60 Siswa Jakarta Terganggu Kesehatan Akibat MBG
Kasus Keracunan MBG di DKI Jakarta: Penyebab dan Tindakan yang Diambil
Sejumlah siswa di DKI Jakarta mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG). Dinas Kesehatan DKI mencatat sebanyak 60 siswa dari 10 sekolah terkena dampak kasus ini, dengan gejala seperti mual hingga muntah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait kualitas dan prosedur distribusi makanan tersebut.
Tidak Memerlukan Penanganan Medis yang Rumit
Dinkes DKI Jakarta menegaskan bahwa sebagian besar kasus tidak memerlukan penanganan medis menggunakan peralatan kesehatan. “Kejadian, kalau di Jakarta ada di 10 lokasi, tetapi sebenarnya siswa yang terdampak, yang sampai memerlukan peralatan kesehatan tidak terlalu banyak. Ada Sekitar 60-an dari seluruh lokasi,” kata Ani Ruspitawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Bakteri sebagai Penyebab Utama
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa bakteri menjadi penyebab utama dari keracunan ini. Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyebut temuan ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan yang sebelumnya mengungkapkan bakteri sebagai faktor utama pemicu keracunan makanan.
Salah satu kasus menonjol terjadi di SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, di mana 20 siswa mengalami mual, pusing, dan muntah.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Distribusi Kurang Dilaksanakan
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI menemukan adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menjalankan SOP distribusi sesuai aturan Badan Gizi Nasional (BGN). Padahal SOP sudah tersedia dan jelas, namun pelaksanaannya di lapangan masih lemah.
Untuk mencegah kasus serupa, Dinas KPKP kini melakukan pemeriksaan laboratorium dua kali seminggu di setiap kota administratif.
“Sebenarnya kalau SOP sudah ada dari BGN, sudah jelas. Tetapi ketika kita melakukan monitoring, ternyata SOP tersebut kurang dilaksanakan dengan baik,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok.
Tindakan yang Dilakukan untuk Mencegah Kembali Terjadinya Kasus Serupa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa SOP yang telah ditetapkan cukup jelas, tetapi implementasinya di lapangan masih kurang maksimal. Untuk itu, pihak berwenang sedang memperketat pengawasan dan evaluasi terhadap SPPG yang terlibat dalam program MBG.
Selain itu, BGN akan melakukan evaluasi terhadap SPPG guna memastikan prosedur distribusi makanan dapat diterapkan secara efektif dan aman.
Tanggapan dari Dinas Kesehatan Bekasi
Di luar DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Bekasi juga melaporkan adanya 12 siswa yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya terjadi di Ibu Kota, tetapi juga bisa menjangkau wilayah lain.
Kesimpulan
Kasus keracunan MBG di DKI Jakarta menunjukkan pentingnya pengawasan dan penerapan standar operasional yang tepat dalam distribusi makanan. Meskipun hasil laboratorium menunjukkan bahwa bakteri menjadi penyebab utama, perlu adanya tindakan preventif dan evaluasi berkala untuk memastikan keamanan makanan yang diberikan kepada siswa.
- Gubernur Soludo memperkuat 8.300 pemuda Anambra dengan N3,5 miliar - October 14, 2025
- Ringkasan Materi Bab 4 Akidah Akhlak Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka: Keindahan Bersikap Jujur - October 14, 2025
- Dialog Sekolah Rakyat Jabotabek, Gus Ipul: Perkembangan Sangat Menggembirakan - October 14, 2025
Leave a Reply