, keduanya belum memperoleh pengakuan Nobel.

3. Pengobatan untuk Penyakit Fibrosis Kistik

Kemajuan luar biasa dalam pengobatan fibrosis kistik telah mengubah penyakit genetik mematikan ini menjadi kondisi yang bisa dikendalikan. Ilmuwan dari University of Iowa, Dr. Michael J. Welsh, mempelopori penelitian untuk memahami protein yang rusak pada penderita penyakit ini.

Penemuan mekanisme tersebut membuka jalan bagi pengembangan terapi yang menargetkan akar masalah. Dua ilmuwan lain, Jesus (Tito) Gonzalez dan Paul Negulescu dari Vertex Pharmaceuticals, menemukan kombinasi obat yang mampu memperbaiki fungsi protein tersebut. Berkat kontribusi mereka, fibrosis kistik kini bukan lagi vonis kematian dini. Ketiganya dianugerahi Penghargaan Penelitian Medis Klinis Lasker-DeBakey 2025.

4. Pemahaman Baru tentang Mikrobioma Usus

Tubuh manusia dihuni triliunan mikroba, bakteri, virus, dan jamur, yang membentuk apa yang disebut mikrobioma. Perannya sangat besar terhadap kesehatan, mulai dari pencernaan hingga imunitas. Pelopor penelitian, Dr. Jeffrey Gordon dari University of Washington di St. Louis, meneliti bagaimana mikrobioma memengaruhi metabolisme dan status gizi manusia.

Penelitiannya menunjukkan bahwa mikrobioma usus berperan penting dalam kondisi kekurangan gizi yang memengaruhi sekitar 200 juta anak di dunia. Temuan ini membuka peluang untuk intervensi gizi yang lebih tepat sasaran. Bidang ini dianggap sangat potensial untuk mendapat pengakuan Nobel karena memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara manusia dan mikroorganisme dalam tubuhnya.

Baca Juga  AWAS BASIIIII (2)

5. Pengurutan DNA Generasi Berikutnya

Pemetaan genom manusia yang selesai pada 2003 menjadi salah satu pencapaian ilmiah terbesar abad ini. Namun, ribuan peneliti terlibat dalam proyek tersebut, membuatnya sulit memenuhi aturan Nobel yang hanya memperbolehkan maksimal tiga penerima. Meski begitu, teknologi pengurutan DNA generasi berikutnya (next-generation sequencing) dianggap layak mendapat penghargaan tersendiri.

Shankar Balasubramanian dan David Klenerman dari University of Cambridge, bersama Pascal Mayer dari University of Strasbourg, berperan penting dalam pengembangannya. Sebelum penemuan ini, pengurutan genom manusia bisa memakan waktu berbulan-bulan dan biaya jutaan dollar. Kini, proses tersebut dapat diselesaikan dalam sehari dengan biaya hanya beberapa ratus dollar saja.

Teknologi ini merevolusi kedokteran dan biologi modern. Dokter kini dapat memahami dasar genetik penyakit dengan cepat dan merancang pengobatan yang lebih personal. Dengan dampak luas dari kelima temuan ini, mulai dari kesehatan, teknologi, hingga pemahaman dasar kehidupan, para ilmuwan di baliknya dinilai pantas berdiri di panggung Nobel. Tetapi, seperti sejarah kerap menunjukkan, pengakuan terbesar kadang datang dengan penundaan.

unnamed 5 Temuan Ilmiah yang Layak Menangkan Nobel, Tapi Belum Terwujud

Leave a Reply