Fakta Cesium-137 di Cikande Bogor: Sumber, Dampak, dan Solusi
Temuan Zat Radioaktif Cesium-137 di Cikande, Kabupaten Bogor
Publik kembali dihebohkan dengan temuan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di wilayah Cikande, Kabupaten Bogor. Temuan ini langsung memicu perhatian otoritas lingkungan dan kesehatan karena Cs-137 dikenal sebagai salah satu isotop radioaktif berbahaya yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Apa Itu Cesium-137?
Cesium-137 (Cs-137) merupakan isotop radioaktif hasil sampingan reaksi fisi nuklir, baik dari proses di reaktor nuklir maupun ledakan bom atom. Zat ini tidak ditemukan secara alami di lingkungan — keberadaannya hampir selalu berkaitan dengan aktivitas manusia, seperti kecelakaan nuklir, pengolahan limbah industri, atau penggunaan peralatan medis dan industri tertentu.
Cs-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun, artinya butuh waktu puluhan tahun agar daya radioaktifnya berkurang secara signifikan. Hal ini yang membuat keberadaannya di lingkungan menjadi masalah serius, karena dapat memancarkan radiasi dalam jangka panjang.
Penggunaan Cs-137 dalam Dunia Industri dan Medis
Dalam jumlah kecil, Cs-137 digunakan untuk kalibrasi alat deteksi radiasi seperti Geiger-Mueller counter. Namun dalam jumlah besar, penggunaannya lebih luas, antara lain:
- Perangkat terapi radiasi medis untuk pengobatan kanker.
- Sterilisasi peralatan medis melalui radiasi.
- Alat pengukur industri, misalnya untuk mendeteksi aliran cairan dalam pipa.
- Pengukur ketebalan bahan, seperti kertas, film fotografi, atau lembaran logam.
Penggunaan Cs-137 harus melalui izin ketat dan pengawasan khusus karena sifat radioaktifnya.
Dampak Kesehatan: Bisa Picu Kanker
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), paparan Cs-137 dalam jumlah besar dapat sangat berbahaya. Paparan eksternal terhadap radiasi gamma berenergi tinggi dari Cs-137 dapat menyebabkan luka bakar radiasi, penyakit radiasi akut, bahkan kematian dalam kasus ekstrem.
Paparan internal terjadi jika zat ini terhirup atau tertelan. Cs-137 yang masuk ke tubuh akan terdistribusi ke jaringan lunak, terutama otot, sehingga jaringan tersebut terus terpapar radiasi beta dan gamma. Dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan risiko kanker, seperti:
- Leukemia akibat kerusakan sumsum tulang tempat sel darah diproduksi.
- Kanker tiroid, meskipun lebih sering dipicu I-131, Cs-137 juga memberi kontribusi radiasi ke kelenjar tiroid.
- Kanker padat, seperti kanker paru, hati, ginjal, dan saluran pencernaan — tergantung pada rute paparan.
Respons Pemerintah dan Prosedur Penanganan
Temuan Cs-137 di Cikande, Bogor, kini tengah ditangani oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan instansi terkait. Area sekitar lokasi segera diamankan untuk mencegah paparan masyarakat. Tim teknis juga melakukan pemetaan radiasi dan memastikan tidak ada kontaminasi meluas ke pemukiman warga.
Langkah-langkah seperti pengambilan sampel tanah, air, dan udara dilakukan untuk menganalisis sejauh mana dampak kontaminasi. BAPETEN juga akan menelusuri sumber Cs-137 tersebut, apakah berasal dari peralatan industri, medis, atau limbah ilegal.
Perlu Kewaspadaan, Bukan Kepanikan
Meski Cs-137 tergolong berbahaya, para ahli mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dan mengikuti arahan resmi. Selama lokasi telah diamankan dan radiasi tidak menyebar ke area pemukiman, risiko paparan langsung dapat ditekan.
Pemerintah daerah bersama BAPETEN akan memberikan informasi berkala terkait perkembangan temuan ini. Warga sekitar juga diminta segera melapor jika menemukan benda mencurigakan atau mengalami gejala kesehatan yang tidak biasa.
- Fakta Cesium-137 di Cikande Bogor: Sumber, Dampak, dan Solusi - October 8, 2025
- Ibu Janet Asare ditunjuk sebagai Manajer NHIS Wilayah Sementara untuk Nkwanta Selatan - October 8, 2025
- 25 Ilmuwan Perempuan Indonesia Masuk Daftar Top Dunia 2025 - October 8, 2025
Leave a Reply