Menteri Agama: Kurikulum Cinta dan Pusat Riset Ekoteologi Diusulkan di 61 UIN, IAIN, dan STAIN

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Mulai Terapkan Kurikulum Baru

Pada Oktober 2025, sebanyak 61 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia akan mulai membentuk pusat riset lingkungan berbasis agama atau yang dikenal sebagai ekoteologi. Selain itu, kurikulum baru yang berfokus pada cinta dan pemberdayaan ekonomi keumatan juga akan diterapkan.

Keenam puluh satu institusi ini terdiri dari 40 universitas Islam Negeri (UIN), 12 institut agama Islam negeri (IAIN), dan 9 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa langkah serupa akan diterapkan secara bertahap di empat institut agama Kristen/Katolik Negeri (IAKN) di Nusantara.

Menag menyampaikan bahwa beberapa kampus sudah mulai menerapkan program ini sejak bulan lalu dan telah dimasukkan dalam kurikulum sebagai mata kuliah. Ia menyampaikan pernyataannya kepada wartawan sesaat sebelum berziarah ke makam gurunya, AGH Sanusi Baco Lc (1934-2022) di Kampung Talawe, Kecamatan Bontoa, sekitar 21 km utara Bandara SHIAM Maros, Sabtu (5/10/2025).

Fokus pada Ekoteologi dan Tanggung Jawab Lingkungan

Menag menjelaskan bahwa pusat riset ini akan menitikberatkan pada kajian dan rencana aksi jangka panjang bagaimana ajaran agama mempengaruhi pemahaman dan tindakan manusia terhadap lingkungan. Menurutnya, ekoteologi sangat relevan dalam konteks perubahan iklim dan krisis lingkungan global saat ini.

Gagasan melembagakan tiga matra baru pendidikan keagamaan ini juga ditegaskan oleh Menag di almamaternya, Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo, Kamis (2/10/2025) empat hari lalu. Dalam sambutan pembukaan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional I, ia menyebut ekoteologi sebagai ajaran langit untuk menyelamatkan bumi dan manusia.

“Tiap tahun hanya 69 ribu warga dunia meninggal karena terorisme dan perang. Tapi ada 4 juta penduduk dunia meninggal akibat bencana alam, perubahan iklim, dan dampak penambangan liar,” ujarnya.

Baca Juga  20 Sekolah Terbaik Bogor untuk Persiapan SPMB 2026

Ekoteologi mencakup berbagai aspek seperti tanggung jawab manusia terhadap ciptaan, etika lingkungan, keterkaitan antara iman dan lingkungan hidup, serta pemahaman tentang alam dan tempat manusia di dalamnya.

Kurikulum Cinta dan Pemberdayaan Masyarakat

Sementara itu, Kurikulum Cinta akan menekankan nilai kasih sayang, toleransi, dan harmoni dalam proses pendidikan serta pengabdian masyarakat. Menag menegaskan bahwa inti ajaran semua agama adalah cinta.

Pekan lalu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kemenag Dr Sahiron, sudah mendistribusikan dokumen implementasi imbauan menteri guna membentuk pusat riset ekoteologia, kurikulum cinta, dan pemberdayaan UKMM berbasis keumatan. Dokumen tersebut teregister dengan Nomor: B-559/DJ.I/Dt.I.III/PP.00.9/09/2025.

Persiapan dan Penantian Peraturan Menteri Agama

Rektor UIN Palopo Prof Abbas Langaji, Rektor IAIN Langsa NAD Prof H Ismail Fahmi Nasution, dan Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar Prof H Andi Aderus mengkonfirmasikan rencana ini. Mereka menyatakan bahwa pusat riset sedang dipersiapkan, terutama bagi institusi yang baru berubah status dari IAIN ke UIN.

“Pusat riset sementara kami persiapkan, apalagi kami baru dua bulan berubah status dari IAIN ke UIN,” ujar Prof Abbas, Minggu (5/10/2025) usai mendampingi Menag menerima gelar adat di Kadatuan Luwu di Palopo.

Prof Fahmi Nasution dan Prof Andi Aderus juga menyebut bahwa pihaknya kini tengah menunggu terbitnya peraturan menteri agama (PMA). “Susunan Organisasi dan Tata Kelola akan dibuka di bawah dan menjadi bagian dari Lembaga Penelitian,” ujar Fahmi di Makassar.


unnamed Menteri Agama: Kurikulum Cinta dan Pusat Riset Ekoteologi Diusulkan di 61 UIN, IAIN, dan STAIN

Leave a Reply