Pemprov Sumut Siagakan Dokter di Lokasi Bencana

Penanganan Kesehatan Korban Bencana di Sumatera Utara

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Kesehatan terus berupaya memberikan layanan kesehatan bagi korban bencana banjir, longsor, dan banjir bandang yang terjadi sejak 26 November 2025. Berbagai posko dan titik pengungsian telah disiapkan untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan pelayanan medis yang memadai.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Hamid Rizal Lubis, dalam sebuah pertemuan pers yang dilaksanakan di Kantor Gubernur Sumut. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, Dinkes Sumut telah menangani 1.890 korban luka ringan dan 94 korban luka berat di wilayah seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Langkat. Selain itu, petugas kesehatan juga aktif berada di posko-posko pengungsian untuk memberikan layanan langsung kepada warga.

Berdasarkan data sementara, sebanyak 41.950 warga mengungsi akibat bencana tersebut. Selain itu, tercatat 167 orang masih hilang dan 313 orang meninggal dunia. Hamid menyatakan bahwa sejak awal bencana terjadi, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota terdampak untuk melakukan upaya penanganan kesehatan di lokasi bencana.

Kerja sama dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Regional Sumatera juga dilakukan untuk memperkuat upaya penanganan kesehatan. Di wilayah Tapteng dan Sibolga, tim medis sempat tertahan di Tapsel karena akses jalan yang terputus. Akibatnya, tim akhirnya memberikan pelayanan di kawasan terdampak Kabupaten Tapsel, khususnya di Batangtoru.

“Kita turunkan dokter, perawat, tenaga farmasi, kesehatan lingkungan, dan surveilans. Besoknya (27/11), kita tempatkan 3 dokter, 3 perawat, dan 2 petugas surveilans untuk membantu pelayanan kesehatan di sana,” ujar Hamid.

Di Kabupaten Langkat, Dinkes Sumut juga menurunkan tim medis lengkap dan melakukan rotasi petugas antar kecamatan agar pelayanan kesehatan tetap optimal. Upaya ini dilakukan bersamaan dengan kolaborasi pemerintah kabupaten, pemerintah pusat, dan berbagai pihak dalam penanganan bencana.

Baca Juga  Lirik Lagu Ajari Aku - Smarai, Ajari Aku Jadi Seperti Itu

Fase Pasca-Bencana dan Permasalahan Kesehatan

Hamid menjelaskan bahwa pada fase pasca-bencana akan muncul berbagai permasalahan kesehatan. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting agar penyakit dapat ditangani sedini mungkin.

Dinkes Sumut mencatat adanya 18 rumah sakit, 19 puskesmas pembantu, 25 puskesmas, dan sejumlah poskesdes yang terdampak banjir dan longsor. Sebagian dari mereka tidak dapat beroperasi karena terendam air setinggi pinggang orang dewasa.

Untuk menjangkau wilayah terisolir, Pemprov Sumut mendapat bantuan dari relawan berbagai provinsi, komunitas, serta organisasi masyarakat. “Kami arahkan seluruh relawan agar berkoordinasi dengan dinkes kabupaten,” ujar Hamid.

Menurut Hamid, beberapa penyakit berpotensi menjangkiti warga pasca-bencana seperti gangguan kulit, diare, ISPA, dan demam. Karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota segera menginventarisasi kebutuhan obat-obatan dan bahan medis habis pakai.

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Kami juga minta dinkes kabupaten/kota mendata sarana dan prasarana kesehatan yang terdampak untuk kita kompilasikan dan laporkan ke pusat,” jelasnya.

Hamid berharap, seluruh upaya lintas sektor ini dapat memastikan pelayanan kesehatan bagi korban bencana di Sumut berlangsung optimal hingga kondisi masyarakat kembali pulih.


unnamed Pemprov Sumut Siagakan Dokter di Lokasi Bencana