Kemenkes Jamin Ketersediaan Dokter Saat Bencana Sumatra
Bisakimia,
JAKARTA – Kementerian Kesehatan telah memastikan bahwa kebutuhan dokter di daerah-daerah yang terdampak bencana di Sumatra sudah terpenuhi.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Sumarjaya, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi langsung dan mencatat kebutuhan dokter di tiga provinsi yang terkena dampak bencana.
Hingga saat ini, tercatat ada 731 korban meninggal dunia, 543 korban luka berat, serta masih ada ancaman dari penyakit menular yang bisa muncul dalam kondisi bencana seperti flu, diare, hingga leptospirosis.
“Kalau tenaga medis, dari segi kedaruratannya, dengan jumlah 543 kasus itu saya tidak melihat kegawatannya. Jadi kita sekarang fokus pada dampak akibat bencana. Tapi data kebutuhannya tetap ada,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Menurutnya, berdasarkan permintaan dari 5 kabupaten, yaitu Aceh Tamiang, Aceh Utara, Langsa, Aceh Tengah, dan Bener Meriah, dibutuhkan dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, bedah ortopedi, pneumonologi dan kedokteran respirasi, obgyn, anastesi, dokter umum, serta apoteker masing-masing 1 orang.
Untuk fasilitas kesehatan darurat dan puskesmas, Kemenkes mencatat kebutuhan dokter umum sebanyak 34 orang, kemudian perawat sebanyak 17 orang, dan lain-lain seperti bidan, petugas farmasi, dan driver ambulans untuk 13 kabupaten/kota di Aceh.
Di Sumatra Utara juga tercatat membutuhkan tambahan, khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah untuk dokter bedah dan umum.
“Tapi intinya kami butuh sebanyak-banyaknya, karena akan ada kelelahan sehingga harus bergantian. Selain itu juga perlu menghadirkan ahli elektromedis, untuk mengidentifikasi apakah alat-alat yang terdampak masih bisa digunakan kembali atau tidak. Kami akan kirimkan tenaga untuk mengecek alat-alat yang mungkin bisa difungsikan kembali, karena cukup mahal kalau harus diadakan kembali,” paparnya.
Namun, terkait dengan kebutuhan dokter, Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah banyak dokter yang berinisiatif pribadi berangkat dengan biaya sendiri untuk mengulurkan bantuan.
“Kemarin waktu kami berangkat, kami bertemu dari Unhas, mengirim 16 dokter spesialis, 4 ortopedi, sudah senior semua, ada internis, spesialis anak, obgyn juga ada. Mereka biayai semua sendiri, saya terharu. UI dan RSCM juga memberangkatkan puluhan dokter,” ungkapnya.
Benjamin mengungkap bahwa Sumatra, terutama tiga provinsi terdampak juga menjadi penghasil dokter dengan jumlah yang cukup banyak.
“Jadi ada alumni misalnya di wilayah Pidie Jaya, dia telfon kakak kelasnya, lalu dokter-dokter itu berangkat sendiri pakai biaya sendiri, nggak pakai koordinasi, sehingga yang ini belum tercatat jumlahnya oleh kami,” kata Benjamin.
Kebutuhan Dokter di Daerah Terdampak Bencana
Berikut adalah daftar kebutuhan dokter di beberapa kabupaten dan kota yang terdampak bencana:
- Aceh Tamiang, Aceh Utara, Langsa, Aceh Tengah, dan Bener Meriah memerlukan:
- Dokter spesialis penyakit dalam
- Dokter anak
- Bedah ortopedi
- Pneumonologi dan kedokteran respirasi
- Obgyn
- Anastesi
- Dokter umum
Apoteker
Di Aceh, kebutuhan dokter umum sebanyak 34 orang, perawat 17 orang, serta tenaga lain seperti bidan, petugas farmasi, dan driver ambulans.
Di Sumatra Utara, khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah, dibutuhkan tambahan dokter bedah dan umum.
Inisiatif Dokter Pribadi untuk Bantuan
Selain upaya pemerintah, banyak dokter yang secara mandiri berangkat ke daerah terdampak dengan biaya sendiri. Contohnya:
- Universitas Hasanuddin (Unhas) mengirimkan 16 dokter spesialis, termasuk 4 ortopedi, yang semuanya merupakan dokter senior.
- Universitas Indonesia (UI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) juga memberangkatkan puluhan dokter.
Beberapa alumni dokter dari wilayah Pidie Jaya bahkan menghubungi teman sejawatnya dan berangkat sendiri tanpa koordinasi resmi, sehingga jumlahnya belum tercatat secara lengkap oleh Kementerian Kesehatan.
Pentingnya Koordinasi dan Penyediaan Alat Kesehatan
Sumarjaya menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan masyarakat dalam penanganan bencana. Ia juga menyampaikan bahwa alat kesehatan yang terdampak perlu diperiksa ulang untuk memastikan bisa digunakan kembali, mengingat biaya pengadaan ulang cukup besar.
Dengan adanya inisiatif dari masyarakat dan dokter-dokter profesional, harapan besar diarahkan agar kondisi di daerah terdampak dapat segera pulih dan stabil.
- 100 Soal TPS UTBK 2026 dan Pembahasan Lengkap - December 27, 2025
- Pemutusan hubungan kerja pemerintah terkait biaya perawatan kesehatan, dan membuat kehidupan terjangkau | Opini - December 27, 2025
- Kemenkes Jamin Ketersediaan Dokter Saat Bencana Sumatra - December 27, 2025




Leave a Reply